Dialog Diri Seorang Ibu Single Parent

Menjadi seorang single parent yang harus bekerja sambil tetap memberikan perhatian utuh terhadap perkembangan anak, mau tidak mau harus mau,  butuh perjuangan.

Perjuangan pertama adalah: mengalahkan diri sendiri. Yang belum apa-apa sudah merasa ketakutan. Sebenarnya bukan ketakutan yang diada-adakan. Memang ketakutan yang timbul akibat tekanan kenyataan yang mau tak mau harus dijalani dan dihadapi. Sesuai yang sudah aku alami,  ini beberapa dilema juga perang batin yang dialami seorang ibu muda yang single parent,

1. Ketakutan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
        Sebenarnya ini tidak hanya dirasakan oleh seorang single parent, ini masalah publik. Masalah manusia pada umumnya. Salah satu ujian yang memang sudah Allah siapkan bagi manusia. Yang menyesakkan adalah saat anak merengek meminta susu,  sedang uang tidak ada. Dalam kondisi kalut,  berusaha tetap sabar menghadapi anak yang mulai berguling-guling meminta susu. Air putih jadi andalan.

2. Image negatif yang sudah terlanjur menempel di masyarakat begitu mendengar istilah 'janda'.
        Inilah… satu hal yang membuat seorang bergelar janda agak sulit diterima di suatu tempat atau komunitas, karena predikat yang disandangnya membuat beberapa ibu rumah tangga merasa 'terancam' dengan keberadaannya. Padahal yah… apa coba salah seseorang yang bergelar 'janda', dianggap seperti monster yang haram didekati dan disahabati.
        Pengalamanku, diterima bekerja di suatu tempat dan sampai harus pergi angkat kaki padahal baru genap tiga bulan bekerja di suatu lembaga, tersebab status yang kusandang itu. Alamak,  sakit sekali rasa hati saat itu. Rasanya mau bilang,  "Terus,  kalau gue janda,  salah gue? Salah ibu gue? Salah bapak gue? Salah temen-temen gue? Hah?". Tapi tentu saja itu hanya ada di dalam hati. Mana mungkin disampaikan pada yang bersangkutan bukan? Legowo saja lah,  akan Allah berikan tempat yang lebih baik bagi janda ini..

3. Dilema pekerjaan yang harus meninggalkan anak pada pengasuhan orang lain.
        Ini dilema selanjutnya. Saat bekerja jauh dari anak,  teringat anak di rumah. Khawatir,  apakah baik-baik saja seperti ini? Bekerja enam hari dalam seminggu. Untuk anak hanya dapat lelahnya dan hari minggu biasa dipakai tidur. Hal yang paling ditakutkan adalah, jangan sampai anak malah menjadi yatim piatu. Sudahlah ayahnya tiada,  diapun kehilangan peranan ibu yang seharusnya dia dapatkan.
        Tapi kalau tidak bekerja, tidak ada penghasilan, tidak akan bisa memenuhi keperluan sehari-hari.

4. Kondisi batin yang merasa terganggu, karena di saat yang bersamaan harus memberikan kekuatan, sedangkan diri sendiri butuh dikuatkan.
        Harus terlihat tegar dan kuat di depan anak? Ya.  Tapi kadang juga tidak tertahan air mata mengalir dan anak melihat. Semoga dianya paham,  ibunya sedang berusaha kuat, hanya butuh sedikit menangis.

5. Konflik keluarga yang seperti benang ruwet.
        Kalau yang aku alami, mendidik anak bukan satu-satunya PR besar utama seorang ibu single parent. Ada peranan keluarga utama yang akan mencampuri. Maka masalah keluaraganya akan jadi PR juga bagi seorang single parent, yang juga masih menjadi seorang anak dari ibunya sampai kapanpun.
Memang tidak ada yang ingin terkena masalah,  tapi msalah adalah teman hidup selama di dunia. Just face it!  Be brave! Be strong!

