Postingan

Menampilkan postingan dengan label maaf

Memahami Makna Menjadi Orang Tua

Anak yang ceria, bahagia, aktif dan penuh rasa penasaran ingin mengeksplorasi semua hal di sekitarnya itu anugerah yang teramat besar. Jika sekali waktu, semua hal itu terasa menggangu dan menjengkelkan, ingat-ingat ya, ini hanya sebentar! Ini tak selamanya!  Sebentar saja, mereka sudah mendewasa. Sekejap saja, mereka semakin bertumbuh. Suatu saat tidak akan ada lagi drama dinding tercoret-coret, atau rumah yang rapih hanya hitungan menit lalu mendadak seperti kapal pecah lagi sekilat itu. Jangankan menunggu waktu berlalu membawa mereka semakin besar dan dewasa, baru disuguhi sakit yang mendera mereka, yang menghapus keceriaan dan riang di wajahnya berganti badan lemas dan wajah kuyu saja kadang kita sudah kelabakan dan sangat sedih kan.. Lalu berharap dia segera sembuh. Akan memiliki hati yang mudah memaafkan segala tingkah konyolnya selagi dia sehat-sehat saja. Itu sudah segalanya.  Sambil berjanji di dalam hati, bahwa tidak akan marah jika dia begini atau begitu lagi selama...

Lempar Jumroh, Latihlah Dari Saat Ini

Ada satu kebiasaan yang sedang aku bangun dalam diriku, soal memaafkan, membebaskan dan melapangkan hati dari semua gejolak emosi negatif yang sedang atau sudah dilewati saat berinteraksi dengan sesama manusia. Apa yang harus dimaafkan dari orang lain? Entah apapun yang mereka lakukan yang telah membuat kita memendam keuheul , atau rasa kesal, marah, sedih, malu, takut, terhina, merasa bersalah atau apapun. Maafkanlah, lepaskanlah, lapangkanlah.. Biarkan emosi itu mengkristal menjadi sebutir batu kerikil emosi, lalu lemparkan kerikil itu keluar dari dalam hati kita, menjauh dari dalam hati kita. Sejauh mungkin. Agar apa?  Agar yang tersisa adalah hati yang selamat. Tutuplah lemparan kerikil itu dengan doa-doa tulus yang teralun dari kedalaman hati. Pahami... bagaimanapun, dia manusia, sangat mungkin salah, sangat mungkin lupa dan khilaf. Begitupun kita. Dan bukankah dimaafkan itu membahagiakan? Maka maafkanlah. Karena kita pun butuh untuk bahagia. Menggenggam kerikil itu erat-erat,...