Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

ingin rasanya tidak peduli. tapi mana bisa aku bersikap tidak peduli? karena itu kau.

Ya Rabb...

Entahlah... Yang pasti dibalik semua ini akan ada hikmah yang mungkin belum terlihat di awal pagi ini... Dan entah hikmah yang seperti apapun yang diinginkanNya, yang pasti semua akan berbuah kebaikan dan akan indah pada saatnya... Aku, masih akan terus percaya itu... Bismillah Ya Rabb... UntukMu...

Lama sudah aku tidak menggoreskan rasa lewat kata. Waktu pun berlalu seiring dengan desahan nafas yang tak terhitung lagi, dan bisa kapanpun terhenti. Aku biarkan waktu berlalu, tanpa berusaha mengikat makna. Tidak, bukannya aku tak berusaha mengikat makna, aku hanya sedang menggoreskan makna itu di kedalaman hati, sejenak membaca dengan kejernihan dan kebeningannya.. Berusaha meredam kata yang kadang tertumpah tanpa guna...

Beginilah Para Ulama Mendidik Anak

Tautan

Antara Mas Mono, Ayam Bakar dan Shalat Dhuha

Subhanallah... Saat membaca salah satu artikel di web fimadani.com (ini link-nya:  http://www.fimadani.com/cerita-tentang-dhuha-dari-mas-mono/ ), apa yang dirasakan sama penulis rasanya juga persis saya rasakan: tertampar-tampar! Atau kalau kalo mau lebih ekstrim lagi: tertonjok, tertendang!! MasyaAllah...memang tidak pantas ya kita menilai seseorang hanya lewat penampilannya saja. Karena Penampilan terkadang bisa sangat menipu. Percaya? Baca aja deh langsung artikel yang udah saya link tadi di atas ya biar percaya! Heheh.. Pernah denger kata-kata bijak yang kurang lebih isinya gini: satu keteladanan lebih baik daripada seribu nasehat, pernah? Nah, Mas Mono yang lagi jadi bahan pembicaraan kita tentang shalat dhuha ini nih yang langsung praktek dari implementasi kata-kata itu. Subhanallah ya!  Jadi, biar ga penasaran, baca aja langsung deh artikel tersebut! Buat yang ngerasa shalat dhuhanya masih bolong-bolong, (kayak saya, ups!) mari kita terus perbaiki diri. Dua raka'at tia

Merenung Sejenak

Bismillah... Keterbatasan tidak boleh menjadi alasan. Tapi keterbatasan adalah sesuatu yang sangat pas untuk dijadikan alasan. Ah, tentu saja aku bicara begini karena aku merasakannya sendiri. Selalu saja mencari alasan untuk membenarkan nafsu yang enggan bersusah payah menghadapi panas terik. Jawaban dari keterbatasan adalah kerja keras! Entahlah aku mendengarnya di mana. Tapi sepertinya memang benar, kerja keraslah jawabannya. Kerja keras melawan diri sendiri yang lebih ingin diam tanpa mau berkarya. Pun kerja keras untuk mengusahakan yang terbaik. Ya, ujian kali ini membawa banyak hikmah buatku. Aral melintang begitu senang menghadang. Berulang kali membuat putus asa hampir menyambangi. Tapi yang terpenting sekarang adalah aku sedang berusaha untuk bangkit lagi. Keadaanku saat ini beribu kali lebih baik dibandingkan orang lain, berjuta kali lebih pantas untuk disyukuri. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan berlimpah karunia. Lantas, kurang apa lagi? Mau beralasan apa lagi? Bisa posting

>>Saya tidak akan menyalahkan siapapun, tidak ingin menyalahkan diri sendiri juga. Karena tak dipertemukan dengan purnama malam itu pun sudah sesuatu yang pasti akan terjadi<< copas dari blognya mba faraziyya. Sangat pas buat saya. Menggalau. hehehe...

pinky

Gambar

Kalau Bumi Begini, Kira-Kira Surga Gimana ya?

Gambar

Mencintai Allah Itu Luar Biasa!

Gambar
Saat kau katakan kau cinta, maka kau harus membuktikannya. Itu sebuah pernyataan yang benar kan? Ya, pastinya begitu. Apalah arti cinta jika hanya sebatas kata? Cinta itu selalu butuh bukti. Lantas, saat kau katakan kau cinta Allah, sudah semestinya kau juga membuktikannya kan? Berulang kali akan aku katakan: MENCINTAI ALLAH ITU LUAR BIASA! Akan ada ujian demi ujian untuk membuktikan kesungguhan cinta itu. Saat kau katakan kau mencintai Allah. Maka jika suatu saat ada kondisi yang membuatmu harus memilih, antara kesenanganmu ataukah cinta Rabb-mu, disitulah awal bukti cintamu dipertaruhkan. Pasti sudah tidak asing lagi dengan ayat ke-216 dari surat Al-Baqoroh kan? Nah, jika kondisi itu menerpamu, mana yang akan kau pilih? Seseorang yang beriman pasti akan dengan yakin menjawab, "Tentu saja aku akan memilih cinta Allah!" Yang diperlukan di sini bukanlah sekedar kata-kata yang mati tanpa bukti. Bicara memanglah mudah, tapi mengamalkannya lebih sulit daripada bicaranya. Ah, bu

Berkaca Pada Rasa Kecewa

Berkaca Pada Rasa Kecewa Oleh Nusaibah Az Zahra Bismillah... Kecewa itu tanda cinta, tanda bahwa harapan itu pernah ada. Rasa kecewa itu kadang menyesakkan. Tapi, diluar itu semua, marilah kita berpikir dan bersikap dewasa. Bahwa manusia tetaplah makhluk biasa dengan semua kelemahannya. Yang terkadang bisa lalai dan lupa. Saat kekecewaan itu hadir justru disebabkan oleh oarng yang seharusnya menjadi teladan, tentulah rasa kecewa itu akan sangat besar dan sulit dilupakan. Tapi sekarang bukanlah saatnya menyalah- nyalahkan orang lain. Kini saatnya bercermin, kau pun hanya manusia, sama seperti mereka. Jika kau membiarkan dirimu terus-menerus diliputi rasa kesal, marah dan kecewa, bukankah itu hanya akan merugikan dirimu sendiri? Mungkin memang ada yang salah, tapi tak perluu membuat salah itu menjadi terus berkepanjangan. Ada lebih banyak cara yang bijak untuk menyikapi sebuah kesalahan. Mungkin kita perlu kembali menyegarkan ingatan tentang manusia teladan sepanjang masa...tentang bagai