Tentang Penebar Keberkahan

apapun yang kau tampakkan, hatimu akan berbicara lebih keras dari kesemuaan itu. Becarefull of what you feel, it'll show who you are. :)

Alhamdulillah, so much thanks to Allah. Yan menggerakkan langkah kaki, gerak hati, kepada kebaikan. Sudah bersyukur atas nikmat kebaikan yang begitu banyak kita terima tiap detiknya?
Bersyukurlah! Karena kita sungguh tidak akan pernah bisa menghitungnya.
Kemarin, dalam perjalananku sepulang mengajar tahfizh qur'an. Tetiba gerak hati, entah mengapa, terarah untuk memenuhi sebuah undangan dari komunitas Penebar Keberkahan (PeKa) www.penebarkeberkahan.com yang mengadakan sebuah pertemuan bernama Sharing Keberkahan Super. Dan akhirnya aku putuskan untuk menghadirinya.
Sepanjang pertemuan, mendengar materi 3 Pilars Power yang disampaikan oleh guru Sonny Sanndy. Aku membatin; subhanallah, rupanya Allah menggerakkanku ke sini karena mau aku mendengar materi luar biasa ini.

Beliau mengawali materinya dengan sebuah kisah.
"Ternyata metode paling baik untuk memahami sesuatu hal dengan baik adalah dengan pengulangan. Dan trkadang kita karena merasa sudah tau jadi tidak mau lagi mendengarkan dengan baik, padahal di sana ada sesuatu yg baru yang mungkin saja baru akan kita pahami saat kita menjadi pendengar yang baik. Entah sudah berapa kali kita mendenganya.
Imam Syafi'i hafal sebuah kitab dalam dua bulan saja. Tapi gurunya terus mengulang kitab yang sama sampai lebih dari 45 kali. Dan Imam Syaf'i mengatakan 'setiap kali mengulangnya saya merasa bahagia, karena meski sudah saya berulang kali mendengarnya, saya selalu menemukan hal baru dari satu kitab yang sama.'
Seorang Imam Syafi'i saja mau merendahkan hatinya untuk belajar dari gurunya meski dia telah hafal seluruh isi kitab yang sama, harusnya kita yang seperti ini harus lebih bisa lagi menjadi pendengar yang baik."

Kau tahu? Hatiku terasa meleleh saat mendengar penjabarannya...

"Saya pun pernah merasa bosan dengan materi yang sama yg disampaikan saat khutbah jum'at misalkan, tapi saya berusaha untuk tetap menjadi pendengar yang baik, pasti ada sesuatu yg baru yang akan saya dapatkan jika saya dengarkan materi ini meski sudah sering materi yang sama.
Ternyata benar. Siapa di sini yang tahu qur'an surat al-mudatstsir? Apa artinya? Ada satu penjelasan luar biasa yang saya dengar saat saya mendengarkan kajian dari salah seorang guru saya di Da'arut Tauhid Jakarta.

Hai orang-orang yang berkemul (berselimut), (74:1)

Makna ayat ini bukan hanya sekedar membangunkan orang yang berkemul dalam makna sebenarnya, tapi seruan untuk orang-orang yang memiliki keragu-raguan dalam hatinya.

Bangunlah! Dan berilah peringatan. (74:2)

Bukan beri peringatan di sana, tapi beri peringatan kepada dirimu terlebih dahulu; mengapa masih nyaman dengan kebodohan? Mengapa masih nyaman dengan keragu-raguan, kekhawatiran?

Dan agungkanlah Tuhanmu! (74:3)

Kau punya Allah yang Maha Besar, Maha Agung, lalu kenapa kau masih ragu? Masih takut? Masih khawatir? Bangunlah! Ia selalu ada bersamamu!

Dan pakaianmu bersihkanlah, (74:4)

Bukan pakaian ini, tapi pakaian yang kau pakai di pikiranmu, pakaian yang kau pakai di hatimu.

Subhanallah! Saya sering dengar ayat ini, tapi makna yg seperti ini seperti membuat saya tersadar dari kekeliruan saya. Dan itulah, pemahaman baru dari ayat yang sering saya dengar ternyata punya makna yang mendalam dan saya dapatkan di hari itu. Dan itulah buah dari attention, memperhatikan, menjadi pendengar yang baik
Belajarlah menjadi pendengar yang baik seperti kau belajar menjadi pembicara yang baik."

Aku diingatkan lagi, ya, kita butuh orang lain untuk mengingatkan, jangan sendirian. Dan aku tidak menyesali pilihanku memenuhi gerak hati untuk datang ke pertemuan tadi malam.
Banyak hikmah baru, dari orang-orang yang sama.
Banyak pelajaran mendalam, buah dari perhatian.
Allah begitu baik padaku.

Dan diakhir pertemuan, ada materi yang disampaikan oleh guru saya ReZha Rendy. Dan yang ini membuatku semakin terbengong lagi.
Ya, pemahaman yang berbeda dari kehidupan yang kita jalani
Tentang bagaimana sebuah attention yang kita berikan kepada suatu hal, akan menyebabkan keterhubungan atau connection.
Keterhubungan ini jika disertai juga dengan intention (sepenuh hati) dan syukur, akan menciptakan sebuah kenyataan.
Tapi kuncinya di kemelekatan ini. Melepaskan kemelekatan adalah inti dari sebuah doa. Kenyataan dari sebuah doa atau impian tersebut bisa terwujud justru ketika kita tidak melekat dengan keinginan kita tadi.
Itulah mengapa, apa yang menjadi fokus kitalah yang akan datang menghampiri kita.
Semua hal di dunia ini bergerak dengan kecepatan cahaya.
Penjelasannya membuat kami yang hadir saat itu mengangguk-nganggukkan kepala kami, ya. Benar.
Rasanya agak sulit menggambarkannya dalam tulisan. Tapi sepulang dari acara semalam itu membuat saya pulang dalam keadaan hati lapang.. Kebersyukuran yang semakin meningkat.

Sungguh! Tidak ada yang kebetulan, secara tak sadar, kitalah yang menarik apapun yang datang pada diri kita..
Dan semakin paham dengan makna sebuah hadits; 'Aku bersama prasangka hamba-Ku tentang-Ku. Aku adalah apa yang dipikirkan oleh hamba-Ku.'

Ilmu yang baik adalah yang membuat kita semakin merunduk pada keyakinan bahwa Dialah Allah, yang Maha Kuasa, Maha Segala.
Aku dapatkan itu malam tadi.
Sebuah nikmat yang luar biasa..
Terimakasih Allah...

#semogabermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..