Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Kau Ingin Menjadi Seperti Apa Nanti?

Pandangan mata sangat mungkin tertipu. Pandangan hati pun terkadang bisa salah merasa. Lalu apa yang tidak akan pernah salah dan tertipu? Ada yang menjawab ditengah bising: taqwamu pada Allah . Akan tiba suatu hari yang sudah pasti terjadi. Hari ditampakkan segala yang tersembunyi. Hari dimana tak ada lagi tempat sembunyi. Hari yang terasa tidak nyata tapi sungguh kita akan datangi. Saat itu, kau mau jadi seperti apa?  Itu tergantung bagaimana kau posisikan Allah dalam hari-harimu saat ini.  Apakah Dia yang selalu menjadi pusatnya? Apakah Dia yang senantiasa kau inginkan untuk memberi yang terbaik padaNya? Apakah kau sudah bersiap untuk perjumpaan denganNya? Saat lelahnya dunia fana ini begitu menggayutimu.. Cobalah ingat selalu, Allah sedang mengawasimu. Tersenyumlah padaNya sebagai tanda kau ridha pada apa yang telah dijatahkanNya untukmu. Iya ya Allah aku ridha. Ini bagianku. Aku menerimanya sepenuh penerimaan. Karena Kau yang mengaturkannya. Gelisah terbesar kita semoga selalu pada

Bukan

Bukan.. Kecintaan dan kerinduanmu menajadi sahabat Al-Qur'an bukan sesuatu yang harus diakui orang lain. Sebab kau sendiri yang butuh pada perasaan itu. Rasa cinta dan rindumu pada Al-Qur'an adalah anugerah dan rahmat dari Allah Kau yang butuh. Sangat sangat butuh akannya. Jaga rasa yang Allah titipkan itu.  Karena saat rasa itu Allah cabut dari hatimu. Kau yang paling paham bagaimana goncangnya hatimu.  Benar. Bukan.. Bukan untuk dapat pengakuan manusia. Karena kau yang sangat butuh akan rahmat Allah. Jaga rasa itu.

Mau Dibawa Lari Ke Mana?

Mau dibawa lari ke mana pun kesumpekan hati tetap akan menjadi sumpek kalau tidak kau muhasabahi apa sebenarnya kebutuhan utama dari hatimu itu  Percuma kau lari ke hutan. Percuma juga kau lari ke pantai. Percuma.. Kalau kebutuhan utamanya justru kau abai terhadapnya. Sampai sini paham?

Apa yang Bisa Membuatmu Tak Nyaman?

Pergantian mood yang tak disangka dari yang semula bersemangat sampai jadi lemas tak berdaya, kadang membingungkan banget ya. Sebab apa? Kok bisa moodnya ter swing semudah itu?  Apa mungkin ada yang seharusnya dilakukan tapi belum dilakukan? Terdiam dan berpikir. Dan rupanya iya. Ada yang terlewat dari yang seharusnya dilakukan. Dan itu adalah hal yang fundamental. Dzikir petangmu apa kabar? Tilawah qur'anmu sudah memenuhi bagianmu hari ini? Muroja'ah hafalan qur'anmu sudahkah hari ini? Itu kuncian yang tak boleh lepas demi kesehatan jiwamu. Ruhiyah pun butuh makanan. Jangan hanya memenuhi makan fisik saja.  Jadi, sebenarnya kau paham kan apa yang membuatmu tak nyaman?  Iya.. Itu adalah apa-apa yang menjadi penghalangmu dari cahaya iman. Yuk bisa yuk istiqomah dalam rangka bersyukur sama Allah. Semangaat. 😊 

