Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

SoundCloud: Bangkit dan Kekuatan Hati

Listen to Bangkit dan Kekuatan Hati by Nusaibah Az Zahra #np on #SoundCloud  dengar di sini Kau tau rasanya bangkit lagi sesudah terjatuh? Buat kau yang pernah merasakan pasti tahu persis rasanya. Sesudah kau porak-poranda. Sesudah kau tak tahu harus kemana bertumpu dengan: tangan lemah, kaki patah, mata tumpah, otak gemuruh,  tubuh lantak, dada sesak, sakit di setiap gerak. Menyusun kembali serpihan tentang "Kau punya kesempatan." Mengumpulkan lagi puing-puing bahwa "Setiap kau tak berhenti, kau masih bisa" Membangun ulang reruntuhan kepercayaan pada diri, pada orang lain, pada keyakinan, dan terutama pada Penggenggam Jiwa… Tak semudah yang kau pikirkan. Sungguh. Tapi kobaran api yang hampir padam, tertinggal setitik dalam bara yang perlu dikipasi agar kembali menyala. Aku masih ingin bangkit, meski tidak mudah. Aku hanya butuh angin. Ya,  angin… Agar bara hitam yang tersisa, dengan setitik nyala merah itu kembali menyala dengan keberad

SoundCloud "Kontemplasi: Kita dan Gerhana"

Listen to Kontemplasi: Kita dan Gerhana by Nusaibah Az Zahra #np on #SoundCloud  dengar di sini Tulisan ini,  akhirnya dibuat juga soundcloudnya. Iseng awalnya. Tapi semoga bermanfaat ya… "Ibarat matahari dan bulan. Kerinduan mempertemukan keduanya dalam baris yang sama. Menghitamlah sejenak angkasa… Jika pertemuan karena kerinduan itu dilanjutkan, mungkin gelap akan bertahan lebih lama. Jika keduanya enggan beredar lagi, nyaman dengan pertemuannya, mungkin akan binasalah alam semesta. Tapi lihatlah… Ketaatan keduanya pada Allah Sang Maha Pengatur, membuat keberlangsungan sistem di alam semesta terus berlanjut. Meski mungkin, keduanya akan butuh waktu lama lagi untuk berjumpa kembali pada jarak sedekat itu. Tapi ketaatan pada Allah haruslah diatas segalanya. Meredam segala ego. Mari belajar pada ketaatan mereka."

SAAT KAU INGIN, APA YANG SUDAH KAU BERI?

Apa yang kau inginkan? Saat kau sudah tau apa yang kau inginkan apa kau siap menjalaninya dengan menerima segala resiko serta ujiannya? Permintaanmu teramat besar: memohon yang terbaik di dunia dan akhirat, meminta pengampuan atas dosa,  bahkan sampai meminta surga. Memohon mencinta dan dicinta olehNya.. Sudahkah setimpal apa yang kau mintakan dengan apa yang kau berikan padaNya? Memang benar Dia tak butuh diberi,  tapi,  seserius apa kau dengan keinginanmu dan permintaanmu? Memohon sebuah hati yang lembut dan suci, menjadi bejana bumiNya. Menjadi lewatan hantaran kebaikanNya bagi sebanyak mungkin manusia.. Apa sudah setimpal apa yang kau mintakan dengan apa yang kau berikan? Seserius apa kau memintanya? Dalam amal yang masih seadanya,  kau meminta lebih? Dalam niatan yang masih rendah,  kau meminta lebih? Dalam keseriusan yang masih sebatas kata,  kau meminta lebih? Lakukanlah lebih untuk mendapatkan lebih,  jika memang itu yang kau mau. Perbaiki amalmu.  Luruskan niatanmu

