Menyambut Ketidaknyamanan

Tanpa sadar, kita masih saja menolak masuk ke dalam zona yang tidak nyaman, sebab kita memang tidak suka ada di dalam posisi tidak nyaman.

Tapi terkadang, bahkan sering, kita diletakkan Allah pada kondisi dan zona tidak nyaman tersebut. Lalu apa respon yang kita berikan?

Berontak, menjauh, dan berharap menemukan kembali zona nyaman dan aman yang akan membuat kita selamat.

Kalau konsepnya Allah ga akan merubah suatu kaum sebelum kaum tersebut mengubah sesuatu yang ada pada dirinya.. Maka, bagaimana kalau mulai saat ini, setiap dihadapkan pada kondisi-kondisi tidak nyaman itu, pertama-tama kita mengubah diri kita saat pertama berhadapan dengannya, dengan bersiap menerima kondisi tak nyaman itu dengan  tangan terbuka lebar, diterima dengan dada tenang, juga hati yang berbisik, 
"Aku terima kehadiranmu wahai ketidaknyamanan. 
Aku akan memelukmu wahai yang tidak aku sukai. 
Akan aku taklukkan diriku agar akhirnya kamu mengubahku jadi lebih baik dari aku yang sebelumnya. 
Terimakasih sudah hadir ya, wahai ketidaknyamanan, wahai sesuatu yang tidak aku sukai. 
Mari bergenggam tangan, berdamai denganku."

Kalau sikap awal kita merespon ketidaknyamanan kita ubah, bukankah hasil akhir dari respon yang berbeda dengan sebelumnya itu pun akan berbeda?

Yuk jadi makin mendewasa dengan setiap lika-liku kehidupan..

Bismillah... kita ditemani Sang Maha kok, yang ga akan memberikan kepada kita sesuatu yang tidak akan sanggup kita memikulnya.

Bukankah semua sudah ditakar sesuai porsinya? 😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

puisi yang aku suka