Hidayah yang Selalu Dibutuhkan

Diminta menyampaikan taujih singkat di masjid putri pesantren Husnul Khotimah ba’da Maghrib tadi.

__________________

Apakah menjadi Islam berarti sudah cukup dan tidak butuh lagi hidayah?

Bahkan sehari 17 kali kita berdoa meminta hidayah. Jalan menuju kebahagiaan menjadi seperti orang-orang yang diberikan nikmat.

Ini sebuah pertanda, bahwa kebutuhan kita akan hidayah adalah kebutuhan PRIMER dan UTAMA.

Hidayah apa?

Petunjuk untuk menyadari betapa kita dicintai sama Allah arrahman arrahim

Petunjuk untuk memahami ilmu yang didapat dan akhirnya berbuah menjadi akhlak yang baik dan mudah diamalkan

Petunjuk untuk bisa mengenali semua maksud Allah atas semua pembelajaran yang diinginkannya untuk kita di setiap episode kihidupan kita

Karena, saat Allah ga berikan kita hidayah…

Bisa jadi alquran kita hafalkan tapi hati kita ditutup erat untuk memahami makna dan kemukjizatan nya yang akan mampu mengubah diri kita jadi luar biasa.

Karena, saat Allah ga berikan kita hidayah…

Bisa jadi kita ada di tengah lautan ilmu, tapi kita dibuat tidak merasa perlu untuk mengamalkannya meski hanya 1 hal mudah.

Apa kata Allah tentang hal ini? Saya menyadari keberadaan ayat ini saat Allah izinkan saya menghafalkan ini di akhir juz 23 halaman terakhir pojok kanan atas.

Ayat yang membuat saya menangis tersedu-sedu. Dan merinding kulit saya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Berikut adalah Surah Az-Zumar ayat 22:

فَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُو۟لَٰئِكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Terjemahan:

“Maka apakah orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah orang-orang yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”

Surah Az-Zumar verse 22:

“So is one whose breast Allah has expanded to [accept] Islam and he is upon a light from his Lord [like one whose heart is hardened]? Then woe to those whose hearts are hardened against the remembrance of Allah. Those are in manifest error.”

Dan apa kata Allah tentang hati yang Allah pilih untuk dapat hidayah? Bahkan gejala fisiknya sudah bisa dikenali: cek, apa itu ada di kita?

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

(QS. Az-Zumar: 23)

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (Al-Qur’an) yang serupa (gaya bahasanya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka, kemudian kulit dan hati mereka menjadi lunak dalam mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.”

Surah Az-Zumar verse 23:

“Allah has sent down the best statement: a consistent Book wherein is reiteration. The skins of those who fear their Lord shiver therefrom; then their skins and their hearts relax at the remembrance of Allah. That is the guidance of Allah by which He guides whom He wills. And one whom Allah leaves astray—for him there is no guide.”

Setelah 28 juz saya hafalkan, terbukalah kunci hati yang tertutup selama ini. Jebol pintunya. Deras mengalir pemahaman dari Allah akan apa yang ada di dalamnya. Betapa kayanya saya dengan semua ayat Alquran ini. Betapa hidayah Allah bertebaran. Tapi selama ini saya menolak menolak menolaknya dengan terfokus hati saya sama yang lain.

Sekarang kita dengarkan kisah saat 1 ayat Al-Qur’an menjadi hidayah bagi seorang perampok yang setelahnya membuatnya bertaubat hingga menjadi seorang ulama yang menjadi seorang rijaalul hadits yang tajwid di zaman tabi’in. Sezaman dengan Sufyan Ats-Tsauri.

Dia Islam sejak lahir. Tapi hidayah Allah menyentuhnya di usia 30 tahun.

Ayat yang mampu mengubahnya di QS Al-Hadid ayat 16

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ (الحديد: 16)

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?” (QS. Al-Hadid: 16)

Ayat ini menusuk hatinya. Ia menangis dan berkata, “Ya Allah, sudah waktunya bagiku untuk bertaubat.”

Saatnya kita bertanya sama diri kita sendiri. Kapan saatnya saya, Nusaibah Azzahra ini untuk bertaubat dan bersegera mengamalkan semua ilmu yang didapat di pesantren ini?

Kapan saatnya Nusaibah Azzahra ini menjalankan ayat Quran yang menyentuh hatinya dan menjadikannya akhlak yang nyata dalam diri saya ini?

Kapan saatnya? Apakah jika menunda nanti nanti dan nanti akan masih ada waktu?

Sehat ini apa selamanya? Muda ini apa akan selamanya?

Jadi kapan waktunya? SEKARANG.

Perbaiki mulai dari shalat kita. Tepat waktu. Bersih. Mukena terbaik. Bersegera sepenuh cinta menghadap yang paling paling paling mencintai kita, Allah swt.

Lihatlah dari sana, akan ada akhlak yang semakin indah. Adab yang semakin baik. Karena hidayah Allah mampu menembus hati-hati kita dan membuat kita melangkah bergerak jadi lebih baik dari kita sebelumnya.

Masih banyak ribuan ayat Quran yang menunggu untuk kita pahami dan amalkan.

Masih ada ribuan puluhan ribu hadits yang menunggu untuk kita selami dan kita pasang jadi penghias akhlak kita.

Kalau sudah begitu, jangan tanya bagaimana cara sukses? Bagaimana cara bisa berkarya yang karya itu bisa punya impact buat banyak orang?

Karena Allah memilih orang-orang terbaikNya. Yang akan dipersiapkan menjadi pewaris bumi.

Kita hanya perlu penuhi syarat-syaratnya tanpa nanti dan tanpa tapi. Sesegera mungkin.

Sisanya…serahkan pengaturan terbaiknya pada Allah.

Wallahua’lam bishshawaab..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

puisi yang aku suka