Menyusun, Mengumpulkan, Membangun dan Kekuatan Hati

Kau tau rasanya bangkit lagi sesudah terjatuh? Buat kau yang pernah merasakan pasti tahu persis rasanya. Sesudah kau porak-poranda. Sesudah kau tak tahu harus kemana bertumpu dengan: tangan lemah, kaki patah, mata tumpah, otak gemuruh,  tubuh lantak, dada sesak, sakit di setiap gerak. Menyusun kembali serpihan tentang "Kau punya kesempatan." Mengumpulkan lagi puing-puing bahwa "Setiap kau tak berhenti, kau masih bisa" Membangun ulang reruntuhan kepercayaan pada diri, pada orang lain, pada keyakinan, dan terutama pada Penggenggam Jiwa… Tak semudah yang kau pikirkan. Sungguh. Tapi kobaran api yang hampir padam, tertinggal setitik dalam bara yang perlu dikipasi agar kembali menyala. Aku masih ingin bangkit, meski tidak mudah. Aku hanya butuh angin. Ya,  angin… Agar bara hitam yang tersisa, dengan setitik nyala merah itu kembali menyala dengan keberadaannya. Tapi di dalam sini gelap. Pengap. Bernafas pun sulit. Ke mana mencari angin? Yang dulu dengan sang

Aku dan Menulis

Sebenarnya hari ini ada yang sangat lucu (menurutku). Bertahun-tahun aku menulis dengan sangat lancarnya dan tanpa memikirkan apapun. Memangnya apa yang harus dipikirkan saat menulis? Ah, aku ini semakin sadar bahwa aku memang seorang pemikir, dan lebih detailnya lagi, aku adalah seorang pemikir yang rumit. Sekarang ini, di sini, izinkan aku membagikan kisahku dan dunia kepenulisan. Awal mula aku tertarik dengan dunia kepenulisan itu entah sejak kapan pastinya. Yang aku ingat, aku mulai rajin menulis diary dengan tulisan yang awalnya super cupu adalah sejak aku di sekolah menengah. Benar-benar tok hanya untuk menuliskan perasaan, kejadian sehari-hari dan hal-hal yang menurutku menarik untuk dituliskan dalam buku diaryku. Hanya untuk konsumsi pribadi pastinya. Manalah pernah aku akan membiarkan temanku membaca apa pun dari dalam buku diaryku, meski hanya sekedar mengintip saat aku sedang menulis? Aku tidak pernah merasa diriku hebat dalam dunia tulis menulis. Menulis pun tanpa mendap

Biarkan Hari-Hari Bertingkah Semaunya

Gambar

Cinta Tidak Pernah Salah Alamat

Tadi aku membatin. Apa kiranya doa seorang Yusuf AS yang digoda oleh seorang gadis yang begitu menawan. Mengajaknya memadu kasih, mengejarnya lalu membujuknya habis-habisan. Memang benar, dalam kondisi seperti itu, hanya taqwa yang akan mampu menjadi penjaga utama. Mungkin ada lesakan gairah dalam dada Yusuf AS, tapi dia benar lebih cinta pada Rabb-nya. Mungkin ada sentakan ingin dalam dada Yusuf AS, tapi dia benar lebih memilih Rabb-nya. Atas segala kesulitan dan nestapa yang pernah dia terima sebelumnya, mungkin mudah saja baginya mengiyakan ajakan seorang gadis jelita nan berkuasa. Tapi dia menolak segala kenikmatan sesaat untuk kenikmatan yang lebih abadi pada akhirnya. --- Bagaimana kusampaikan padamu bahwa cinta tidak akan pernah datang salah alamat. Tidak akan pernah. Mungkin kita pernah mencela kehadiran sang rasa, menolaknya ada, karena kita berpikir untuk apa ia ada jika kehadirannya malah menjadi beban tanpa guna? Mungkin kita juga pernah menyan

