Bekerja Untuk Bersyukur


لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ

Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. QS. Al Qiyamah: 17

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. QS. Al Qiyamah: 18

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ

Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya. QS. Al Qiyamah: 19

Sesungguhnya, atas tanggungan kamilah penjelasannya... Sudah Allah janjikan, berjarak, kadang cepat kadang lambat, kadang banyak kadang sedikit. Allah berikan penjelasan makna sebenarnya dari ayat-ayatNya, tentang firmanNya yang ada di dalam al-qur'an. Yang memang benar tidak pernah kadaluarsa di pakai di zaman semodern apapun.
Berpegang teguh padanya adalah berjalan dengan dituntun pedoman paling utama.

Suatu saat membaca QS. Saba ayat 13

اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.

Tekankanlah pada: BEKERJA UNTUK BERSYUKUR. Saat membacanya dulu saya sempat bingung. Maksudnya? Kok kerja untuk bersyukur? Bukannya kerja itu satu bentuk ikhtiar kita sebagai manusia untuk menjemput rizqi ya?
Tapi yang sudah pasti adalah: firman Allag semuanya benar, aku menelan bulat-bulat saja saat membacanya. Percaya saja lah sama Allah.
Dan ternyata penjelasannya datang bertahun kemudian. Lewat sebuah broadcast massage via bbm. Dalam kondisi yang paling membutuhkan pekerjaan. Memang benar ya, Allah itu ga pernah telat atau kecepetan dalam hal apapun. Semuanya serba pas! Makin cinta deh… kerasa banget diperhatiin. ‪#‎PD‬

Jadi, berikut ini copas tausiah pagi via bbm yang menjawab pertanyaan saya bertahun lalu.

>>>>Tausiah pagi:

»Subhanallah... pencerahan, beda antara rizqi dan bekerja/ ikhtiar.».

Imam sebuah masjid kecil di daerah Ciputat, menyampaikan renungan Jumat-nya

"Mungkin kau tak tahu di mana rizqimu. Tapi rizqimu tahu di mana engkau. Dari langit, laut, gunung, & lembah; Rabb memerintahkannya menujumu. Allah berjanji menjamin rizqimu. Maka melalaikan ketaatan padaNya demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminNya adalah kekeliruan berganda.

Tugas kita bukan mengkhawatiri rizqi atau bermuluk cita memiliki; melainkan menyiapkan jawaban "Dari Mana" & "Untuk Apa" atas tiap karunia.

Betapa banyak orang bercita menggenggam dunia; dia alpa bahwa hakikat rizqi bukanlah yang tertulis dalam angka; tapi apa yang dinikmatinya. Betapa banyak orang bekerja membanting tulangnya, memeras keringatnya; demi angka simpanan gaji yang mungkin esok pagi ditinggalkannya mati.

Maka amat keliru jika bekerja dimaknai mentawakkalkan rizqi pada perbuatan kita. Bekerja itu bagian dari ibadah. Sedang rizqi itu urusanNya. Kita bekerja tuk bersyukur, menegakkan taat & berbagi manfaat. Tapi rizqi tak selalu terletak di pekerjaan kita; Allah taruh sekehendakNya. Bukankah Hajar berlari 7x bolak-balik dari Shafa ke Marwa; tapi Zam-zam justru terbit di kaki Ismail, bayinya? Ikhtiar itu laku perbuatan.

Rizqi itu kejutan. Ia kejutan tuk disyukuri hamba bertaqwa; datang dari arah tak terduga. Tugasnya cuma menempuh jalan halal; Allah lah yang melimpahkan bekal. Sekali lagi; yang terpenting di tiap kali kita meminta & Allah memberi karunia; jaga sikap saat menjemputnya & jawab soalanNya, "Buat apa?" Betapa banyak yang merasa memiliki manisnya dunia; lupa bahwa semua hanya "hak pakai" yang halalnya akan dihisab & haramnya akan di'adzab.

Dengan itu kita mohon "Ihdinash Shirathal Mustaqim"; petunjuk ke jalan orang nan diberi nikmat ikhlas di dunia & nikmat ridhaNya di akhirat. Bukan jalannya orang yg terkutuk apalagi jalan orang yg tersesat.

<<<<<<<<<<<

Broadcast ini sebenarnya sudah dikirim dari kemarin pagi, tapi baru menyempatkan membacanya pagi ini. Terkadang nih ya, kita ini suka sekali meremehkan kebaikan kecil yang orang lain lakukan, se

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..