Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Komunikasi Produktif Hari 10

LDR. Sehari dua hari ditinggal suami pergi ke luar kota. Tantangannya adalah tetap berkomunikasi dalam kesibukannya. Dan so far so good. Aku menemukan cara paling bisa menjaganya adalah dengan menjaga Allah di hati, dan menjaga ketaatan kepadaNya. Dan Allah yang akan menjagakannya. Dan perhatian-perhatian kecil darinya, menjadi bumbu-bumbu tersendiri.

Komunikasi Produktif Hari 9

Pak Suami akhirnya minta maaf atas kejadian malam hari yang buat aku baper. "Kalau lagi cape, omongan kadang memang ga terkontrol ya." katanya. "Iya, sama. Aku juga mohon maaf atas kebaperan aku ya." Sepanjang hari kita bahas tentang scale up . "Kita harus makin produktif nih. Nambah ilmu. Nambah manfaat. Temenin aku ya." "Sama-sama say. Kita saling temanin ya . "

Komunikasi Produktif Hari 8

Memulai komunikasi dengan diri sendiri terlebih dahulu Suka nyadar ga? Allah, kalau mau memvalidasi kata-kata kita itu pakai cara kilat banget? Buat yang berusaha peka, mesti deh menyadari ini. "Perasaan baru tadi deh ngomong, kok langsung gini ya ujian validasi kata-katanya?" Nah, ini nih... Ga akan deh kita ini dibiarkan sama Allah, cuma sekedar ngomong tanpa diuji omongannya. Maka mestilah pintar-pintar mawas diri. Seperti yang terjadi hari ini. Tadi sore, saya baru aja bilang sama diri saya sendiri: 👉 Sisa seberapa banyak lagikah waktumu untuk bisa memberikan yang terbaik di hidupmu dalam mempersiapkan perjumpaan terindah dengan Cinta yang paling kau tunggu-tunggu? Dan lihatlah, apa yang yang kau lakukan saat ini? Pembuktianmu sudah sejauh mana? 👈 Taps... Ujiannya hadir langsung hadir. Suami yang udah pergi dari pagi, baru pulang malam, telat pula, pas dateng ditanyain jawabnya singkat-singkat. Karena lelah. "Kamu ga makan? Tadi bilang mau makan? Aku

Komunikasi Produktif Hari 7

Alhamdulillah sampai di hari ini. Semoga semakin bersemangat mempraktekkan game komunikasi produktif. Dan ternyata cocok sekali dengan metode yanh diajarkan. Komunikasi dengan anak jadi lebih baik dari sebelumnya. Ternyata memang butuh latihan dengan sabar. Konsisten praktek.

Komunikasi Produktif Hari 6

Perjalanan pulang ke Jakarta dari Yogyakarta, kakak Zahrah batuk, dan dia memaksa untuk beli es krim. "Kakak lagi batuk, nanti tambah parah. Kalo kakak sakit Yumi sedih dong." Kakak masih cemberut maksa mau es krim dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Kalau lagi ga ada abi, bisa dijamin dia akan merengek-rengek sambil nangis kejer dan parah. Tapi siang tadi nggak. "Nanti kalau kakak sudah sehat, baru deh boleh lagi makam es krim. Tapi nggak sekarang ya. Supaya kakak sehat, besok kan kakak sekolah. Oke?" "Tapi janji ya?" dia minta janji kelingking lagi. "Ok. Insyaallah." sambut Yumi balas janji kelingging juga.

Komunikasi Produktif Hari 5

Gambar
Kakak kalau sudah punya keinginan maka harus saat itu juga dituruti. Menyiasati, mengkomunikasikan ini agar dia paham bahwa terkadang di siatu saat Uminya sedang melakukan hal lain dan memintanya untuk bersabar agar bisa menunggu sebentar, inilah tantangan lainnya. Berbagai cara sudah dilakukan, teknik komunikasi dengan cara paling lembut sampai agak sedikit menyentak nada suaranya, sudah pernah dilakukan.. Tapi dia tetap saja seperti itu. Gantian sekarang saya yang introspeksi, mungkin memang saya harus bersegera mengiyakan apa yang ia minta. Di usianya yang ke 5 dia adalah raja. Dan ini yang saya masih agak keteteran setiap berusaha memenuhi permintaannya dalam tempo yanh sesingkat-singkatnya. "Kakak, Yumi lagi diemin dede dulu nih lagi nangis, kakak sebentar dulu ya, habis dede tenang, nanti Yumi ambilkan mainannya. Kakak sholihah dan pintar bisa ngerti ya?" Dengan muka cemberut yang belum hilang dari wajahnya dia bersedekap. Bergaya seperti seorang bos kecil. Dan sa