Jika Istrimu Seorang Penghafal Qur'an

Jika Istrimu Seorang Penghafal Qur'an Mungkin dia tidak bertitel sarjana. Tidak merasakan jenjang perkuliahan ilmu pengetahuan dunia.. Tapi al-qur'an yang dia putuskan untuk mencintainya dengan seluruh jiwa raganya itu 'memaksanya' harus menjaga tiap detil hurufnya. Hukum-hukum bacaannya.. Semuanya… tanpa melupakannya sedikitpun.. Dan kau yang memilihnya menjadi istrimu harus tahu ini,  cinta dalam hatinya telah lebih dulu diambil oleh Pemilik ayat demi ayat itu.. Jangan sampai kau memaksanya mencintaimu melebihi kecintaannya kepada Pemilik kalam-kalam suci itu. Kau tidak harus cemburu. Karena kecintaannya pada Pemilik kalam-kalam suci itu,  membuatnya harus mencintaimu dan mentaatimu tanpa bantahan. Kecuali pada hal-hal yang tidak disukai oleh Pemilik kalam-kalam suci yang dijaganya. Mengabdi sepenuh cinta, yang energinya didapat dari Sumber Segala Cinta. Kau tidak harus merasa diduakan. Karena kecintaannya pada Pemilik kalam-kalam suci itu,  mewajibkannya menomo

Terjatuh Untuk Terpantul Lebih Tinggi

Gambar

Mengikat Makna di Curug Panjang

Bismillah... Mengganti riuh kendaraan dan kemacetan juga panasnya ibu kota, dengan semilir angin yang menelusup celah-celah baju, memaksa untuk merapatkan dan mengencangkan jaket, sejuk. Itu kesan pertama saat mobil yang kutumpangi sampai di sebuah vila kawasan Megamendung, Bogor. Hari itu tepat tertanggal 1 November 2014. Komunitas yang kugiati mengadakan sebuah pertemuan dengan nama ELITE LEADERS SUPER CAMP SejutaSEFTer. Pertemuan ini bersyarat. Hanya untuk anggota komunitas yang sudah qualified untuk mengikutinya. Awalnya kupikir pertemuan ini akan sama saja dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. 'hanya' mengulang penyampaian yang sama. Tapi rupanya dua hari acara merubah segala pikiran awalku itu. Banyak sekali manfaat yang aku rasakan dalam pertemuan luar biasa itu. Aku akan menuliskan hal-hal apa saja yang membuatku terkesan di dua hari acara kemarin. Mendokumentasikannya dalam kata, agar pelajaran-pelajaran baiknya dapat juga dirasakan oleh orang yang membaca

Katamu

Sabtu, 1 November 2014 Triliunan detik membawaku berdiri dalam nafas yang masih Allah titipkan padaku pada detik kutuliskan goresan kata ini… goresan yag mewakili segala renungan diri… Aku berdiam di sini, kawan. Tapi kata-kata yang meluncur tulus dari lisanmu yang kuyakini bekerja sama dengan bisik hatimu, telah membawaku mengawang jauh meninggalkan tempatku berdiri saat ini. Kau membawaku ke pinggiran pantai saat senja hari, merasakan semilir angin laut yang menerpa wajahku. Merasakan bulir-bulir pasir di telapak kakiku. Sambil menyimak tiap katamu. Kau membawaku menelusup jauh ke dalam lembaran hidupku sendiri, jauh lebih dalam dari yang terlihat selama ini. Aku menemukan kerlipan cahaya indah di dalam setiap kata yang terlontar darimu. Bahwa aku, kita, adalah anugerah luar biasa yang telah Allah berikan titipan selembar nyawa. Hanya sesadarnya, kita sediri yang menutupi keindahannya lewat segala kelalaian kita. Aduhai… Kelalaian… Kelalaian… Kelalaian… Saat ka

