Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Sulit! Tapi itu Hadiah

Kamu bisa jadi benar dan aku bisa jadi salah. Tapi aku juga bisa benar dan kamu bisa salah. Aku tak bisa membayangkan bagaimana luasnya keridhaan Allah atas hambaNya yang senantiasa terjatuh lagi dan lagi ke dalam kesalahan dan dosa, tapi masih juga membuka pintu maaf selebar-lebarnya bagi yang sungguh-sungguh ini bertaubat. Kita sering sekali begitu sulit melupakan salah orang. Apalagi kesalahan orang terdekat yang sosoknya melekat di hati dan hari-hari kita. Sulit. Aku akui, teramat sulit memahami dan memaklumi kesalahan orang terdekat apalagi kalau sudah masuk kategori fatal. Kemaafan hal yang teramat sulit. Apalagi rela atas yang terjadi. Lebih sulit lagi. Sedangkan, pintu kedamaian itu letaknya ada pada dua hal ini.  Penerimaan. Pemberian maaf. Meskipun, dia terlalu tidak pantas untuk dimaafkan. Tapi penerimaan atas apa yang sudah terjadi dan pemberian maaf adalah solusi meski kita tidak suka. Penerimaan dan kemaafan itu tidak lantas meniadakan hak diri untuk menentukan piliha...

Celupan Al-Qur'an

Nikmat adalah, saat Allah izinkan hati kita bisa tersentuh dengan Al-Qur'an. Kita berjuang menjaga kenikmatan berqur'an baik lewat tilawah, muroja'ah atau tadabbur. Dan lewat kehendak Allah lah membuat ayat-ayatNya itu meresap ke hati kita. Menjadi celupan terbaik. Jangan pernah lelah mencelupkan lagi dan lagi hati kita ke dalam sungai jernih Al-Qur'an ya. Agar ia terbasuh. Lalu noda-noda itu memudar. Agar ia terbilas berkali-kali. Lalu ia menjadi semakin jernih. Bening. Suci. Indah. Bahagia, dan membahagiakan.

Palestina-ku Kini

Mendoakan Palestina sepenuh-penuh doa. Pada mereka ada contoh nyata kesabaran yang paling sejati. Pada mereka ada contoh nyata kesyukuran yang paling sejati  Pada mereka ada contoh nyata keimanan yang paling sejati. Kita mengasihani mereka yang terampas semua hak hidupnya. Teramat kasihan. Teramat meluluhlantakkan hati kita yang melihat meski dari jauh ini. Tapi yang sebenarnya patut kita kasihani ya diri kita sendiri.  Apa yang sudah kita lakukan untuk mereka? Doa? Donasi? Bersuara untuk membela? Apakah kita peduli dengan kelaparan dan kehilangan dan semua musibah yang mereka alami? Ya Rabbi.. teramat lemah kemampuan kamu menanggung kesemuaan ini. Berita dari Palestina mengoyak hati kami. Tapi kami tetap yakin padaMu. Bahwa tidak ada yang akan tersia-siakan, dari puluhan ribu nyawa yang melayang itu. Dari setiap luka yang tak pernah terbayangkan itu. Dari air mata yang tertumpah-ruah hingga kering lagi. Dari setiap inchi kezhaliman dan kejahatan yang tak sanggup lagi digambar...

Kekurangan yang Perlu diOlah

Kita masing-masing memiliki kekurangan.  Kekurangan ini bisa sebab memang kita sudah terlahir seperti itu, atau memang kekurangan itu sebab kita yang belum memaksimalkan waktu untuk melatih diri agar kekurangan itu perlahan terkikis. Kekurangan bisa berupa sakit-sakitan.  Kalau kita cek, apakah penyebab sakit-sakitan ini adalah kurang terjaganya pola hidup sehat di keseharian kita? Jika jawabannya iya, maka kita sudah tau titik jawabannya. Bagaimana kalau kita mulai saat ini juga berusaha untuk menerapkan pola hidup sehat? Makan-makanan sehat. Puasa. Olahraga teratur. Minum air putih yang banyak. Olah jiwa dengan jurnal emosi. Olah spiritual dengam bersegera memenuhi panggilan ibadah. Start small, start now. Bisa yuk bisa. Kalau ga sekarang kapan lagi kan? Bukankah efek dari badan sehat itu imbasnya ke mana-mana? Pikiran enjoy, badan minim sakit, mood enak, sehat, bahagia, segar, ibadah nyaman. Bonus awet muda.  Masa siih ga mau? 

