Memahami Makna Menjadi Orang Tua
Anak yang ceria, bahagia, aktif dan penuh rasa penasaran ingin mengeksplorasi semua hal di sekitarnya itu anugerah yang teramat besar.
Jika sekali waktu, semua hal itu terasa menggangu dan menjengkelkan, ingat-ingat ya, ini hanya sebentar! Ini tak selamanya!
Sebentar saja, mereka sudah mendewasa.
Sekejap saja, mereka semakin bertumbuh.
Suatu saat tidak akan ada lagi drama dinding tercoret-coret, atau rumah yang rapih hanya hitungan menit lalu mendadak seperti kapal pecah lagi sekilat itu.
Jangankan menunggu waktu berlalu membawa mereka semakin besar dan dewasa, baru disuguhi sakit yang mendera mereka, yang menghapus keceriaan dan riang di wajahnya berganti badan lemas dan wajah kuyu saja kadang kita sudah kelabakan dan sangat sedih kan..
Lalu berharap dia segera sembuh.
Akan memiliki hati yang mudah memaafkan segala tingkah konyolnya selagi dia sehat-sehat saja. Itu sudah segalanya.
Sambil berjanji di dalam hati, bahwa tidak akan marah jika dia begini atau begitu lagi selama bukan sakit.
Ah.. betapa menjadi orang tua itu ternyata seperti ini.
Paham bagaimana rasanya berlapang dada, menyiapkan seluas-luas doa dan kesabaran bagi buah hati.
Paham bagaimana rasanya berjuang jatuh bangun mencukupi kebutuhan-kebutuhannya.
Bagaimanalah bisa kita sebagai anak yang paham bagaimana orang tua bersikap hati pada anaknya, tidak mendoakan berbagai kebaikan dan menyiapkan hati selapang samudera bagi orang tua kita?
Ya Rabb-ku ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil.
Selalu ada kemaafan terbaik, doa-doa terbaik, harapan-harapan terbaik bagi orang tua kita. Karena kita tau, bagaimana hati kita bagi anak kita sendiri.
Bukankah bahagia menjadi orang yang termaafkan dan selalu mendapatkan ruang spesial untuk rapal-rapal doa paling tulus?
Yuk mulai dari kita...
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca blog ini dan bersedia meninggalkan jejak dalam komentar,semoga bermanfaat ya. ^_^