Tentang Penebar Keberkahan

apapun yang kau tampakkan, hatimu akan berbicara lebih keras dari kesemuaan itu. Becarefull of what you feel, it'll show who you are. :) Alhamdulillah, so much thanks to Allah. Yan menggerakkan langkah kaki, gerak hati, kepada kebaikan. Sudah bersyukur atas nikmat kebaikan yang begitu banyak kita terima tiap detiknya? Bersyukurlah! Karena kita sungguh tidak akan pernah bisa menghitungnya. Kemarin, dalam perjalananku sepulang mengajar tahfizh qur'an. Tetiba gerak hati, entah mengapa, terarah untuk memenuhi sebuah undangan dari komunitas Penebar Keberkahan (PeKa) www.penebarkeberkahan.com yang mengadakan sebuah pertemuan bernama Sharing Keberkahan Super. Dan akhirnya aku putuskan untuk menghadirinya. Sepanjang pertemuan, mendengar materi 3 Pilars Power yang disampaikan oleh guru Sonny Sanndy. Aku membatin; subhanallah, rupanya Allah menggerakkanku ke sini karena mau aku mendengar materi luar biasa ini. Beliau mengawali materinya dengan sebuah kisah. "Ternyata metode

Masih Tentang Dia

Allah memberi kita banyak pelajaran, lewat kehidupan yang Allah suguhkan pada masing-masing kita. Dan Allah ga pernah menjanjikan kehidupan akan selalu berjalan mulus sesuai inginnya diri kita pribadi. Seperti juga Allah ga janjikan langit akan selalu biru. Kadang pun ada kelabunya, gelapnya, sekali waktu pun hitam pekat, sampai bergulung-gulung rombongan awan mengerikan, kilat yang bersahutan, angin besar, hujan badai. Ah.. Itulah yang namanya sunnatullah. Mau sedih dan kecewa seperti apapun, akan tetap terjadi. Lalu harus apa? Cukup diterima. Ya, diterima saja. Apa adanya. Dinikmati enaknya maupun ga enaknya. Dan biasanya, saat bisa menerima kondisi yang paling super ga enak yang dirasa sama hati dengan selapang2nya penerimaan, lewat sesungging senyum yang tetap dibagikan sambil berusaha meredam hati setelah tangis deras, disitulah awan cerah akan hadir perlahan tapi pasti. Semakin pandai mengatur hati dalam menerima yang ga enak, perputaran kondisi menuju cerah akan sema

Belajarlah..

Belajarlah untuk tetap tenang dan tidak lantas menyalahkan seseorang karena ketidaktahuannya. Tidakkah kau mengerti? Dia tidak tau, karenanya dia begitu. Mungkin jika dia mengerti, jika mereka mengerti, kau tidak akan disalahsangkai. Jadi tetaplah berdamai dengan hatimu. Jika memang kau tidak salah, janganlah menyalah-nyalahkan dirimu sendiri karena semua orang menganggapmu salah. Ah... Bahkan orang salah yang bertaubat pun Allah ampunkan. Mengapa kau tidak mau memaafkan dia, memaafkan mereka dan memaafkan dirimu sendiri? Jika kau bersama Allah,jangan pernah bersedih. Jangan pernah melemah. Tetaplah menjadi baik dan tebarkanlah kebaikan. Karena Allah dipihakmu... Kau yang selalu ingin mengembalikan semua padaNya, akan selalu menemukan jalan. Hai kau yang selalu menginginkan ridha dari Allah, tidakkah kau menyadari, setiap gerak hati, meski sehalus apapun, setiap desiran keinginan baik, meski setersembunyi apapun.... Allah tahu..... Allah tahu..... Allah tau..... Tetaplah bers

Menuju Cinta

Aku selalu menginginkannya hadir bersama ketaatan. Ketaatanku, juga ketaatannya, pada Allah SWT, Rabb kami. Agar tak ada ego yang merajai, selain sebuah rindu akan kebersamaan dalam menuju jannahNya. Aku selalu menginginkannya bersamaku dalam naungan cinta. Bukan cintaku, bukan cintanya, tapi cinta Rabb kami. Agar cinta tak sekedar dunia, tapi melangit menuju Dia yang abadi. Aku selalu menginginkannya, bersamaku membangun sebuah keluarga. Bukan keluargaku, bukan keluarganya, tapi keluarga dakwah, yang kami bangun untuk Rabb kami. Agar keutuhan keluarga kami tak berbatas waktu, tapi kekal dalam ridha Allah Sang Penggenggam Waktu. Aku selalu menginginkannya dalam kesucian yang terjaga. Dalam batas-batas fitrah yang terjaga. Dalam pandangan-pandangan yang terjaga. Dalam niat-niat bersih yang terjaga. Dalam segala sesuatu yang terjaga. Aku terjaga. Dia terjaga. Sampai janji mitsaqan ghalizha akan menjaga kami terus mengabdi dan berharmoni dalam lingkup cintaNya dan penjagaanN