Bersihkan Hati

Jangan ragu. Kau sedang dalam perjalananmu membersihkan hati dari segala yang menodainya.  Dalam perjalananmu mungkin akan ada sulit, tak apa, semua akan berlalu akhirnya. Semoga saat waktu berlalu itu kau masih dalam jalanmu, membersihkan hati. Senantiasa. Kalau kau tergoda untuk berhenti. Kembali mengotorinya dengan berbagai prasangka buruk, noda penyakit, kesombongan, ujub, hasad dan lain sebagainya, semoga kau selalu segera tersadar dan berhenti darinya lalu bersegera kembali membersihkannya. Sungguh perjalanan ini teramat panjang. Mengemudi hati pada jalan ketaqwaan. Memeliharanya dari kotoran dan sakit. Dalam perjalanan panjang ini semoga selalu Allah kuatkan ya.  Karena kalau mengandalkan diri sendiri aku tau..betapa lemah dan rapuhnya kita. Biarkan Allah dengan segala keMahaannya yang mensucikan hatimu senantiasa. Agar selalu bersih terjaga. Agar predikat qolbun salim bagi hatimu pantas kau sandang saat kau bertemu denganNya kelak.  Ù„ا حول ولا قوّÙ‡ إلّا باللّÙ‡

Mutiara dari Hadits Arba'in ke 35

 Hadits Al-Arbain An-Nawawiyah #35 عَÙ†ْ Ø£َبِÙŠ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ رَضِÙŠَ اللهُ عَÙ†ْÙ‡ُ، Ù‚َالَ: Ù‚َالَ رَسُولُ اللهِ ï·º: «Ù„اَ تَØ­َاسَدُوا، ÙˆَلاَتَÙ†َاجَØ´ُوا، Ùˆَلاَ تَبَاغَضُوا، Ùˆَلاَ تَدَابَرُوا، Ùˆَلاَ ÙŠَبِعْ بَعْضُÙƒُÙ…ْ عَÙ„َÙ‰ بَÙŠْعِ بَعْضٍ، ÙˆَÙƒُÙˆْÙ†ُوا عِبَادَ اللهِ Ø¥ِخوَاناً. المُسْÙ„ِÙ…ُ Ø£َØ®ُÙˆ المُسْÙ„ِÙ…ِ، لاَ ÙŠَظْÙ„ِÙ…ُÙ‡ُ، Ùˆَلاَ ÙŠَخذُÙ„ُÙ‡ُ، ÙˆَÙ„َا ÙŠَÙƒْØ°ِبُÙ‡ُ، ÙˆَÙ„َايَØ­ْÙ‚ِرُÙ‡ُ. التَّÙ‚ْÙˆَÙ‰ Ù‡َاهُÙ†َا -ÙˆَÙŠُØ´ِÙŠْرُ Ø¥ِÙ„َÙ‰ صَدْرِÙ‡ِ Ø«َلاَØ«َ Ù…َرَّاتٍ- بِØ­َسْبِ امْرِىءٍ Ù…ِÙ†َ الشَّرِّ Ø£َÙ†ْ ÙŠَØ­ْÙ‚ِرَ Ø£َØ®َاهُ المُسْÙ„ِÙ…َ. ÙƒُÙ„ُّ المُسْÙ„ِÙ…ِ عَÙ„َÙ‰ المُسْÙ„ِÙ…ِ Ø­َرَامٌ: دَÙ…ُÙ‡ُ ÙˆَÙ…َالُÙ‡ُ ÙˆَعِرْضُÙ‡ُ» رَÙˆَاهُ Ù…ُسْÙ„ِÙ…ٌ. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak b

3 Kelakuan yang Akan Membuatmu Rugi

Ini diambil dari firman Allah dalam surat Al-Baqoroh di ayat ke 27. 1. Melanggar perjanjian dengan Allah 2. Memutus apa yang seharusnya disambung 3. Membuat kerusakan di bumi Poin 1 ini berkaitan dengan hablum minallah. Poin 2 berkaitan dengan hablum minanaas. Dan poin ke 3 berkaitan hubungan kita dengan alam. Buya Hamka dalam Al-Azhar menjelaskan melanggar perjanjian Allah setelah diteguhkan ini adalah, saat perjanjian kita dengan Allah di alam ruh. Kita pernah berjanji untuk mengakui dan meyakini bahwa Allah adalah Rabb kita. Lalu perjanjian saat kita shalat, dalam setiap bacaan shalat, ada ikrar perjanjian kita dengan Allah di dalamnya. Jika ada perjanjian yang memang telah terlanggar dan tidak terpenuhi, akui, mohon maaf kepada Allah, semoga Allah pun akan mengampuni.  Perjanjian ini, berkaitan juga dengan janji-janji kita dengan manusia. Sedang poin kedua, memutuskan apa yang Allah perintahkan untuk disambung, dari para mufassir, bersepakat yang diputuskan di sini yang dimaksud ad