Komunikasi Produktif Hari 4

Satu PR besar saya, bermain bersama anak. Karena ternyata saya belum mampu menjadi teman main yang baik bagi anak saya. Dia masih lebih memilih bermain bersana teman-temannya daripada berada di dekat umi. Mungkin karena umi memBTkan untuk diajak bermain. 😭😭😭 Hari ini jadi pelajaran luar biasa. Karena sepanjang perjalanan di Yogya acara gathering komunitas ini, dia lebih sering tidak terlihat oleh mata saya dibanding terlihat oleh saya, karena memilih untuk mengikuti temannya. Baik saat duduk di mobil maupun saat acara berlangsung. Maka menjelang waktu tidur malam, saya coba bicara padanya... "Kakak suka ya main sama temen-temen kakak?" "Iya.. Seneng banget." "Yumi bolehin kok kakak main sama temen kakak. Tapi lihat waktu ya. Ada waktunya main, ada waktunya istirahat. Nanti kalo kakak mau main sama Yumi juga boleh kok. Main aja. Ajakin Yumi ya mainannya." Terus kita salaman jari kelingking. "Kakak paham kan maksud Yumi?" Dia hanya m

Komunikasi Produktif day 3

Masih di perjalanan. Di praktek hari ketiga ini, saya memahami, ternuata yang dibutuhkan dalam berkomunikasi dengan baik, dengan siapapun. Terutama dalam hal ini, adalah dengan keluarga, yang paling dibutuhkan adalah KETULUSAN. Ini yang paling penting. Karena saat kata-kata yang diucap lisan itu berasal dari hati, maka akan sampai pula kepada hati. Maka mengatakan perkataan yang baik, adalah hal yang haruuuus selalu dibiasakan. Agar komunikasi semakin membaik dari hari ke hari. Agar tidak perlu ada omelan-omelan, karena sadar bahwa anak sedang dalam masa pertumbuhannya, dan dialah peniru ulung... Peng- copy paste terandal. Terutama dari orang tuanya. Hari ini kakak Zahrah, anak 5 tahunku, aku ajak bicara sebelim keluar dari kamar hotel, untuk mengikuti acara gathering komunitas Umi dan Abinya. "Kakak Zahrah Sholihah, sudah besar, cantik, hari ini, kita mau ada acara full seharian. Kakak bisa ya senyum yang cantik? Kalau minta sesuatu dengan baik bisa? Yumi sayaaang sekali

Mempertahankan Kebaikan Saat Sedang Lelah

Gambar
Sejak menjadi ibu, tantangan selanjutnya adalah mempertahankan komunikasi yanh tetap produktif, meski saat kondisi sedang lelah. Dan inilah tantangan itu. Hari ini tepat sedang melakukan perjalanan ke luar kota dengan membawa dua orang anak. Anak-anak saya adalah anak yang aktifnya luar biasa. Anak kedua, berusia 1 tahun 2 bulan yang sedang dalam masa peralihan dari merangkak ke berjalan, membutuhkan tenaga luar biasa untuk mengikuti keinginannya bolak-balik naik tangga, mentitahnya berjalan dengan memegang kedua tangannya. Dan ini yang membuat saya sering akhirnya kelelahan dan menjadi kurang aware untuk menjaga sikap dan perkataan tetap dalam intonasi yang baik, juga bahasa tubuh yang baik, dalam menghadapi segala apapun yang dilakukan oleh anak pertama saya, usianya 5 tahun. Mengendalikan emosi, saat sedang lelah. Juga menjaga komunikasi tetap baik. Saya berusaha tetap mempraktekkan game komunikasi produktif ini. Saat anak pertama saya sedang santai dengan kertas dan pensiln

Memperbaiki Komunikasi dengan Anak

Gambar
Bismillah. Mengikuti program perkuliahan online dari Institut Ibu Profesional kelas Bunda Sayang, di hari pertama materi, tepat sekali sesuai yang saya butuhkan, tentang bagaimana berkomunikasi dengan efektif. Saya punya sedikit tantangan, yaitu berbicara dengan anak yang mulai beranjak besar, usianya memang baru 5 tahun, tapi saya masih sering kebingungan menemukan cara berkomunikasi dengan baik sehingga memicunya dapat bercerita sesuai dengan yang ditanyakan. Baru saya sadari, pertanyaan yang saya ajukan selama ini padanya ternyata rupanya masih lebih banyak berupa 'interogasi' dari pada sebuah pertanyaan. Jadilah saat materi pertama ini saya dapatkan, saya berusaha langsung memperaktekkannya kepada anak saya. Tantangan saya adalah mengendalikan intonasi dan sikap tubuh saya saat berbicara padanya sedang saya dalam kondisi lelah atau sakit atau sedang mengerjakan hal yang lain. Seringnya saya lupa dan mengeluarkan intonasi tinggi dan 'ngomel-ngomel' dengan kecepat