Membidadarikan Diri

"Membidadarikan Diri" Al Imam Ath Thabrani meriwayatkan sebuah hadits dari Ummu Salamah, bahwa ia Radhiyallahu 'Anha berkata, "Ya Rasulallah, jelaskan padaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli… " Beliau menjawab, "Bidadari yang kulitnya bersih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau bak sayap burung Nasar." Aku (Ummu Salamah) berkata lagi, "Jelaskanlah padaku ya Rasulallah, tentang firmanNya: Laksana mutiara yang tersimpan baik (Al Waqi'ah: 23)..!" Beliau menjawab, "Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tak pernah tersentuh tangan manusia..." Aku bertanya, "Ya Rasulallah, jelaskanlah kepadaku tentang firman Allah: Di dalam surga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik (Ar Rahman: 70)..!" Beliau menjawab, "Akhlaqnya baik dan wajahnya cantik jelita. " Aku bertanya lagi, "jelaskanlah padaku firman Allah: Seakan-akan m

Aku Pernah Meragukan-Mu

Pagi hati hatiku diketuk sebuah tanya… Tentang untuk apa aku punya harapan dan keinginan, jika pada akhirnya semua yang terjadi hanyalah apa yang Allah inginkan. Rasanya sudah tidak ada keinginan lagi untuk berdoa, karena pernah kecewa. Berdoa, dan tidak terwujud. Lalu menjadi takut dan enggan untuk berdoa lagi… Tapi tetiba.. Ayat-ayat itu seolah menggema dalam hatiku. Ada yang membisikkannya lembut menerpa derap hati yang ragu. QS.Yusuf: 87 {وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُون} َ "dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". Mungkin pernah kita berharap dan lalu berdoa, lalu tidak mendapatkan apa yang kita inginkan.. Tapi sesudahnya, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah. Tetaplah berharap dan berdoa. Tetaplah punyai harapan dan berdoa. Terkabul atau tidaknya, itulah jawaban terbaik dari harapan dan

Kontemplasi; Kita dan Gerhana

Ibarat matahari dan bulan. Kerinduan mempertemukan keduanya dalam baris yang sama. Menghitamlah sejenak angkasa… Jika pertemuan karena kerinduan itu dilanjutkan, mungkin gelap akan bertahan lebih lama. Jika keduanya enggan beredar lagi, nyaman dengan pertemuannya, mungkin akan binasalah alam semesta. Tapi lihatlah… Ketaatan keduanya pada Allah Sang Maha Pengatur, membuat keberlangsungan sistem di alam semesta terus berlanjut. Meski mungkin, keduanya akan butuh waktu lama lagi untuk berjumpa kembali pada jarak sedekat itu. Tapi ketaatan pada Allah haruslah diatas segalanya. Meredam segala ego. Mari belajar pada ketaatan mereka.

Merendahlah di HadapanNya

Tidakkah kau ambil kaca, lihat segala kerak salah dan dosa, apa pantas mengharap ada yg menerimamu Karena seharusnya dengan semua itu tidak ada yg akan mau mendekat bahkan sesenti pun padamu Tuhan masih berbaik hati menutupi semuanya Dia masih berbaik hati menutupi segala busukmu Dia masih berlembut hati menyembunyikan korengmu Bersyukurlah pada-Nya Terimalah kondisi ini sebagai teguran untukmu Jangan bermain-main dengan dosa Jangan bermain-main dengan dosa Jangan bermain-main dengan dosa Bertaubatlah Merendahlah... Merendahlah... Merendahlah

