Postingan

Menampilkan postingan dengan label Hikmah

Jalan-Jalan

Gambar
Aku suka jalan-jalan. Aku suka menjelajah bagian lain dari bumi ini yang belum pernah aku pijak sebelumnya. Memastikan lebih banyak lagi tempat yang aku datangi dan tanah itu kelak menjadi saksi yang akan menyampaikan pada Allah bahwa aku menjadi hambaNya di setiap tempat yang aku datangi itu. Di atas tanah itu. Aku bersujud di sana. Aku ruku' di sana. Aku tilawah qur'an di sana. Aku mengulang hafalan Qur'an ku di sana. Aku bergetar dengan makna ayat-ayat Qur'an itu di sana. Aku ingin tanah yang kudatangi itu menjadi saksi atasku kelak. Bahwa aku sungguh-sungguh dengan keinginanku dan aku selalu sedang dalam perjalanan pembuktianku. Betapa aku ingin menjadi hamba yang mencintai dan dicintai oleh Allah. Betapa aku peduli dan sangat peduli pada pandanganNya atasku di atas segalanya.  Yuk, ikut jalan-jalan sama aku. Menjelajahi berbagai belahan bumi Allah yang akan makin memantapkan hati kita bahwa di dunia ini: Allah lah rajanya. Dialah raja di atas raja. KeMahaBesaranNya...

Apa yang Aku Dapat Dari Prosesi Haji

Menjalani serangkaian prosesi haji. Setelah semuanya selesai, aku bertanya pada diriku sendiri. "Lalu setelah ini apa?" Setelah 4 hari proses puncak haji terasa begitu syahdu dan lekat dalam doa. Sebab semua perjalanan itu, sampai ke detil-detilnya adalah ibadah. Lelahnya dihitung, panas terik yang menyengat kulit di hitung, debu-debu yang melusuhkan, kesemuaannya itu terhitung. Akan terbalaskan dengan baik, dengan sempurna. Di sisi Allah. Aku harus terus berdoa minta diteguhkan hati, bahwa bagi muslim setiap harimya bisa bernilai ibadah. Lelahnya, istirahatnya, kerjanya, semuanya. Jangan kehilangan makna.. Jika kita rela menjalani semua prosesi haji yang sedemikian melelahkan itu karena tahu bahwa ini Allah yang menyuruhnya. Begitulah syariatnya. Maka lelah pun tak apa, kepanasan pun tak apa, jarak tempuh yang sedemikian jauh ditempuh jalan kaki pun tak apa, karena ini Allah yang minta. Karena padaNya ada sesuatu yang kita butuhkan. Hidup kita di tanganNya. Mati kita di tang...

Saat Mukena pun Menyapamu Lembut

Paket itu terbungkus plastik berwarna hitam. Diatasnya tertempel selembar kertas bertuliskan alamat dan ditujukan untuk suamiku. Perlahan aku membukanya. 3 potong baju koko dan 1 set mukena berwarna biru dongker. Ada yang mengetuk hatiku... Satu bulan terakhir, beberapa orang berbeda memberiku mukena, dalam jangka waktu yang berdekatan. Mukena dengan berbagai macam warna, putih, peach, dan beberapa warna lainnya. Indah. Cantik. Aku baru menyadarinya saat kubuka lemariku dan melihat tumpukan mukena tersebut. Semua mukena yang aku punya tidak ada yang aku beli sendiri, kecuali mukena yang dihadiahkan suamiku saat akad nikah. Semua mukena itu dari pemberian orang lain. Hampir separuh dari semua mukenaku  kukirim untuk diberikan kepada pengungsi di Lombok yang menjadi korban gempa. Kusisakan untukku hanya sedikit, beberapa potong yang sekiranya memang cukup untuk kupakai sehari-hari. Tapi... Mukena-mukena itu seperti kembali lagi padaku, dalam bentuk yang baru, dari orang-orang yang be...