Salah

Perasaan bersalah terkadang terasa begitu menyiksa, bagiku. Berulang meminta maaf pun kadang masih terasa tidak nyamannya. Membuat orang lain marah karena kesalahanku adalah hal yang buatku pribadi sangat menyakitkan.

Memang salahku. Tapi apa mungkin kejadian yang sudah berlalu berperan banyak juga ya dalam kondisi emosional aku sekarang? Aku pernah mengalami bagaimana berada dalam suasana hati merasa bersalah yang sangat dalam. Jadi mungkin saja dengan kini sedikit tersentuh saja dengan rasa bersalah maka yang timbul adalah kebangkitan kembali rasa bersalah mendalam yang sebelumnya. Memang kejadiannya tidak terkait sama sekali. Tapi judul besar emosinya sama:  rasa bersalah.

Dan parahnya lagi rasa bersalah ini membuaku menjadi tidak nyaman dengan diri sendiri. Membuatku marah dengan diriku sendiri. Dan berakhir dengan rasa  putus asa dengan diri sendiri.

Apa penyakit ini sudah cukup gawat ya?

Tapi aku pikir,  akan banyak orang di luaran sana dengan kasus emosi serupa bahkan banyak juga yang lebih parah... Bagaimana mereka menyikapinya ya?

Bagaimana cara menghilangkannya ya?

Kadang takut sekali kondisi seperti ini berpengaruh lebih jauh dan membuat semakin banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan keberadaanku.

Jika perasaan seperti ini sudah hadir, aku merasa sudah terlalu terlambat memperbaik sikap yang akhirnya justru malah membuatku hanya menghabiskan hari dengan ketidakproduktifan yang menyebalkan.

Malas gerak, hati tidak tenang, benci diri sendiri,  kerjaan tidak ada yang selesai.

Ya ampuun Nusaibah, kau mau mati dan diam terus dengan kondisi ini?

Bangkit lah. Sebenci apapun kau pada dirimu sendiri, dirimu masih selalu punya kesempatan untuk memperbaiki diri. Tidak pernah ada kata terlambat untuk sebuah kebaikan, kan? Ayo mulai lagi, rasa bersalah tidak usah mengakar menjadi rasa putus asa, kan?

Lagi pula,  kurasa, putus asa tidak akan menghilangkan perasaan bersalahnya, hanya semakin membuatnya semakin besar dan kau terpuruk dalam lagi.

Kau masih mau bangkit kan? AYO!

Komentar

  1. bisa merasa dan menarik makna, allhamdulillah, barakallahu fiik teh nunu

    BalasHapus
  2. Waiyyaki teh Lala

    Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca blog ini dan bersedia meninggalkan jejak dalam komentar,semoga bermanfaat ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..