Cinta Bersujud di Mihrab Taat

Cinta Bersujud di Mihrab Taat oleh Salim A. Fillah dalam Inspirasi, Rajutan Makna, Sirah. 08/04/2014 Julaibib, begitu dia biasa dipanggil. Sebutan ini sendiri mungkin sudah menunjukkan ciri jasmani serta kedudukannya di antara manusia; kerdil dan rendahan. Julaibib. Nama yang tak biasa dan tak lengkap. Nama ini, tentu bukan dia sendiri yang menghendaki. Tidak pula orangtuanya. Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan yang mana bundanya. Demikian pula orang-orang, semua tak tahu, atau tak mau tahu tentang nasab Julaibib. Tak dikenal pula, termasuk suku apakah dia. Celakanya, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah cacat kemasyarakatan yang tak terampunkan. Julaibib yang tersisih. Tampilan jasmani dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya. Wajahnya yang jelek terkesan sangar. Pendek. Bungkuk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh. Tidur s

Bekerja Untuk Bersyukur

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. QS. Al Qiyamah: 17 إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. QS. Al Qiyamah: 18 ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya. QS. Al Qiyamah: 19 Sesungguhnya, atas tanggungan kamilah penjelasannya... Sudah Allah janjikan, berjarak, kadang cepat kadang lambat, kadang banyak kadang sedikit. Allah berikan penjelasan makna sebenarnya dari ayat-ayatNya, tentang firmanNya yang ada di dalam al-qur'an. Yang memang benar tidak pernah kadaluarsa di pakai di zaman semodern apapun. Berpegang teguh padanya adalah berjalan dengan dituntun pedoman paling utama. Suatu saat membaca QS. Saba ayat 13 اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ Bekerjalah hai keluarga Daud u

Sabar Yang Masih Belum Baik

Khauf dan raja' memenuhi lingkup hati ini. Atas segala sabar yang belum terlalui dengan baik. Sabar yang kadang masih penuh keluhan. Sabar yang tak luput pula dari rangkaian rasa negatif. Sabar yang kerap kali masih sebatas lisan. Juga atas segala syukur yang masih sekenanya. Syukur yang masih penuh tendensi dan rasa tak puas. Syukur yang tak luput pula dari rasa bangga diri. Syukur yang kerap kali tak sampai ke hati. Aku yang seperti ini masih saja mengharapkan kebaikanMu. Aku yang seperti ini masih saja selalu akan butuh kasihMu. Kalau bukan karena Kau Yang Maha Pengampun, aku yang seperti ini mungkin seharusnya sudah hilang karena murkaMu padaku… Maafkan… Maafkan… Maafkanlah aku… Ampuni… Ampuni… Ampunilah aku… Kalau bukan bersandar pada ke-Maha-an-Mu, maka aku tidak punya selainMu.. ‪#‎ruanghatidanpengharapan‬ ‪#‎selftalk‬ ‪#‎doasepenuhhati_yaaRabb‬ >>Untuk kita semua… Ujian tak selalu berupa hal yang menyedihkan atau penuh luka. Tapi juga dala

Caraku Menyikapi Sempitnya Hati

Pernah merasa sesak dalam dada? Sendiri bingung ramai pun enggan? Bergerak payah dan diam pun jengah? Kalau sudah begini, biasanya harus langsung ambil cermin. Berkaca, dan lalu bertanya pada diri sendiri: 'apa yang salah? ' 'apa yang harus diperbaiki? ' Lalu hati akan terus menggumamkan istighfar. Dalam. Panjang. Lama. Terus saja beristighfar sampai rasa sesaknya reda, walaupun terkadang malah terasa tambah sesak. Tapi istighfar itu membawa banyak pencerahan sesudahnya. Karena biasanya dalam kondisi sesak, kita akan mencari sebuah pencerahan. Untuk menghilangkan rasa tidak nyaman tersebut. Semakin sesak biasanya akan semakin mudah menerima segala masukan yang mampir depan mata, terdengar di telinga juga apa yang terlintas dalam hati. Kalau yang diterima masukan positif ya bagus banget. Kalau yang diterima justru masukan negatif? Benar-benar harus berhati-hati saat ada dalam kondisi seperti ini. Minta deh sama Allah untuk ditunjukkan jalan dan memenan

