Kusebut Ia Dialog Iman

Terjadi lagi dialog dua arah itu.

Lagi fokus berbenah diri sama Al-Qur’an, ceritanya begitu.

Ya tilawahnya, yang muroja’ahnya. Berusaha untuk konsisten dan menghilangkan tipu2 diri. Belajar lebih jujur sama diri sendiri dan sama Allah.

Kan ceritanya abis liat postingan orang yang lagi jalan-jalan ke luar negeri. Ikut senang atasnya. Ikut mendoakan. Ikut bahagia aku tuh atasnya.

Tapi kan ga dipungkiri dalam hati ada yang mencuat gitu kan, “Ih mau jugaa!”

Wajar dong dan gapapa banget kan?

Berakhir jadi scrolling-scrolling dan kepikiran soal iri itu. Kan manusiawi ada rasa iri. Tapi aku pun sadar ingin mengendalikannya sebaik mungkin.

Kepikiran: dia layak dapatkan itu atas kekonsistenannya. Dia layak dapat itu sebab dia punya ikhtiar nyata. Dia pantas dapat itu sebab aku tahu bagaimana begitu hidup subuhnya dan subuh keluarganya. Dia memang layak.

Dan aku perlu terus berbenah. Shalatku. Ibadahku. Hidupku. Matiku. Semuanya. Dimurnikan lagi.

Eh pas ziyadah murojaah baca ayat QS Al-Isra ayat 62. Pertanyaan Iblis ke Allah saat dia disuruh sujud ke Nabi Adam AS: “Terangkanlah kepadaku, inikah yang lebih Engkau muliakan daripada aku?”

Semoga aku lulus ya. Diingatkan sama Allah soal kisah iblis yang dihinakan Allah sebab ga mau taat sama Allah dan merendahkan orang lain. Aku ga begitu ya Allah. Dan aku ga mau begitu. Jagain hati aku ya.

Nikmat kan bersahabat sama Al-Qur’an. Dia mengiyakan kebaikan yang kita lakukan. Dan dia mengingatkan akan keburukan yang kita lakukan dan menasehati untuk berhenti melakukannya.

Memang keberuntungan macam apa lagi yang aku butuhkan melebihi ini?

Alhamdulillah. Terimakasih yaa.

Dan pagi ini pun sama. Saat aku tilawah Qur’an di juz 26. Hati terasa terpalang dari bacaan. Rasanya sangat ga nyaman. Dan aku teruus baca. Terus berusaha menghadirkan hati dalam bacaanku. Berusaha bertahan. Dan Allah kasih sentuhanNya di akhir-akhir juz. Sampai di QS Qaf. Ayat ke 31-35.

Air mataku jatuh. Sedu sedan dalam membaca setiap ayatnya.

Qaf - Ayat 31

وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ

The Sabiq company:

Sedangkan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh (dari mereka).

Qaf - Ayat 32

هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ

The Sabiq company:

(Kepada mereka dikatakan), “Inilah nikmat yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang senantiasa bertaubat (kepada Allah) dan memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya).

Qaf - Ayat 33

مَّنْ خَشِيَ الرَّحْمَٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُّنِيبٍ

The Sabiq company:

(Yaitu) orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih, sekalipun tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat,

Qaf - Ayat 34

ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ذَٰلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ

The Sabiq company:

masuklah ke (dalam surga) dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi.

Qaf - Ayat 35

لَهُم مَّا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ

The Sabiq company:

Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya.

Kadang memang sulit dijelaskan kenapa kita bisa tersentuh dengan satu ayat tertentu dalam satu keadaan. Aku hanya percaya pada janjiNya. Dan aku sedang dalam perjalanan mencapainya. Sabarlah dalam perjalanan ini. Memang tak nyaman dan tak mudah. Tapi janjiNya itu pasti.

Ihfazhillaaha yahfazhka… Nusaibah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syawal dan Janji yang Kita Simpan di Dalam Diri

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Getaran Sepotong Hatiku di ayat ke 52 dan 53 Surat Al-A'raf