Makna Pengulangan

Makna pengulangan dalam setiap dzikir yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam pasti ada.

Dan mengapa pula Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kita untuk shalat yang fardhu sebanyak lima kali dalam sehari di sepanjang hayat kita?

Bagaimana mungkin Allah dan Rasul-Nya meminta kita mengikutinya saja tanpa ada hikmah yang tersembunyi dibalik apa yang diperintahkan dan dicontohkan?

Maka pagi ini, saya akan mencoba membedah makna pengulangan tersebut.

1. Pengulangan adalah untuk semakin mengokohkan makna di kedalaman hati

Manusia yang memang tempatnya khilaf dan salah juga hati yang tersering lalai ini sangat perlu untuk terus diingatkan, diluruskan, setiap saat. Sesering mungkin.

Pada saat pembacaan dzikir yang pertama, makna belum begitu merasuk ke dalam hati. Tapi saat pengulangan yang kedua, makna itu mulai dikenali oleh hati.. Maka di pengulangan yang ketiga dan seterusnya, hati mulai merekam rasa dan makna yang tersirat dari dzikir yang diucapkan lisan tersebut.

2. Pengulangan adalan untuk berbicara dan terus mengingatkan makna dzikrullah tersebut agar terpatri dan menjadi otomatis dan spontan terucap dan mengalirkan rasa saat bersinggungan dengan makna yang sama dalam bentuk yang berbeda.

Maksudnya adalah saat dzikir lisan tersebut terus diulang-ulang, perlahan, hati akan mengenali makna. Dan perlahan pula merelam rasa dari makna tersebut.

Maka sebenarnya orang yang benar-benar mengaktifkan inderanya saat sedang melakukan ibadah kepada Allah, misal saat dzikir tersebut, bukan hanya lisan yang bicara, tapi hati diaktifkan, telinga dipasang, mata dipergunakan pula, maka dia akan bisa mengenali mengapa kata subhanallah harus diucapkan.. Setiap dia mengenali ke-Maha Suci-an Allah dalam setiap keadaan di sekitarnya.. Hatinya akan otomatis dan spontan mengucapkan "subhanallah" dan mengalirkan rasa juga.. Ya.. Benar, hanya Allah yang Maha Suci dari segala noda dan dosa juga dari segala keburukan..

Jika hati telah merekam makna dzikr, alhamdulillah, maka setiap matanya, telinganya, dan tiap inderanya merasakan keindahan pun kekaguman, maka otomatis pula hatinya mengirimkan sinyal makna yang mendalam juga mengalirkan sebuah rasa.. "alhamdulillah", memang ya Allah, hanya Engkau saja yang pantas untuk mendapatkan pujian. Memang ya Allah, segala puji, segala ucap syukur, segala kebaikan, Engkau saja Yang Maha Memberi.. Alhamdulillah.. Terimakasih ya Allah.

Maka seharusnya dzikrullah.. Lisan yang berdzikir mengingat Allah dengan mengaktifkan semua inderanya, semestinya menjadikan sesosok pribadi menjadi semakin indah hati dan akhlaqnya. Semakin dekat dan baik hubungannya dengan Allah.

3. Pengulangan adalah untuk menajamkan akal.

Pengaktifan akal, membutuhkan pengulangan  yang runut. Karena ibarat sebuah mesin yang jarang dipakai.. Maka untuk menggunakannya diperlukan pemanasan yang tidak cukup hanya satu kali starter, tapi beberapa kali, berkali-kali.

Kurang lebih seperti itu pula, akal yang jarang dipakai untik berfikir, memerlukan pengulangan lagi dan lagi untuk menajamkannya, untuk memanaskannya, agar akhirnya bisa dipakai dan dijalankan.

Maka jangan bosan dengan pengulangan. Maka segera tangkap hikmah mendalam dari sebuah syari'at yang Allah berikan untuk hambaNya.. Pasti ada maksud. Tidak mungkin sekedar sebuah perintah tanpa ada hikmah besar di dalamnya.

Wallahua'lam bishshawab.

Ba'da dzikir pagi. Hari ke-21 Ramadhan 1438 H.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

sampe sebesar ini?