Latihan Taqwa yang Dekat dan Lekat

Memang benar dan selalu benar apa yang Allah sampaikan dalam firmanNya. Hanya kita yang terbatas untuk memahaminya. Bahwa ayat-ayatNya itu teramat dekat dengan keseharian kita dan setiap interakasi kita. Teramat dekat. Hingga terkadang tidak terlihat. Dalam setiap yang dinfakkan, diberikan, dalam kondisi lapang dan sempit. Rupanya ada maksud Allah atas titahNya itu. Bahwa kita dan semua yang kita punya sejatinya bukan milik sendiri selamanya. Lepaskan keterikatan hati. Tempatkan pada posisi yang seharusnya. Kita akan menemukan sesuatu yang menakjubkan hati. Ada surga sebelum surga. Bukankah ini dekat? Teramat lekat? Dalam setiap amarah yang ditahan, lalu memilih untuk menyelesaikannya dengan kalimat-kalimat yang baik dam akhlak yang baik. Rupanya ada maksud Allah atas seruanNya. DibuatNya hati lapang dan merasakan surga sebelum surga. Bukankah ini dekat? Tidak terasa asing? Dalam setiap kemaafan yang diberikan, lalu memilih untuk melapangkan hati ketimbang memendam amarah. Bukankah ada...

Jangan Lupa Allah

Kita memang butuh buahnya. Kita menanam benihnya, menyiraminya, menjaganya semampu kita, semaksimal yang kita bisa. Tapi Allah yang punya benihnya, lalu menumbuhkannya dan menjaganya sampai berbuah.  Berasal dariNya segala kehidupan dan segala permulaan. Kita memang butuh airnya. Tapi Allah yamg punya siklusnya. Dia yang menjadikan airnya segar dan bisa dikonsumsi dan menghilangkan dahaga. Berasal dariNya lah segala sumber yang tak ada putus-putusnya. Maka sudahkah kita meminta padaNya segala kebutuhan kita sebelum memulai ikhtiar dan segala langkah?

Menyambut Ketidaknyamanan

Tanpa sadar, kita masih saja menolak masuk ke dalam zona yang tidak nyaman, sebab kita memang tidak suka ada di dalam posisi tidak nyaman. Tapi terkadang, bahkan sering, kita diletakkan Allah pada kondisi dan zona tidak nyaman tersebut. Lalu apa respon yang kita berikan? Berontak, menjauh, dan berharap menemukan kembali zona nyaman dan aman yang akan membuat kita selamat. Kalau konsepnya Allah ga akan merubah suatu kaum sebelum kaum tersebut mengubah sesuatu yang ada pada dirinya.. Maka, bagaimana kalau mulai saat ini, setiap dihadapkan pada kondisi-kondisi tidak nyaman itu, pertama-tama kita mengubah diri kita saat pertama berhadapan dengannya, dengan bersiap menerima kondisi tak nyaman itu dengan  tangan terbuka lebar, diterima dengan dada tenang, juga hati yang berbisik,  "Aku terima kehadiranmu wahai ketidaknyamanan.  Aku akan memelukmu wahai yang tidak aku sukai.  Akan aku taklukkan diriku agar akhirnya kamu mengubahku jadi lebih baik dari aku yang sebelumnya....

Pertanyaan-Pertanyaan Ajaib

Kenapa di dalam Al-Qur'an Allah menyebutkan taat kepada Allah dan taat pada Rasul? Apakah ga bisa taat hanya pada Allah saja tanpa taat kepada Rasul? Apakah ga bisa hanya taat pada Rasul saja tanpa taat kepada Allah? Kenapa para sahabat Rasulullah SAW mengikuti dan nurut banget sama Rasul? Apa yang menyebabkan mereka seperti itu? _ini sebagian pertanyaan ajaib dari salah seorang dosenku.  Aku bilang ajaib, sebab pertanyaan ini pertanyaan yang begitu sering ada disekitar kita, tapi untuk ditanyakan itu agak gimana gitu ya. Sebab untuk apa dipertanyakan lagi? Beliau katakan, kalau dalam urusan agama kita, jangan mau cuma ikut tanpa mengetahui alasan dan ilmu atasnya. Milikilah iman yang cerdas. Jangan abaikan berbagai pertanyaan batin kita itu. Buatlah sebanyak mungkin pertanyaan dan carilah jawabannya sampai ketemu! Jawaban yang akan memuaskan dan menentramkan hati.  Terkadang dan terseringnya bahkan, jawabannya tidak serumit itu. Bahkan sangat simple . Tapi membuat kita menjad...

