Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Tahanan

Gambar
Kau izinkan orang lain mengobrak-abrik ketenangan hatimu. Kau berikan komentar negatif atas setiap peristiwa. Kau benci semua hal yang tak sesuai dengan inginmu. Kau biarkan nyinyir dalam hatimu semakin membara. Memang apa yang kau inginkan? Kau kerdilkan caramu merasa, caramu berpikir pun caramu memakna. Ingin kau simpan gerammu dalam sekam, mematikannya. Padahal kau beri ia ruang untuk membesar sesukanya. Meledak di waktu yang tak pernah kau kira-kira. Jiwa.. Jiwa.. Jiwa.. Hai kau jiwa….. Aku tanya Kau mau apa? Berhenti Menyakiti diri Kau pantas bahagia Kau pantas lega -dan dalam diam aku akan menjadi seseorang yang berteriak paling nyaring. Benci, enyahlah kau dariku. Kalut, aku enggan bermain lagi denganmu. Marah, bisakah kau berdamai denganku? Menerima setiap keadaan meski buntu. Kau tahan Lalu kau menjadi tertahan Kau mampu menahan Tapi dalam jeritan Jiwa.. Jiwa.. Jiwa.. Hai kau jiwa… Kini, belajarlah Aku pernah mengenalmu dalam sosok yang berdada tad

Kau Apakan Generasi Setelahmu?

Gambar
Adalah hak mereka, anak-anakmu, generasi setelahmu, mendapatkan pendidikan terbaik dari tangan-tanganmu sendiri. Apakah kau tidak takut meninggalkan mereka dalam keadaan lemah? Tanpa kemampuan,  tanpa kekuatan,  bahkan tanpa menyadari kebutuhannya akan hal yang jauh lebih penting dari nafas, ia bernama KEIMANAN. {وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا} "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." QS. AnNisa:9 Apa yang sudah kau tinggalkan untuk generasi setelahmu? Apakah sudah kau tinggalkan jejak-jejak teladan berupa taqwa dalam hati-hati mereka? Jangan buat generasi setelahmu seperti anak yang kehilangan induk. Tidak mengerti mengapa mer

Mengertilah

Gambar
"Janganlah engkau putus asa karena tertundanya pemberian, padahal engkau telah mengulang-ulang do'a. Allaah menjamin pengabulan do'a sesuai dengan apa yang Dia pilih untukmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri. Dan pada saat yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan." -Ibnu Athaillah- Dan lagi, kita belajar untuk terus berprasangka baik kepada-Nya. Bahwa tertundanya harap dan pinta, bukanlah bentuk pengabaian atas tiap butir do'a. Ada hal di luar nalar kita, yang tengah Dia persiapkan dan kelak kado terindah itu Dia berikan. Hingga tiba hari dimana kitapun akan berkata, "Alhamdulillaah. Yaa Robb, begitu indah skenario yang Engkau goreskan dalam kanvas hidupku." -dari broadcast massage BBM yang kudapat siang ini. Kau seharusnya sudah memahami. Hakikat sebenarnya dari doa. Jawabannya akan selalu sesuai inginNya, bukan inginmu. Kau bilang kau percaya, tapi kau baru setengah percaya. Belum mampu menyerahkan kepercayaanmu sep

Tentang -Kebaikan Sang Waktu dan Kebahagiaan-

Gambar
Mungkin akan ada iri kala melihat sikap sang waktu Berbaik hati pada sebagian Dan tidak kepada sebagian lainnya Mungkin akan terbersit kata seandainya.. Setiap melihat bahagia Kadang mampir pada sebagian Dan tidak kepada sebagian lainnya Sempitlah hati jika menilai begitu Membatasi kebaikan waktu hanya pada kutip kata 'bahagia' Pun menggarisi kata bahagia hanya pada kata 'seandainya' Hanya puas menilai dari yang tersurat lupa pada segala yang tersirat Tentang -Kebaikan sang waktu dan kebahagiaan- Menatap dengan lekat Menarik makna tak sekedar yang tampak Mestinya kau tahu: Kau juga memilikinya Dalam putaran detikmu kini Kau hanya perlu menyadari Dia selalu bersamamu Tapi.. Kau jangan tutup matamu

