Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Mau Dibawa Lari Ke Mana?

Mau dibawa lari ke mana pun kesumpekan hati tetap akan menjadi sumpek kalau tidak kau muhasabahi apa sebenarnya kebutuhan utama dari hatimu itu  Percuma kau lari ke hutan. Percuma juga kau lari ke pantai. Percuma.. Kalau kebutuhan utamanya justru kau abai terhadapnya. Sampai sini paham?

Apa yang Bisa Membuatmu Tak Nyaman?

Pergantian mood yang tak disangka dari yang semula bersemangat sampai jadi lemas tak berdaya, kadang membingungkan banget ya. Sebab apa? Kok bisa moodnya ter swing semudah itu?  Apa mungkin ada yang seharusnya dilakukan tapi belum dilakukan? Terdiam dan berpikir. Dan rupanya iya. Ada yang terlewat dari yang seharusnya dilakukan. Dan itu adalah hal yang fundamental. Dzikir petangmu apa kabar? Tilawah qur'anmu sudah memenuhi bagianmu hari ini? Muroja'ah hafalan qur'anmu sudahkah hari ini? Itu kuncian yang tak boleh lepas demi kesehatan jiwamu. Ruhiyah pun butuh makanan. Jangan hanya memenuhi makan fisik saja.  Jadi, sebenarnya kau paham kan apa yang membuatmu tak nyaman?  Iya.. Itu adalah apa-apa yang menjadi penghalangmu dari cahaya iman. Yuk bisa yuk istiqomah dalam rangka bersyukur sama Allah. Semangaat. 😊 

Bersihkan Hati

Jangan ragu. Kau sedang dalam perjalananmu membersihkan hati dari segala yang menodainya.  Dalam perjalananmu mungkin akan ada sulit, tak apa, semua akan berlalu akhirnya. Semoga saat waktu berlalu itu kau masih dalam jalanmu, membersihkan hati. Senantiasa. Kalau kau tergoda untuk berhenti. Kembali mengotorinya dengan berbagai prasangka buruk, noda penyakit, kesombongan, ujub, hasad dan lain sebagainya, semoga kau selalu segera tersadar dan berhenti darinya lalu bersegera kembali membersihkannya. Sungguh perjalanan ini teramat panjang. Mengemudi hati pada jalan ketaqwaan. Memeliharanya dari kotoran dan sakit. Dalam perjalanan panjang ini semoga selalu Allah kuatkan ya.  Karena kalau mengandalkan diri sendiri aku tau..betapa lemah dan rapuhnya kita. Biarkan Allah dengan segala keMahaannya yang mensucikan hatimu senantiasa. Agar selalu bersih terjaga. Agar predikat qolbun salim bagi hatimu pantas kau sandang saat kau bertemu denganNya kelak.  Ù„ا حول ولا قوّÙ‡ إلّا باللّÙ‡

Mutiara dari Hadits Arba'in ke 35

 Hadits Al-Arbain An-Nawawiyah #35 عَÙ†ْ Ø£َبِÙŠ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ رَضِÙŠَ اللهُ عَÙ†ْÙ‡ُ، Ù‚َالَ: Ù‚َالَ رَسُولُ اللهِ ï·º: «Ù„اَ تَØ­َاسَدُوا، ÙˆَلاَتَÙ†َاجَØ´ُوا، Ùˆَلاَ تَبَاغَضُوا، Ùˆَلاَ تَدَابَرُوا، Ùˆَلاَ ÙŠَبِعْ بَعْضُÙƒُÙ…ْ عَÙ„َÙ‰ بَÙŠْعِ بَعْضٍ، ÙˆَÙƒُÙˆْÙ†ُوا عِبَادَ اللهِ Ø¥ِخوَاناً. المُسْÙ„ِÙ…ُ Ø£َØ®ُÙˆ المُسْÙ„ِÙ…ِ، لاَ ÙŠَظْÙ„ِÙ…ُÙ‡ُ، Ùˆَلاَ ÙŠَخذُÙ„ُÙ‡ُ، ÙˆَÙ„َا ÙŠَÙƒْØ°ِبُÙ‡ُ، ÙˆَÙ„َايَØ­ْÙ‚ِرُÙ‡ُ. التَّÙ‚ْÙˆَÙ‰ Ù‡َاهُÙ†َا -ÙˆَÙŠُØ´ِÙŠْرُ Ø¥ِÙ„َÙ‰ صَدْرِÙ‡ِ Ø«َلاَØ«َ Ù…َرَّاتٍ- بِØ­َسْبِ امْرِىءٍ Ù…ِÙ†َ الشَّرِّ Ø£َÙ†ْ ÙŠَØ­ْÙ‚ِرَ Ø£َØ®َاهُ المُسْÙ„ِÙ…َ. ÙƒُÙ„ُّ المُسْÙ„ِÙ…ِ عَÙ„َÙ‰ المُسْÙ„ِÙ…ِ Ø­َرَامٌ: دَÙ…ُÙ‡ُ ÙˆَÙ…َالُÙ‡ُ ÙˆَعِرْضُÙ‡ُ» رَÙˆَاهُ Ù…ُسْÙ„ِÙ…ٌ. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak b