Safe Flight dalam Kepakan Sayap Khauf dan Raja' Sepenuh Cinta

Harapan menuntut rasa takut, kalau tidak maka ia merasa aman dari adzab Allah. Rasa takut menuntut harapan, bila tidak, maka ia adalah putus asa dari rahmat Allah.  Bila kamu takut sesuatu, kamu berlari menjauh darinya, kecuali Allah, bila kamu takut kepada Allah, maka kamu berlari kepada Allah.  Orang yang takut, berlari dari Rabbnya kepada Rabbnya. Sepenggalan syarah  atau penjelasan yang ada di kitab Aqidah yang lagi aku baca dan pelajari ini luar biasa ya. Merangkum dengan indah pada satu paragraf kalimat tentang harapan dan rasa takut yang harus diseimbangkan. Jika kita sedang ada pada kondisi serba mudah, serba gampang, berkelimpahan harta, maka sayap khauf  atau rasa takut itu harus diperbesar. Jangan sampai lalai lalu bablas. Jika sedang dalam kondisi serba takut, serba kurang, gelisah cemas dan sebagainya, maka yang harus diperlebar adalah sayap raja' atau sayap harapan.. Bahwa tiada kesulitan yang hadir melainkan dengannya Allah juga akan hapuskan dosa-dosa...

Hukuman Instan

Ada sebuah pesan yang tidak akan pernah aku lupa terjadi beberapa hari belakangan, tentang betapa tidak bolehnya kita memandang sebelah mata dan merendahkan orang lain seberapa tersalahnya pun dia di mata kita.  Karena kita hanya melihat apa yang terlihat tanpa mengetahui apa yang ada di dalam dadanya. Orang yang kita hina, orang yang kita anggap rendah, orang yang kita buruk sangkai itu, jangan-jangan dia adalah orang yang Allah cintai sebab kebaikannya, sebab keindahan hatinya, yang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang.  Maka jika kita terjatuh kepada menghina seseorang yang Allah cintai, maka biasanya hukumannya pun akan instan. Hukuman itu terjadi karena Allah tidak rela kekasihnya disakiti. Juga Allah tidak ingin hambanya ternoda dengan buruk sangka, dengan perkataan yang tidak baik, dan juga perbuatan yang tidak layak.  Maka sebenarnya hukuman pun itu tanda cinta Tuhan kepada hambaNya.  Akan aku ingat pesan ini selama mungkin, sejauh mungkin perjalananku...

Sebuah Konsep Kehidupan

Ini semua terjadi sebab aku hebat. Aku yang berusaha. Sebab aku melakukan ini. Sebab aku melakukan itu. Tidak ada yang salah.  Usahamu memang yang menjadi sebab apa yang kau terima saat ini. Itulah sunnatullah kehidupan. Wa allaisa lil insaani illaa maa sa'a... Tapi jangan sampai kau geser posisi Allah, yang mengizinkan itu terjadi. Yang memberikan padamu semua hal yang kau inginkan dari usahamu.  Semoga setiap usaha yang akhirnya makin memperindah dirimu lahir batin, membawamu pula makin tunduk dan rapat padaNya yang sangat kau harapkan segala yang ada padaNya  Afirmasi, visualisasi, manifestasi.. apapun boleh kau lakukan. Tapi persembahkan ujung semua itu untuk agar semakin menghamba pada Allah yang Maha Satu yang tiada Tuhan selainNya. Kau hebat karena dihebatkanNya. Kau lapang karena dilapangkanNya. Kau punya karena Dia memberimu. _ jangan lupa ya...

Memahami Makna Menjadi Orang Tua

Anak yang ceria, bahagia, aktif dan penuh rasa penasaran ingin mengeksplorasi semua hal di sekitarnya itu anugerah yang teramat besar. Jika sekali waktu, semua hal itu terasa menggangu dan menjengkelkan, ingat-ingat ya, ini hanya sebentar! Ini tak selamanya!  Sebentar saja, mereka sudah mendewasa. Sekejap saja, mereka semakin bertumbuh. Suatu saat tidak akan ada lagi drama dinding tercoret-coret, atau rumah yang rapih hanya hitungan menit lalu mendadak seperti kapal pecah lagi sekilat itu. Jangankan menunggu waktu berlalu membawa mereka semakin besar dan dewasa, baru disuguhi sakit yang mendera mereka, yang menghapus keceriaan dan riang di wajahnya berganti badan lemas dan wajah kuyu saja kadang kita sudah kelabakan dan sangat sedih kan.. Lalu berharap dia segera sembuh. Akan memiliki hati yang mudah memaafkan segala tingkah konyolnya selagi dia sehat-sehat saja. Itu sudah segalanya.  Sambil berjanji di dalam hati, bahwa tidak akan marah jika dia begini atau begitu lagi selama...