Menjadi Ibu

Menjadi ibu. Mengambil peran memperbaiki generasi mendatang.. Menjadi ibu, menghilangkan ego, menanamkan aqidah yg menyelaras dalam kata dan perilaku anak yang Allah titipkan... Menjadi ibu, menatap sepenuh cinta, mengelus kepala dan punggung setulus hati, penuh doa terbaik... Menjadi ibu di usia muda, tantangan luar biasa, sekaligus pembelajaran mendalam.. Menjadi ibu, belajar dari guru yang luar biasa: anak yg Allah titipkan... *perjalanan menjadi ibu *terimakasih Allah, atas kesempatan ini...

Murnikan

17 September pukul 17:05 · Pertanyaan nyelekit di sore ini @kajiantauhid: Seberapa banyak kelakuan setan yang masih kita lakukan? Entah secuil kesombongan. Entah sebentuk bangga diri. Entah serasa paling baik. Entah setitik marah yang menjadi dendam. Mohon ampun pada Allah… Buang segala penyakit hati. Sudahi segala perilaku yang menyamai setan, dialah sebenar-benarnya musuh. Murnikan ketaatan pada Allah.. Murnikan keesaan Allah…

Bicaralah Padanya

http://adzkiyya.tumblr.com/post/82366693725/bicaralah-padanya

Melaju dalam Kereta Ini

Derap hati itu terasa lagi. Benar, aku dipanggil kembali. Dalam sapa yang hangat. Dalam senyum yang memikat. Kembalilah... Kembalilah... Kembalilah... Deru kereta yang terus melaju ini melengkapi segala derap rasa. Terlempar lagi pada satu kumparan masa. Saat di mana kau masih begitu lekat dalam keseharianku. Kau memanggilku lagi, untuk kembali membersamaimu dalam detik-detikku. Aku mengecewakanmu, kau masih mau menerimaku? Aku mengabaikanmu, kau masih mau bercengkrama denganku? Aku ini... Telah meninggalkanmu... Tapi baiknya kau masih tetap mau memintaku kembali. Bolehkah aku kembali mencintaimu lagi? ...... Suara kereta yang melaju melawan angin menerpa menjawabku. Ya... Kesempatan bagimu untuk kembali selalu terbuka lebar.... Kembalilah... Kembalilah... Kembalilah... Biarkan senyummu dan senyumku pada akhirnya adalah satu. Agar bahagiamu dan bahagiaku juga melekat menyatu. Al-Qur'an pedoman hidupku...

Percikan Sapa

Ini harus segera kuceritakan sebelum waktu memudarkannya tanpa sempat kuabadikan dalam jejak kata-kata. Mungkin Kau sedang kembali menyapaku lewat semua yang terjadi di sekitarku. Lewat bu Imas Tuti yang usianya 57 tahun. Dan sudah 26 tahun mengalami sakit bengkak di kaki kirinya. Aku pun sampai ngeri melihatnya. Duduk pun hanya bisa selonjoran tanpa bisa menekuk kakinya. Aku yang hanya anak kemarin sore yang baru belajar di sebuah training dan ingin memberikan setidaknya sedikit manfaat untuk orang yang butuh bantuanku. Tanpa pikir panjang langsung saja aku terapi ibu tersebut. Tak peduli bagaimanapun hasilnya. Entah sembuh ataupun tidak, aku hanya mengikhtiarkan semampuku. Terapi putaran pertama untuk rasa pegak dan berat di kakinya. Putaran kedua untuk rasa kesemutannya. Putaran ketiga untuk emosi yang dirasakannya, rasa jengkelnya yang dipendam sekian lama, rasa kesalnya, rasa bersalahnya pada seseorang. Putaran keempat untuk kakinya yang tidak bisa dilipat saat duduk. Bahkan s

