Apa yang Aku Dapat Dari Prosesi Haji

Menjalani serangkaian prosesi haji. Setelah semuanya selesai, aku bertanya pada diriku sendiri.

"Lalu setelah ini apa?"

Setelah 4 hari proses puncak haji terasa begitu syahdu dan lekat dalam doa. Sebab semua perjalanan itu, sampai ke detil-detilnya adalah ibadah.

Lelahnya dihitung, panas terik yang menyengat kulit di hitung, debu-debu yang melusuhkan, kesemuaannya itu terhitung. Akan terbalaskan dengan baik, dengan sempurna. Di sisi Allah.

Aku harus terus berdoa minta diteguhkan hati, bahwa bagi muslim setiap harimya bisa bernilai ibadah. Lelahnya, istirahatnya, kerjanya, semuanya.

Jangan kehilangan makna..

Jika kita rela menjalani semua prosesi haji yang sedemikian melelahkan itu karena tahu bahwa ini Allah yang menyuruhnya. Begitulah syariatnya. Maka lelah pun tak apa, kepanasan pun tak apa, jarak tempuh yang sedemikian jauh ditempuh jalan kaki pun tak apa, karena ini Allah yang minta.

Karena padaNya ada sesuatu yang kita butuhkan. Hidup kita di tanganNya. Mati kita di tanganNya. Detil-detil hidup kita ada pada pengaturanNya. 

Maka jalani, ridhalah, karena Dia yang meminta kita menjalaninya. Dia yang memilihkan skenario terbaik bagi masing-masing kita. Bahagialah! Terimalah dengan senang hati. 

Setiap waktu dari perjalanan kehidupan, semuanya, semuanya... adalah persembahan kita padaNya. Berharap diterima semua persembahan ini.

UntukMu ya Allah. Maka aku jalani ini semua dengan rela. Aku berharap akanMu dan apa yang Kau janjikan ada di sisiMu, semoga aku pantas menerima segala kemuliaan dariMu kelak di akhirat dan juga menjalani hidup yang mulia di dunia ini. 

Agar tidak ada yang mampu menggoyahkan izzah atau kehormatan imanku. 

Bukan harta ukuran utamanya.

Bukan pula kedudukan atau popularitas.

Tapi iman yang ada di dalam dada. 

Dan itu tidak terlihat. Tidak terukur. Hanya Allah yang tahu.

Berhati-hatilah dalam menilai. Semua sama di hadapan Allah. Rata. 

Natijah yang kita harapkan adalah kesempurnaan catatan amal kita di sisiNya. 

Apa yang ada pada penilaian manusia itu subjektif. Kita baik tapi dinilai buruk. Kita buruk dinilai baik. Kita hina dikira mulia. Kita mulia dikira hina. 

Begitulah... jangan sandarkan diri dan hati pada penilaian makhluk. Karena itu fana dan sementara juga sangat mungkin salah. 

Penilaian benarnya hanya ada di sisi Allah. Hanya ada padaNya.

Maka semoga catatan milik kita, adalah catatan yang baik, catatan yang terbaik, dengan balas terbaik yang sudah disiapkan olehNya yang akan membuat kita ridha seridha-ridhanya. Lapang..

حسبنا الله و نعم الوكيل نعم المولى و نعم النصير


Jadi.. aku dapat apa di perjalanan haji-ku ini?

Aku dapat Allah. 
Aku dapat kebersandaran padaNya yang semakin kokoh. 
Aku dapat keyakinan yang semakin mantap pada semua firmanNya dan sabda NabiNya. 
Aku dapat kemantapan hati, bahwa aku milikNya dan akan kembali padaNya. 
Aku dapat kesadaran bahwa aku dan sisa perjalanan hidupku ini adalah persiapan untuk membawa bekalan terbaik untum perjalanan akhirat yang nyaman, mulia, tanpa hisab, lancar jaya menujuNya, berharap perjumpaan denganNya.

Labbaika ya Allah.. Labbaikallaahumma labbaik.. labbaika laa syariika laka labbaik..

Innal hamda wanni'mata laka walmulk laa syariika lak.

Aku datang ya Allah. Datang memenuhi panggilanMu atasku. Datang memenuhi seruanMu atasku. Karena Engkaulah satu-satuNya Tuhanku dan tidak ada sekutu yang setara denganMu, maka aku datang yang Allah padaMu, menujuMu.

Sungguh segala pujian dan kenikmatan adalah bagiMu, dariMu dan segala kerajaan adalah Engkau dan sempurna milikMu saja.

Aku tunduk, aku patuh, aku iman padaMu.

Ya Allah terimalah persembahan kami ini. Sungguh Engkau yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

❤️

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

puisi yang aku suka