Lempar Jumroh, Latihlah Dari Saat Ini

Ada satu kebiasaan yang sedang aku bangun dalam diriku, soal memaafkan, membebaskan dan melapangkan hati dari semua gejolak emosi negatif yang sedang atau sudah dilewati saat berinteraksi dengan sesama manusia. Apa yang harus dimaafkan dari orang lain? Entah apapun yang mereka lakukan yang telah membuat kita memendam keuheul , atau rasa kesal, marah, sedih, malu, takut, terhina, merasa bersalah atau apapun. Maafkanlah, lepaskanlah, lapangkanlah.. Biarkan emosi itu mengkristal menjadi sebutir batu kerikil emosi, lalu lemparkan kerikil itu keluar dari dalam hati kita, menjauh dari dalam hati kita. Sejauh mungkin. Agar apa?  Agar yang tersisa adalah hati yang selamat. Tutuplah lemparan kerikil itu dengan doa-doa tulus yang teralun dari kedalaman hati. Pahami... bagaimanapun, dia manusia, sangat mungkin salah, sangat mungkin lupa dan khilaf. Begitupun kita. Dan bukankah dimaafkan itu membahagiakan? Maka maafkanlah. Karena kita pun butuh untuk bahagia. Menggenggam kerikil itu erat-erat,...

Berani

Pernah dengar bahwa berani bukan berarti tidak adanya rasa takut?  Berani berarti menghadapi rasa takut yang ada dan menyandarkan ketakutan tersebut pada sesuatu yang tepat sehingga bisa luruh, hilang, atau bahkan menjelma menjadi kekuatan untuk menjadi pribadi pemberani. Berani mengambil keputusan. Berani bertanggungjawab atas keputusan yang diambil. Berani menjalani setiap ketidakpastian rupa wajah kehidupan. Berani untuk berserah utuh pada Sang Maha Hidup. Berani karena tahu ada Allah yang akan memampukan setiap ketidakmampuan diri. Berani karena tahu kepada siapa seharusnya menyandarkan harap dan melepaskan rasa takut. Beranilah! Nusaibah..

Selalu Ada Pilihan

Kau selalu bisa memilih untuk memberikan respon atas apapun yang ada di hadapanmu. Dan aku rasa, memilih untuk tetap menjadi baik dan berhati lapang dalam kondisi paling sulit untuk tetap menjadi baik dan sulit untuk berhati lapang adalah sebuah pilihan yang harus aku dahulukan. Karena hatiku butuh keselamatan itu. Saat menghadapi hal-hal yang tidak nyaman dan mengusik emosi, pilihan untuk tersenyum, menghela nafas panjang dan berdamai atasnya akan selalu aku utamakan. Meski dalam prakteknya tidak semudah itu. Tapi tetap akan aku usahakan. Karena hatiku sangat butuh atas kedamaian itu. Tidak mendendam, tidak menyimpan gumpalan emosi negatif adalah pilihan terbaik bagi hati yang sedang terus menerus berbenah. Kita semua butuh akan hati yang tenang itu. Pilihlah apa-apa yang akan membuat hati kita selamat, damai, tenang. Maka semoga hisab akhirat kelak akan lebih ringan kita jalani.  Sebab penghisaban itu telah kita mulai sedari dini saat ini. Saat satu demi satu kerikil emosi negati...

Mendidik Hati

Dalam naik turunnya kehidupan, semoga selalu Allah yang besar dan paling besar dalam hati kita. BagiNya mudah membuat semua hal berubah sekejapan mata. BagiNya tidak ada yang sulit. Hati kita ini ada dalam genggamanNya, jika dalam proses penjagaannya dari segala noda terasa melelahkan dan begitu penuh aral melintang, maka mari kita naik ke ketinggian, rasakan, pahami, bahwa tidak ada yang sulit bagi Allah. Maka paling tepat, kita hadirkan terus rasa butuh kita kepadaNya setiap saat. Agar dimudahkan segala yang sulit bagi kita. Dalam kacamata iman, semua baik. Sulit, bersabar. Mudah, bersyukur. Kayuh hidup kita dalam dua kayuhan ini. Pintar-pintar mendidik hati. Dalam diam kita, pastikan doa demi doa baik saja yang mengaliri hati. Tepis semua buruk sangka, pada Allah, pada makhluk, pada keadaan. Semoga Allah jaga selalu dalam iman, dihindarkan dari kejahatan dan marabahaya. Selamat mendidik hati, ya...