3 Kelakuan yang Akan Membuatmu Rugi

Ini diambil dari firman Allah dalam surat Al-Baqoroh di ayat ke 27. 1. Melanggar perjanjian dengan Allah 2. Memutus apa yang seharusnya disambung 3. Membuat kerusakan di bumi Poin 1 ini berkaitan dengan hablum minallah. Poin 2 berkaitan dengan hablum minanaas. Dan poin ke 3 berkaitan hubungan kita dengan alam. Buya Hamka dalam Al-Azhar menjelaskan melanggar perjanjian Allah setelah diteguhkan ini adalah, saat perjanjian kita dengan Allah di alam ruh. Kita pernah berjanji untuk mengakui dan meyakini bahwa Allah adalah Rabb kita. Lalu perjanjian saat kita shalat, dalam setiap bacaan shalat, ada ikrar perjanjian kita dengan Allah di dalamnya. Jika ada perjanjian yang memang telah terlanggar dan tidak terpenuhi, akui, mohon maaf kepada Allah, semoga Allah pun akan mengampuni.  Perjanjian ini, berkaitan juga dengan janji-janji kita dengan manusia. Sedang poin kedua, memutuskan apa yang Allah perintahkan untuk disambung, dari para mufassir, bersepakat yang diputuskan di sini yang dimaksud ad

Berbaik Sangka

Tidak ada yang salah dari berbaik sangka pada sesama orang beriman. Saat mungkin kau merasa diremehkan, kau bisa berbaik sangka padanya yang meremehkan. Dia dengan masalahnya. Kau dengan masalahmu. Mungkin dia sedang kalut hingga berimbas pada sikapnya padamu. Sabar. Dan dalam berbagai kasus apapun yang menimpamu, saat berinteraksi dengan sesama manusia, pilihan berbaik sangka selalu bisa kau ambil. Hatimu butuh akan ketenangan itu. Jangan habiskan waktumu menerka berbagai cerita, kenapa dia begini kenapa dia begitu. Harusnya kan dia begini, hanya kan dia begitu. Kalau semua harus diukur dengan caramu, kau tidak akan belajar caranya bersosialisasi dengan baik. Dengan begini kau akan mengerti, bagaimana seharusnya kau bersikap pada orang lain. Jika dengan cara seperti yang dilakukannya kau tersakiti, berarti jangan lakukan hal yang sama pada orang lain. سلامة الصدر Berlapang dada, adalah tingkatan paling rendah dalam berukhuwah. Semoga kau pun bisa mengaplikasikannya pada hatimu. Hatimu

Hanya Ingin Diam Hari Ini

Gambar
Berdiam sejenak. Sedang tidak ingin bercakap-cakap.  Berjalan sendiri dan menemukan hamparan langit luas dibersamai arakan awan yang membentuk berbagai formasi. Diamku hari ini, memandangi langit juga merasai sepoian angin. Daun-daun hijau yang bergoyang tertiup angin, dalam diamku, terasa begitu tentram.  "Bahagia sekali mereka menjalani perannya." Apa mereka pernah protes diciptakan menjadi daun dari sebatang pohon? Damai sekali mereka.

Tuliskan. Uraikan.

Ini bukan soal essay. Tuliskan dan uraikan. Bukan. Ini soal banyaknya ragam emosi yang belum usai yang kau pendam dalam diam. Tidak kau kisahkan. Tidak pula kau tuliskan.  Kau kehilangan banyak waktu bahkan sekedar untuk menguraikan gelisah. Menuliskan rasa yang biasanya semudah itu kau sampaikan. Mengalir. Tanpa perlu merasa takut dinilai. Tanpa perlu merasa diperhatikan. Tanpa perlu merasa salah. Tuliskan. Itu caramu berkomunikasi dengan kedalaman hati. Uraikan. Agar tentram. Agar akhirnya kau bisa mengerti apa yang sebenarnya kau alami. Apa yang sesungguhnya kau inginkan.  Ada begitu banyak emosi tak bernama. Yang kalau kau biarkan berlalu. Tanpa kau tuliskan. Kau tau, ia belum lagi usai.  Tuliskan. Untuk menyelesaikannya. Tanpa perlu takut salah. Kau hanya perlu bercerita. Mengalir. Tanpa beban.  Sampaikan saja. Tidak akan ada yang menghakimimu.  Tidak ada yang menuntutmu menjadi sempurna.  Kau dengan caramu sudah cukup sempurna. Kau dengan semangat perbaikan dirimu sudah jauh lebi