6. Para bapak yang sok pahlawan dan bersikap 'saya ingin 'membantu'-mu'.
        Ada lagi tingkah para bapak yang telah berkeluarga, melihat dengan 'kasihan' dan menjadikan alasan ingin membantu. Membantu dengan dijadikan istri kedua. Apa perlu repot-repot seperti itu? Kalau ingin membantu ya cukuplah berdayakan,  bukan ditambahi bebannya. Menjadikan istri kedua (dan seterusnya) dijadikan alasan ingin membantu. Kalau menurutku, itu malah membantu menambahkan beban. Lepas dari mulut buaya masuk mulut singa.
        Lagi-lagi,  inilah image umum yang tersebar di masyarakat kebanyakan.. Terhadap para 'janda'. Ditakuti ibu-ibu dan dianggap 'murahan' oleh para bapak-bapak.

Ya Rabb… kadang kalau sedang dalam kondisi super lelah, aku bertanya-tanya, kira-kira kenapa aku diberikan bagian yang seperti ini ya? Apa aku sekuat itu,  jika memang Allah tidak akan memberikan masalah melebihi kemampuan hambaNya?

Ini,  adalah sesuatu yang tidak menyenangkan,  tidak enak. Jika aku harus mengintrospeksi diri atas hal-hal buruk yang aku alami tadi, mungkin aku akan temukan beberapa titik yang harus dan perlu segera aku perbaiki dalam diriku. Jadi mari mulai introspeksi diri:

1. Atas ketakutan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, aku harus menguatkan lagi keimananku dan kepercayaanku pada Allah, Allah telah aturkan rizqi sepenuhnya bagi aku, bagi anakku, bagi keluargaku yang perlu aku tanggung juga. Semua telah ditetapkan. Alah Maha Baik,  Maha Pemberi rizqi, selama terus berusaha bergerak, bekerja, akan ada saja rizqinya. Ketakutanku harus sirna dibawah keMaha-anNya. Dia menaruhku dalam kondisi sekarang,  karena pasti punya maksud, yang mungkin maksudNya belum aku kenali di awal ini.
Jadi, mari tetap berusaha, ada Allah, jngan takut dan jangan sedih.

2. Tentang image negatif yang disandang seorang janda. Coba aku cek, kalau secara sadarku sih, aku tidak pernah berniat buruk menghancurkan rumah tangga orang lain ataupun merebut suami orang. Walaupun image masyarakat seperti itu. Aku sedang sibuk bertahan hidup. Bekerja untuk keluargaku, bukan sedang sibuk berpikir mengambil jalan pintas menuju keenakan hidup. Jadi, biarlah. Prasangka orang lain, omongan negatif dan miring dari orang lain tidak perlu ditanggapi kan? Hidup saja dengan menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin baik. Image publik suatu saat akan luntur dengan hadirya seorang janda yang beriman dan berprestasi kan? :D insyaallah dengan izinnya Allah.

3. Dilema meninggalkan anak pada pengasuhan orang lain. Hmm.. Tentang hal ini, harus diingat baik-baik: anakmu,  bukanlah anakmu. Anakmu terlahir darimu,  tapi bukan kepunyaanmu. Anak hanyalah titipan dari Allah. Amanah yang harus dijaga. Jika memang kondisi mengharuskan kau bekerja dan meninggalkan anakmu di tangan orang lain, lakukanlah. Kau pergi bekerja juga untuknya. Sambil teruslah mendoakan kebaikan bagi anakmu. Titipkan rezekinya, titipkan penjagaan utuhnya pada Allah. Dan bekerjalah! Allah tidak akan menyia-nyiakan kepercayaanmu padaNya. Yakin ga nih? :)

4. Tentang kekuatan… Lagi-lagi, sumber kekuatan adalah Allah, mintalah kekuatan padaNya. Disaat kau harus tetap menguatkan, kau tidak harus menjadi lemah. Kau punya Allah Yang Maha Kuat. Ga usah sok kuat. Minta.. Sama yang punya sumber kekuatan. :)

5. Konflik keluarga, tugasmu hanya menyampaikan. Selanjutnya urusan hidayah hanyalah milik Allah. Tidak harus merasa tertekan dengan kondisi keluargamu yang sedang limbung terkena ujian kekokohan aqidah yang lurus. Tetaplah berbuat baik pada mereka. Tenang. Hadapi dengan ketenangan, bukan dengan emosi. Kau tertkan,  karena kau hadapi dengan kemarahan, mulai sekarang hadapilah dengan lebih tenang.

6. Tentang para bapak yang bersikap ingin membantu dan menjadikanmu istri nomer sekian, abaikan saja. Kalau bisa sekalian dinasehati biar ga makin keblinger atau cuekin aja sekalian. Yang masih harus kau urus lebih banyak daripada meladeni mereka-mereka.

