Postingan

Menampilkan postingan dengan label poem

Ada Masa-Masa

Gambar
Ada masa-masa, sungguh ada masa-masa Masa di mana kau rasa kesedihanmu tak punya ujung. Masa di mana kau dihadapkan pada masalah-masalah hidup. Masa di mana kau tak punya pilihan, kecuali diam dan menjalankan. Masa di mana kau rasa tak sanggup tamping semua beban yang ada. Ya, sungguh akan ada masa-masa… Masa saat langit tak secerah yang kau harapkan. Masa saat mendung hadir tak tertahankan. Masa saat kau ingin lari dari masalah-masalah. Masa di mana seolah hidup tak berpihak padamu. Ya, kan ada masa-masa… Asa-masa posisi rodamu di bawah. Sakit…terluka…perih…sedih… Pasti ada masa-masa… Dan bersama masa-masa ada ruang di mana kau dapatkan jeda untuk merenung, jenak untuk menyendiri. Menyadari sesuatu yang tak kau temui jika tak ada masa-masa. Menemui sesuatu yang tak kau sadari jika tak ada masa-masa. Dan… Setelah masa-masa… Kau kan dapati sesuatu yang berbeda dari dirimu. Kan kau temui lagi masa-masa setelahnya. Masa-masa di mana kau lihat pelangi selepas ge...

omong kosong

Lucu, menggelikan Menancap idealisme sedalam bumi Tapi realisasi? Hanya omong tanpa bukti Hanya ingin tanpa jadi Bicara melangit mencapai pelangi Tapi bukti? Hanya indah tanpa asli Hanya tipu yang pasti Lucu, memuakkan Anggap diri paling berani Ternyata hanya pengecut takut mati Tunjukkan bukti sedalam bumimu Tunjukkan asli mencapai pelangimu Jika memang kau bukanlah penipu

Siapa yang peduli?

Sepi, sunyi, senyap, hening Gelap pekat, kabur, tak terlihat Hanya terdengar degup jantung Sendiri, tak ada orang Perih, sakit, jera, parah Hanya terdengar lenguh nafas tertahan, pelan, lemah, jarang, lalu hilang Ia sendiri Ia sepi Ia mati Ia pergi Peluru zionos yahudi membunuhnya pagi ini Tapi Siapa yang peduli?

BUKTI

Janji menuntut bukti, kawan Meski harus lalui rintangan Bumi menanti bukti pelangi Pada angkasa, yang tumpahkan air tak berhenti Langit menanti bukti cahaya menyinari Pada matahari, yang tenggelam di senja sepi Semua terjadi karena tunduk pada yang abadi Semua menepati janji Tapi insani Kadang tak peduli Pada janji, pun pada bukti

perniagaan abadi

angin malam mengutara memendung berjuta mesiu membara jiwa kalut tersungkur tak berdaya tangis membelah langit nestapa luka lama yang menganga kembali terbuka tenggelam terkubur bersama asa yang seolah tak kan pernah ada tak puas rudal beraksi meriam lantakkan tanah suci di tanah ini kami berdiri bertahan di segenap luka negeri inilah perniagaan abadi antara abdi dengan Rabbi tukar peluh dengan bidadari tukar darah dengan jannah Ilahi lantas, palagi yang harus kami takuti? jika Allah sudah berjanji..itu pasti ini jiwa raga kami kamilah perindu mati

Sadarkah Kita?

Biru yang terasa biasa Cokelat yang sudah terasa menyatu Hijau yang terasa datar Padahal.. Jika biru seudah kelabu... Kita kanya bisa termangu Padahal... Jika cokelat sudah retak Kita hanya bisa meratap Padahal... Jika hijau sudah gersang Kita hanya bisa berharap Aaah.. Terlalu tinggi kepala ini... Sampai lupa bahwa: Jika biru, cokelat dan hijau telah hilang.. Kita hanya kan mematung..pudar..dan hilang.. Tak bisakah sedikit Tundukkan kepala Rasakan birunya.. Rasakan Cokelatnya... Rasakan hijaunya... Hingga kan terasa Sebagai nikmat tiada tara Yang tak ada dusta padanya...

DEMI RINDU

Dendang senandung rindu Terucap memanah semu Beradu pun gaung lepas Merangkai gema dalam bias Tatap hari dalam gelap Denyut alir panas senyap Tanya menyata teguh Rengkuh dayung jasad tertinggal Apakah harus ku harga sewa Demi benar yang kini meraga Dalam sangkar tanpa nyata Bualan untuk tipuan Menahan khalwat ketersesatan Untuk sebuah kerinduan

Selamat Datang Cinta..

http://radiorg.net/index.php?option=com_content&view=article&id=88%3Aselamat-datang-cinta-&catid=43%3Akumpulan&Itemid=72&lang=en Seperti yang sedia kala… keindahan itu.. kini menjelma menjadi nada – nada cinta penuh gairah Ilahiyah. O… ternyata dengan bahasa hati pemaknaan ikhlas itu ditemukan. Memberi untuk tidak menerima kemudian, berbuat bukan untuk tepukan tangan.     Seperti pada fitrahnya… hati yang kini mulai berbenah, karena telah menemukan hakikat itu untuk berbagi pada kumparan rasa yang lama sia – sia memercik nafsu palsu. Cahaya yang kini memberkas, berpijar pada kebekuan rasa yang kini melelehkan cairan ketulusan.     Seperti apa adanya… menghempaskan semu fatamorgana yang melingkupi gema nurani. Menyibak tirai kengangkuhan yang menjuntai dalam gemuruh dada yang kini menggejolak hebat. Hingga wajah asli dari setitik pemaknaan hakikat kehidupan bertengger dalam denting hati, menyepa lembut nada - nada dunia yang selalu dikata...

puisi yang aku suka

Gambar
Dari zaman aku masih 3 MTs.. Aku suka banget sama puisi lucu ini.. padahal sii lucu dari mana..(he..he..) Maknanya dalem..Ciptaannya Sapardi Djoko Darmono... *so'puitisbanggeeet* Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Seperti kata yang tak sempat dikatakan kayu pada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana seperti isyarat yang tak sempat disampaikan awan pada hujan yang menjadikannya tiada Setuju sama aku??^__^