Tunduk dalam Takjub

Banyak yang disampaikan. Banyak yang kudapatkan. Dari semua langkah yang aku gerakka menuju ke Bandung. Kali ini. Untuk berbagi sedikit dari apa yang sudah aku pelajari dan aku dapatkan di kehidupanku.

Namanya Ii. Temanku semasa Madrasah Tsanawiyah (sederajat SMP). Sudah sejak lama sebenarnya aku mendapatkan info tentangnya yang terkena sakit kanker payudara. Dan yang aku tak menyangka, dari sejak awal penyakit itu terdetekasi, sampai saat ini, perkembangannya begitu ganas dan cepat. Sampai mau tak mau dan suka tak suka, harus melakukan kemoterapi yang menyebabkan kuku-kukunya menghitam dan seluruh rambut di kepalanya rontok tak bersisa barang sehelai. Bahkan sampai harus diangkat sebelah payudaranya agar sel-sel kankernya tak menjalar semakin parah ke bagian tubuh yang lain.

Usianya sama denganku. Dia terdeteksi kanker saat usia 23 tahun. Sekarang usianya 24. Dan aku baru berkesempatan menengoknya kemarin sore menjelang berbuka puasa. Dari ceritanya, aku tahu bahwa ternyata selesai pengangkatan kanker tersebut, masih ada sisa sel kanker yang rupa-rupanya tertinggal dan sudah mengenai tulangnya belakangnya, yang membuatnya tidak mampu untuk leluasa menggerakkan pinggang, harus dibantu. Bahkan pekan kemarin sampai tidak mampu mengubah posisi tidurnya akibat sakit luar biasa di daerah pinggangnya. Mendengarkannya bercerita aku merasa ngilu.

Pertama melihatnya terbaring, seperti dia tidak sedang sakit. Badannya masih berisi, tidak kurus seperti yang kubayangkan. Dia sangat bersemangat untuk bisa sembuh. Sampaipun harus meninggalkan rumahnya di Tasik dan menyewa sebuah ruangan kos di dekat RS. Hasan Sadikin selama sebulan untuk penyinaran. Aku datang dan bertanya banyak hal. Hal-hal terkait penyakitnya dan beban batin apa yang dipendamnya sampai bisa mengalami hal seperti ini. Dia bercerita panjang. Sesekali sambil matanya berair, meahan tangis.

Dan akhirnya aku menemukan sesuatu. Pernikahannya sudah 4 tahun, ternyata memang penyebab beban batin utamanya justru adalah orang terdekat. Aku pernah belajar teknik terapi SEFT dan Quantum Qur'anic Healing.. Menggabungkan kedua teknik itu dan mencoba untuk membantunya melepaskan bebannya yang mungkin memang tidak bisa sekaligus selesai dalam satu pertemuan.

Saat sesi terapi berlangsung, dia menangis sangat sedih, seperti tangis yang tertahan sekian lama. Orang yang mendengarnya mungkin aka berpikir, siapa ini tamu yang hadir menjenguk dan malah membuat orang yang dijenguknya menangis hebat. Tapi keluarganya sudah kuberitahu untuk tetap tenang dan tidak berusaha meredakan tangisnya. Biarkan saja, agar lepas bebannya.

Sejenak dia berhenti menangis, seperti lemas dia memejamkan mata terdiam. Saat aku memintanya utuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya untuk melegakan hatinya, dia melakukannya dengan sepenuh hati.. Ini yang membuatku lantas mengucap hamdallah berulang kali, dia bilang seperti ada perasaan lega dan plong di hatinya, dan setelah terapi tersebut dia langsung meminta untuk duduk, dan berusaha untuk berdiri sendiri. Yang bahkan sebelumnya untuk bergerak leluasa pun sulit karena sakit di pinggangnya. Shalat pun hanya bisa dengan posisi tidur.

Aku pulang membawa banyak rasa lega pula di hatiku. Allah kalau sudah berkehendak menurunkan pertolongan, tidak akan ada yang bisa menyangka.

Pagi selepas subuh tadi aku mendapat BBM darinya;  "Teh Ibah, hatur nuhun, aku udah bisa shalat sambil duduk sekarang. :) ”

Allah sedang menunjukkan kembali kebesaranNya padaku. Setelah hari itu… sujudku dalam tiap shalatku semakin lama, aku merasa semakin kecil dan Allah semakin besar. Aku tunduk dalam takjub. Semakin takjub pada ke-Maha-an-Nya….

يا حي يا قيوم برحمتك استغيث اصلح لي شأني كله و لا تكلني الي نفسي طرفة عين و لا اقل من ذالك...
لا حول ولا قوة الا بك يا الله…
لا اله الا انت سبحانك اني كنت من الظالمين...

Komentar

  1. Masya Allah.. :'(

    Jd inget sama film jurasic world. Yang kalau disangkutpautin, jadi gini:
    Mungkin Allah memang sengaja menciptakan hal2 yg lebih besar dr qt (manusia), agar qt ngeuh, kalau sebenarnya itu qt sangat kecil..

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca blog ini dan bersedia meninggalkan jejak dalam komentar,semoga bermanfaat ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..