Book Review: BE a GREAT MUSLIMAH Syar'i, Berprestasi Menginspirasi

Gambar
Judul buku         : BE a GREAT MUSLIMAH Syar'i, Berprestasi, Menginspirasi Penulis               : Febrianti Almeera Penerbit             : Penerbit Mizania PT Mizan Pustaka Cetakan             :Cetakan I, Februari 2013 / Rabi' Al-Awwal 1434 H Jumlah hlm        : 189 hal + 1 keping CD berisi 4 lagu yang dinyanyikan oleh penulis buku ini Jumlah bab        : 5 Bab Ok bismillah. malam ini saya mau tulis review saya tentang sebuah buku yang pas banget ngena di hati saya. Saat baca buku ini berulang kali di kepala saya muncul kata demi kata ini; "Yap! tepat!" "Relevan!" Saya baca buku ini sambil setel VCDnya di laptop saya.  Dan air mata saya ga berhenti mengalir saat saya dengar lagu-lagu di dalam songbook ini. Sangat mengena di hati. Saya pribadi memang bukan muslimah hijrah. Sejak kecil saya sudah berada di dalam keluarga yang notabene islami dan agamis. Karena kedua orang tua saya orang paham agama. Yang mau tak mau saya sebagai anaknya pun t

Lombok

Perjalanan… selalu punya makna lebih dari sekedar keberangkatan lalu kembali pulang. Tapi makna di dalamnya. Ikatan-ikatan persaudaran yang terjalin juga simpul-simpul noda hati yang terurai. Aku selalu suka perjalanan. Perjalanan kali ini membawaku melangkah menuju Indonesia bagian tengah: Lombok. Pulau Seribu Masjid. Perbedaan waktu satu jam lebih cepat dari tempat tinggalku di bagian barat  Indonesia. Dari awal keberangkatan, aku sudah terkagum dengan lautan awan yang meluas di luar jendela Lion yang membawaku terbang. Luas, tenang, putih. Aku semakin menyadari, dari atas, semakin atas, semua semakin terlihat kecil. Rupanya begini langit luas yang selalu aku pandangi dari bawah sana saat aku sedang berusaha meluaskan hati, menganggap luasnya hatiku seperti luasnya langit. Dari dekat pun langit dan gumpalan awan beraraknya tetap terlihat indah. Dari jauh saja menatapnya sudah menggetarkan hati, dan ternyata menatapnya lebih dekat, jauh lebih indah lagi. Siang itu, di dalam pesa

Tanjung Pinang dan Putri Cahaya

Gambar
Ini tepat hari ke-7 ku di pulau orang. Jauh dari pulau Jawa. Bukan untuk melancong. Tapi untuk terus melangkah maju. Memperbaiki diri. Menjadi manfaat. Memnghasilkan karya. Memberdayakan potensi. Dan berusah terus menjadi hamba yang mencintai dan dicintai oleh Allah. Tanjung Pinang. Ini nama kota yang kusinggahi dan akan aku tinggali dalam waktu yang tidak sebentar. Keputusan besar yang awal mulanya,  mungkin aku putuskan karena berbagai tekanan kehidupan yang aku rasakan. Tapi,  rupa-rupa tekanan hidup memang tak akan pernah tak sesuai dengan yang kita butuhkan, karena kesemuaannya tak luput dari perencanaan Allah yang telah mengaturnya sedemikian sempurna. Mungkin memang tekanan demi tekanan itu dihadirkan agar aku melambung melewati awan meski dengan mata basah dan dada resah agar sampai di tempat kuberpijak saat ini. Tidak ada yang kebetulan. Itu yang selalu aku yakini. Pun keberadaanku yang saat ini berkilo-kilo meter jauhnya dari keluarga sedarahku. Aku tak pernah menyesali tia