Berbaik Sangka

Tidak ada yang salah dari berbaik sangka pada sesama orang beriman. Saat mungkin kau merasa diremehkan, kau bisa berbaik sangka padanya yang meremehkan. Dia dengan masalahnya. Kau dengan masalahmu. Mungkin dia sedang kalut hingga berimbas pada sikapnya padamu. Sabar. Dan dalam berbagai kasus apapun yang menimpamu, saat berinteraksi dengan sesama manusia, pilihan berbaik sangka selalu bisa kau ambil. Hatimu butuh akan ketenangan itu. Jangan habiskan waktumu menerka berbagai cerita, kenapa dia begini kenapa dia begitu. Harusnya kan dia begini, hanya kan dia begitu. Kalau semua harus diukur dengan caramu, kau tidak akan belajar caranya bersosialisasi dengan baik. Dengan begini kau akan mengerti, bagaimana seharusnya kau bersikap pada orang lain. Jika dengan cara seperti yang dilakukannya kau tersakiti, berarti jangan lakukan hal yang sama pada orang lain. سلامة الصدر Berlapang dada, adalah tingkatan paling rendah dalam berukhuwah. Semoga kau pun bisa mengaplikasikannya pada hatimu. Hatimu

Hanya Ingin Diam Hari Ini

Gambar
Berdiam sejenak. Sedang tidak ingin bercakap-cakap.  Berjalan sendiri dan menemukan hamparan langit luas dibersamai arakan awan yang membentuk berbagai formasi. Diamku hari ini, memandangi langit juga merasai sepoian angin. Daun-daun hijau yang bergoyang tertiup angin, dalam diamku, terasa begitu tentram.  "Bahagia sekali mereka menjalani perannya." Apa mereka pernah protes diciptakan menjadi daun dari sebatang pohon? Damai sekali mereka.

Tuliskan. Uraikan.

Ini bukan soal essay. Tuliskan dan uraikan. Bukan. Ini soal banyaknya ragam emosi yang belum usai yang kau pendam dalam diam. Tidak kau kisahkan. Tidak pula kau tuliskan.  Kau kehilangan banyak waktu bahkan sekedar untuk menguraikan gelisah. Menuliskan rasa yang biasanya semudah itu kau sampaikan. Mengalir. Tanpa perlu merasa takut dinilai. Tanpa perlu merasa diperhatikan. Tanpa perlu merasa salah. Tuliskan. Itu caramu berkomunikasi dengan kedalaman hati. Uraikan. Agar tentram. Agar akhirnya kau bisa mengerti apa yang sebenarnya kau alami. Apa yang sesungguhnya kau inginkan.  Ada begitu banyak emosi tak bernama. Yang kalau kau biarkan berlalu. Tanpa kau tuliskan. Kau tau, ia belum lagi usai.  Tuliskan. Untuk menyelesaikannya. Tanpa perlu takut salah. Kau hanya perlu bercerita. Mengalir. Tanpa beban.  Sampaikan saja. Tidak akan ada yang menghakimimu.  Tidak ada yang menuntutmu menjadi sempurna.  Kau dengan caramu sudah cukup sempurna. Kau dengan semangat perbaikan dirimu sudah jauh lebi

Yang Jauh Tertinggal (Ditinggal)

