Pertanyaan-Pertanyaan Ajaib
Kenapa di dalam Al-Qur'an Allah menyebutkan taat kepada Allah dan taat pada Rasul?
Apakah ga bisa taat hanya pada Allah saja tanpa taat kepada Rasul?
Apakah ga bisa hanya taat pada Rasul saja tanpa taat kepada Allah?
Kenapa para sahabat Rasulullah SAW mengikuti dan nurut banget sama Rasul? Apa yang menyebabkan mereka seperti itu?
_ini sebagian pertanyaan ajaib dari salah seorang dosenku.
Aku bilang ajaib, sebab pertanyaan ini pertanyaan yang begitu sering ada disekitar kita, tapi untuk ditanyakan itu agak gimana gitu ya. Sebab untuk apa dipertanyakan lagi?
Beliau katakan, kalau dalam urusan agama kita, jangan mau cuma ikut tanpa mengetahui alasan dan ilmu atasnya. Milikilah iman yang cerdas. Jangan abaikan berbagai pertanyaan batin kita itu. Buatlah sebanyak mungkin pertanyaan dan carilah jawabannya sampai ketemu! Jawaban yang akan memuaskan dan menentramkan hati.
Terkadang dan terseringnya bahkan, jawabannya tidak serumit itu. Bahkan sangat simple. Tapi membuat kita menjadi berseru, "Ih iya juga ya!"
Pertanyaan-pertanyaan kritis yang membuat kita berpikir dan hati yang semakin hidup dengan iman.
Ok balik lagi ke jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari dosen Tafsir Mu'ashir ku lagi ya.
Jadi, apa yang membuat Allah di dalam qur'an menyebutkan taat kepada Allah dan taat kepada Rasul? Kenapa tidak menyebutkan hanya taat pada Allah saja?
Anak-anak mahasiswi di kelasku ribut dari yang berbisik-bisik sampai bergumam-gumam berusaha mencari dan memberi jawaban. Dan tau ga? Jawaban yang kami berikan rasanya salah semua! 😂 dibantah dan kembali ditanya balik.
Sampai akhirnya aku jawab, "Ikut Qur'an dan menolak hadits."
Barulah akhirnya dosenku berseru, "Aiwaa!" Nah kalau beliau udah berseru begitu tandanya sudah ada yang menjawab dengan benar pertanyaannya.
Taat sama Allah pasti menuntut kita untuk taat sama Rasul juga. Kenapa harus disebut juga taat pada Rasul di qur'an? Ini tanda kita ga bisa hanya ikut dan mengambil qur'an saja sebagai pedoman dan merasa cukup atasnya lalu meninggalkan sunnah Rasul, yang disampaikan di dalam hadits-hadits beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ih ada loh orang yang berpikiran liberal, mereka inkaru sunnah. Hanya mau terima qur'an dan menolak hadits habis-habisan. Merasa cukup dengan qur'an sampai ga mau shalat karena di qur'an tidak disebutkan detil bagaimana harus shalat dan tata caranya. Sehingga ambil kesimpulan bahwa shalat itu ya cukup dengan doa aja.
Wah bisa seberbahaya itu!
Lalu beralih ke pertanyaan berikutnya.
Apa cukup taat pada Rasul tanpa taat pada Allah?
Ya ga bisa. Ini satu paket. Karena taat pada Rasul saja tanpa taat pada Allah akan membuat kita menjadi menuhankan Rasul. Dan ini berbahaya! Terjadi pada ummat-ummat sebelum kita yang mereka menuhankan dan menyembah nabi mereka.
Itulah kenapa disebutkan berdampingan dalam qur'an taatlah kepada Allah dan Rasul!
Lanjut. Kenapa para sahabat nurut banget sama Rasul? Apa yang memyebabkan mereka seperti itu?
Setelah berbagai jawaban salah dari mahasiswi. Akhirnya ada jawaban benar.
"Karena mereka melihat Rasul secara langsung."
Another "Aiwaa!!" Akhirnya terucap lagi.
Rasul shallallaahu 'alaihi wa sallam itu pribadi yang akhlaknya begitu indah begitu tinggi. Manusia super! Sesiapapun yang melihatnya, hidup didekatnya, pasti akan jatuh cinta dan ingin mengikuti jejak beliau tanpa tapi dan tanpa nanti. Mereka orang-orang yang bersegera pada kebaikan.
Maka tanpa perlu repot-repot Nabi menyuruh, setiap tindak-tanduk Nabi sudah menjadi obsesi bagi para sahabat untuk mengikutinya. Apalagi jelas-jelas yang keluar langsung dari lisannya shallallaahu 'alaihi wa sallam berupa perintah. Pasti mereka akan berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dan yang terbaik dalam melakukannya.
Karena mereka yakin sosok Nabi menjadi sebegini mulia, sebegini baik, itu sebab beliau melakukan apa yang dilakukannya. Maka mereka tidak ragu lagi untuk mengikuti beliau.
Kan kita nggak pernah lihat nabi kan? Kita tidak pernah melihat Nabi secara langsung. Jadi sulit untuk menaati syariat karena kita tidak melihat pribadi nabi secara langsung. Jadi kita bisa lihat dengan pikiran. Lalu apa sahabat tidak berpikir? Mereka juga berpikir, tapi mereka melihat langsung nabi. Mereka gunakan pikirannya.
"Kalau syariat Allah ini salah, tidak mungkin ada manusia ini, sempurna ini."
Jadi mereka ingin menjadi sesempurna nabi.
Hari ini kita nggak bisa lihat pribadi nabi. Tapi kita bisa mencerna apa yang Allah katakan. Allah berikan ilmu pengetahuan yang akhirnya semuanya bisa ditinjau dengan ilmu pengetahuan.
Makanya nggak ada orang meninggal, lalu divisum, ternyata meninggalnya gara-gara kebanyakan ngaji. Ga ada.
Ibadah tidak pernah mencelakakan.
Sampai di sini, dadaku sudah dipenuhi sesak haru dan rindu.
Allahumma shalli wa sallim wa baarik 'ala sayyidinaa wa habiibinaa Muhammad. 🥹ðŸ˜
Betapa kisah tentang keindahan akhlaqnya sudah sejak lama mengusik aku. Menjadi ingin mengikuti pula jejaknya yang mulia.
Bahkan jadi tambah ingin berjumpa!
Semoga pantas ya dipertemukan dengan Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam meski dalam mimpi. Dan semoga bisa berjumpa dengannya kelak di akhirat dan diakui sebagai ummatnya. Diseru lembut untuk meminum dari telaganya. Dan dipersilahkan memasuki surga yang ada beliaunya dan para sahabatnya.
Ah..mau bangeeeeeeet!
Aku rasa, dosenku ini sudah berhasil membangkitkan kecerdasan berpikir mahasiswanya dengan metode yang luar biasa!
Terimakasih ya pak dosen. Ustadz Ali Junnifar, MA.
BTW tulisan ini, baru sebagian kecil dari dokumentasi berbagai pertanyaan ajaib dari beliau. 🤣 aslinya lebih banyak lagi. Dan buatku itu seru! Meski kalau jawab salah salah terus. Tetap saja, mata kuliahnya adalah yang paling aku tunggu-tunggu.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca blog ini dan bersedia meninggalkan jejak dalam komentar,semoga bermanfaat ya. ^_^