Bicara Pada Hati

Bicara pada hati. Ini yang sering terlalaikan belakangan.

Disibukkan dengan rutinitas menjadi seorang working  mom dan ada dua orang anak.

Padahal ini yang paling penting. Bicara ini yang paling tidak boleh ditinggalkan. Karena inilah cara untuk meraba dan memperbaiki kembali kesalahan dan kebengkokan yang terjadi pada hati. Sadar tak sadar bisa jadi hati ternyata mati. Lama tak diajak berbincang.

Dia butuh dikuatkan.

Dia butuh diluruskan.

"Hai hati.... Lama sudah aku tidak menyapamu. Tersering aku menjalani hari begitu saja. Lelah tak ada makna. Gerak tak ada nyawa.
Kau apa kabar?
Kau sehat?
Aku terkadang merasakan sentakanmu. Kau ingin bicara padaku. Tapi aku terlalu sibuk dengan aku dan kegiatanku.
Lalu melupakanmu.
Maka semua gerak dan semua tingkah laku tak lagi melibatkanmu.
Aku membiarkanmu diam berkarat.
Aku membuatmu diam. Menyegel mulutmu dengan lakban paling kuat dan menutup matamu dengan ikatan yang erat.
Perlahan kau sekarat.
Aku tidak memberimu makan.
Aku biarkan kau mati..
Ya.. Mati perlahan-lahan..
Maafkan aku ya..
Aku tau aku jahat.
Sangat jahat.

Maka kini izinkan aku bicara lagi padamu.

Melepaskan segel di mulutmu.

Melepaskan ikatan erat di matamu.

Aku akan berbicara setelah aku bersepakat denganmu.
Aku akan melihat dengan matamu.
Kembali menangkapi hikmah yang bertebaran.
Seperti dulu.
Kembali membaca makna di sebalikan kejadian yang terlaku dalam keseharian.
Seperti dulu.

Dan aku akan memberimu makan.
Nutrisi yang paling sangat kau butuhkan.
Dengan teratur.
Makanan yang paling bergizi bagimu.

Aku memberi anak-anakku makan. Menyiapkan hidangan terbaik. Dengan melupakan memberimu makananmu.

Aku jahat... Maafkan aku.

Dan aku akan perbaiki itu.

Kita sama-sama berjalan lagi.. Beriringan. Tanpa saling meniadakan.
Karena aku dan kau saling membutuhkan.

Kita sama-sama lagi memaknai makna kehadiran kita.

Kita luruskan lagi niat-niat terbaik yang lama usang.

Tentang sebuah visi ingin mencintai dan dicintai Allah.

Tentang sebuah permintaan akan hati yang lembut yang menjadi bejanaNya di bumi

Untuk terus ingat akan hal itu. Mari kita perbaiki niat dan meluruskannya kembali.

Persinggahan kita untuk menepi dan mengambil jeda sudah usai.

Maka...

Mari kembali berjalan..."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

sampe sebesar ini?