Sedetik yang lalu, itulah yang paling jauh tertinggal. Ada rasa hangat di hati. Saat di mimpiku semalam, aku menemukannya menyapaku dari jauh. Memberi semangat dan kekuatan. "Dari setiap luka yang ia terima, ia hebat, sebab ia mampu mengubahnya menjadi sebuah karya. Yang bisa menjadi pijakan untuknya semakin tinggi. Ya, ia luar biasa." Sebaris kata saja, tapi menenangkan dan membangkitkan jiwa. Dia memang jauh tertinggal, bahkan sebenarnya ditinggal.. Kisah pada akhirnya tidak sesuai dengan harapan. Tapi kita tahu kisah itu ada.  Isyarat yang tak tersampaikan. Kata yang tak terucapkan. Biarkan. Semua memang sudah cukup. Sudah semestinya berhenti di sana. Itu ketetapan yang tidak akan bisa diganggu gugat siapapun. Sekarang mari berpikir dari sudut pandang Sang Penulis Kisah. Mulai dengan pertanyaan, kenapa? Kenapa di salah satu persimpangan jalan, kami pernah dipertemukan? Karena kalian harus belajar satu sama lain. Kenapa harus pernah ada getaran hati? Karena Aku sedang mempe

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Anak yang kau ajarkan membaca qur'an itu kini sudah bertumbuh menjadi dewasa. Dalam kesehariannya dia berperang melawan dunia dan hawa nafsunya, untuk terus membaca, mengulang, menguatkan, mengamalkan qur'an yang telah dia hafalkan. Anak yang dulu tertatih melafalkan hijaiyah sampai menangis karena tak juga bisa itu, kini sudah menjadi orang tua yang juga memiliki anak. Dia berusaha mengenalkan keindahan membersamai qur'an pada anaknya. Berharap juga semoga saat anaknya mendewasa kelak, lewat lisan mereka yang senantiasa menjaga dan mengulang hafalan qur'annya itu ada berkah yang juga mengalir untuknya. Anakmu yang dulu kecil dan begitu merepotkanmu kini dewasa. Saat ia tertatih menjaga dirinya untuk terus bersama qur'an.. Jangan sampai tersebab kau juga. Sebagai orang tuanya. Yang menjadi sebab hilangnya semangat penjagaan tersebut. Kau orang tuanya.. Doakan. Contohkan. Agar dia kuat. Agar suatu saat dia pantas menghadiahimu sebuah mahkota cahaya dan perhiasan surg

Allahu Ghaayatunaa

Allah adalah tujuanku.  Patriku dalam hati. Hidupku, ibadahku, hidupku, matiku, semuah hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Doaku dalam setiap shalat. Semoga janji-janji terucap ini, bukan lagi sekedar omong kosong tanpa bukti.  Tapi benar-benar memberikan melakukan mengawali mengakhiri semua sebab Allah saja. CintaNya tujuan. Perjumpaan denganNya cita utama.  Mohon bimbinganMu ya Allah dalam mewujudkannya, dalam melaksanakannya. Berharap akhirku kelak adalah akhir yang baik. Menjadi sebenar-benar pengemban qur'an, sebenar-benar pengamal qur'an. Bukan yang Kau sebut Bohong... Tapi yang Kau terima, Kau sambut, Kau akui sebagai hamba yang diterima persembahan terbaiknya... 25 Ramadhan 1442H

curhat dulu

Ambillah peran yang sudah dibebankan kepadamu. Ada berkah di dalamnya.  Ada cinta di sana.  Sesuatu yang jika kau jalani sepenuh hati, akan melapangkan jiwamu. Kau sebagai orang tua. Kau sebagai anak. Kau sebagai kakak. Kau sebagai istri. Kau sebagai keluarga. Kau sebagai tetangga. Kau sebagai guru. Kau sebagai murid. Kau sebagai sahabat.  Selama ini dijalani sekedarnya saja. Sambil lewat. Tidak begitu diambil hati. Malah seringnya terabaikan. Atau justru dibiarkan memburuk begitu saja.  Membusuk pada akhirnya.  Seperti bom waktu yang siap meledak. Ingin rasa hati memperbaiki semua. Menjalin yang terbaik yang bisa diberikan. Tapi kelemahan diri membuat berhenti bahkan sebelum mencoba. Setelah mencoba sekali lalu merasa cukup dan berhenti.  Mari mulai semua ini dengan doa-doa terbaik. Jika tangan tak mampu menjangkau, maka semoga doa terbaik dan paling tulus dari hati bagi semuanya, menjadi obat bagi setiap luka yang sempat hadir dari setiap interaksi. Selalu berhasil dengan memulai kem