On The Way Harmoni-Lebak Bulus

Kesibukanku sekarang adalah kesibukan yang memahagiakan. Menjalani hari, menjalani pekerjaan, menjalani amanah, menjalani kesempatan yang masih diberikan, dengan sepenuh hati dan sepenuh cinta. Terhimpit dalam kereta, tetap dengan senyum mengembang di bibir. Terjepit saat antri naik busway, masih dengan hati yang tertawa bahagia. Kepanasan dalam angkot dan terjebak macet, juga tetap dengan dada yang lapang. Karena aku cinta dengan hidupku. Tak peduli lah sakit macam apapun. Karena sepenuhnya hidupku ini anugerah yang luar biasa indah. Menatapi wajah-wajah lelah disekitarku. Mendoakan mereka, semoga takdir baik, rizqi baik segera dan selalu tercurah atas mereka yang terus tanpa lelah berusaha menjemput karunia. Dalam putaran waktu, tetesan keringat dan kelelahan demi secercah harapan atas tercapainya cita. Aku sedang dalam perjalananku menuju sebuah Rumah Sakit di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan. Ada pasienku yang menunggu di sana. Sudah13 hari tepatnya, dia tidak mengenal sekit

Abi

Pagi ini anakku, Zahrah namanya, mengeluarkan kata-kata pertamanya. Di umurnya yang ke-18 bulan. Dan kata-kata pertamanya adalah: "Abi." Dia mengucapkannya dengan ekspresi muka yang lucu dan menggemaskan sekali. Tapi mampu membuat aku terbengong beberapa saat. Bagaimanalah... Dia tidak pernah mengenal sosok abinya, kecuali saat baru lahir dalam keadaan masih bayi merah. Dan sesudahnya hanya sekitar dua atau tiga kali pertemuan dengan abinya. Lalu tak pernah lagi. Herannya, mengapa justru kata 'abi' yang pertama keluar dari mulutnya. Mungkin dia merindukan sosok abi ya... Entahlah... Yang bisa aku pastikan kini, aku kan terus menjaganya, memberikannya yang terbaik. Tentang sosok abi baginya, biar Allah yang aturkan untukku dan dia. Karena aku pun kehilangan sosok abi. Abi yang aku kenal selama ini sudah menghilang, tanpa meninggalkan jejak. Tanpa kabar berita. Abi.... Mendengar kata itu saja sudah mampu membuat jantungku seolah dipaksa berhenti berdetak. Aku k

Hampa

Tenggelam... Menghilang... Saat kutatap kaca, aku melihat sosokku. Tapi, sesadarnya aku tau. Itu bukan aku. Aku yang dulu telah menghilang. Habis. Diterpa badai, lantas hancur. Digilas waktu, lantas tiada. Disentuh angin, lantas jatuh. Ada, tapi tiada. Tiada, tapi ada. Tanpa peran. Tanpa karya. Tanpa tenaga. Hanya kosong. Hanya lebur. Hanya sepi. Kemana saja kau selama ini? Aku pun sampai tak mengenali lagi kau yang kini... Kau siapa? Apa yang akan kau lakukan? Telah lama aku bukanlah aku. Karena tanpa mengukirkan hati dalam kata, juga akal dalam jejak rangkai huruf, adalah hampa... Hampa.... Hampa.... Tanpa makna.... Mulai sekarang. Ikatlah lagi. Dalam kata. Berjanjilah padaku. Kembalilah. Jangan pergi lagi. Jangan menghilang lagi. Teruslah bicara padaku dalam rangkaian kata yang kau tulis. Dan akan menjelma abadi. Pelajaran yang akan tersimpan. Hikmah yang disimpan dalam rekam jejak huruf demi huruf. Agar sirnalah segala hampaku. Agar menjauhlah segala resahku.