Sepertinya, setelah merunutkan isi hati dan kepalaku tadi,  aku mau menarik kesimpulan:

1. Jangan selalu fokus masalah. Fokuslah memperbaiki diri,  dan meningkatkan syukur. Jangan sampai fokus masalah sampai menjadi kufur nikmat dan lupa pada kebaikan juga nikmat lain yang Allah berikan. Kau masih sehat dan dapat bekerja, alhamdulillah. Kau masih dapat melihat anakmu bertumbuh kembang, alhamdulillah. Tidak berlebih, tapi ada dan cukup, alhamdulillah.
Bukankah dengan syukur semakin melapangkan hati? Dan bukankah dengan syukur nikmatmu akan Allah tambah? Jadi… ALHAMDULILLAH.

2. Hidup adalah ujian, karena ini ujian, setelah melewati ujian yang sulit, dan berhasil melewatinya, jangan malah meminta ujian yang mudah. Kalau begitu,  hidupmu tidak mengalami UPGRADE tapi justru malah DOWNGRADE. bersyukurlah! Allah percayakan ujian ini padamu, karena Ia ingin keimananmu (kepercayaanmu) padaNya semakin meningkat. Jadi, tingkatkan juga ibadah dan amalmu dalam menghadapi ujianmu, denganNya kau pasti bisa.

Ah, lega sekali setelah menguraikan benang kusut di hatiku lewat tulisan kali ini. Nikmat bisa menulis ini pun sangat patut untuk disyukuri. Alhamdulillah….

Aku teringat kisah Siti Maryam, ibunda Nabi Isa 'alaihissalam. Diapun 'janda' bukan? Seorang diri dan memiliki anak. Dan keimanannya adalah solusi.
Belajarlah darinya wahai diri. Ditengah segala hantaman badai kehidupan, keimanan yang kokoh mengakar di hati dan tercermin dalam laku juga kata, adalah bekalan yang akan mampu menjagamu kuat dan bertahan.

Komentar

  1. subhanallah..tulisan teteh bikin mata ai berkaca-kaca..
    semoga Allah mengkaruniakan keistiqomahan pada kita, yang sedang belajar mendekati-Nya, memungut hikmah dari setiap episode yang Dia berikan. Sejak awal bertemu cerita teteh sudah bikin ai terharu..Semangat selalu ya tetehku, ada Allah yang menguatkan setiap langkah kita :)

    BalasHapus
  2. masyaAllah teh nunu..*warmhug* tak bisa berkata kata, you are strong enough, in sya Allah, janji Allah pasti!

    BalasHapus
  3. Sekusut apapun benang, akan ada jalan urainya, lama ataupun sebentar.
    Tinggal qt yg mau bersabar, bertahan untuk menguraikan itu semua..

    Smg selalu ada ilmu-hikmah yg bs qt ambil dan terapkan..

    *bighug
    :'(

    BalasHapus
  4. alhamdulillah.... janda karena cerai mati bukanlah hal buruk, karena sebenarnya allah juga mempersiapkan kebahagiaan untk kita.....trimakasih tulisan ini begitu indah. sampai air mata juga tak tertahankan.

    BalasHapus
  5. Laa haula walaa kuwwata illaa billahil aliyyil adzim..
    Tidak ada kekuatan selain kekuatan dari Nya...

    BalasHapus
  6. Dan saya..jg..mengalami dn merasakan...
    Berat..
    Namun hrs tetap di jalani..

    BalasHapus
  7. SubhanAllah, sesungguhnya Allah bersama orang--orang yang sabar. Saya bisa merasakan apa yang mbak/adik rasakan, tetaplah menjadi ibu yang sholehah, yang selalu berjalan dijalan kebaikan, menjadi ibu yang kuat karena anak-anak membutuhkan perlindungan dan tangan yang hangat dari mbak/ adik. InsyaAllah Allah akan mengganti semua kesedihan, peluh yang dirasakan selama ini dengan kebahagiaan berlipat ganda, Aamiin yra.

    BalasHapus
  8. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT bund, keep strong untuk anak2 dan org tua ❤️

    BalasHapus
  9. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca blog ini dan bersedia meninggalkan jejak dalam komentar,semoga bermanfaat ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..