Mungkinkah Itu Taman Surga?



 Menaiki sebuah perahu kecil, yang hanya muat untuk menampung 3 orang. Ada dua orang lain bersamaku, seorang laki-laki dan perempuan yang lanjut usia yang ada di dalam perahu, aku tidak mengenalnya.
Perahu yang kutumpangi itu berjalan dengan kayuhan kami, melewati sungai kecil yang sangat kotor, lalu menabrak sebuah tebing. Apa yang biasanya terjadi saat sebuah perahu kecil menabrak sebuah tebing, cadas raksasa yang begitu keras, terjal, dengan posisi 90° dari tanah datar, tegak sempurna, berdiri kokoh dan angkuh? Harusnya perahu kecil yang kunaiki itu berhenti, atau separahnya mungkin terbalik dan aku terjatuh pada sungai yang sangat kotor itu kan?
Tapi ternyata tidak..
Perahu kecil itu bergerak semakin kencang menaiki tebing terjal itu. Ya, sangat cepat sekali. Tapi tebing itu tidak semulus yang kau kira, ia begitu tinggi. Sangat tinggi. Dengan permukaan yang jauh dari rata dan mulus. Kau pernah naik sebuah wahana permainan roller coster? Pada saat melewati jalan turun biasanya ia bergerak dengan sangat cepat sampai memacu adrenalin bukan? Ya.. Kurang lebih begitulah keadaan perahu kecil yang kunaiki itu. Melaju dengan kecepatan yang sangat mengerikan. Di atas tebing yang curam. Berulang kali perahu ini hampir terjatuh. Aku di dalamnya pun hampir terjatuh, tapi kembali dapat berpegangan lagi, saling membahu dengan dua orang penumpang lainnya.
Perahu masih terus melaju dengan sangat cepatnya. Dengan hentakan pada badan perahu yang sangat keras. Tapi lagi-lagi dapat terus bertahan. Meski payah.
Aku rasakan ketakutan dan harapan untuk segera sampai dan menyudahi perahu tersebut. Tapi nyatanya perjalanan masih sangat panjang, masih terus saja melaju kencang, dengan goncangan yang membuat perahu bahkan hampir terjungkal dan kami hampir terlempar jatuh. Tapi dapat kembali lagi, dan terus melaju lagi.
Aku lupa, apa aku menangis saat itu atau tidak. Tapi aku rasakan detakan jantungku yang menyamai irama hentakan keras lagi berguncang-guncang dalam kecepatan tinggi itu. Ngeri..
Setelah perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan itu. Perahu tibalah diatas tebing.. Aku merasa seperti ada di langit. Awan-awan putih berarak disekitarku dan aku dapat menyentuhnya dengan jemari tanganku. Biru langit yang sangat indah sempurna. Aku melihat kakiku, ternyata ia menjejak di atas hamparan rumput hijau yang sangat luaaaas sekali. Rasanya semua lelah dan perjuangan bertahan dalam perahu tadi tergantikan dengan hati yang terasa begitu lapang seperti lapangnya padang rumput dan langit biru luas yang begitu mendamaikan.
Ini di mana? Hatiku bertanya.
Lalu lewatlah dihadapanku arak-arakan awan putih yang sangat indah sekali. Saking indahnya, aku sampai merasakan haru yang begitu mendalam. Hatiku sesak dengan rasa bahagia yang sangat. Air mataku mengalir tak tertahankan. Hatiku berbisik lagi.. "Subhanallah... Ini karunia! Ini karunia!"
Tapi, ini di mana?
Aku melihat lagi ke sekelilingku. Ternyata ada beberapa gazebo indah di atas hamparan rumput itu. Ada yang memanggilku. Dan aku melihat beberapa orang yang aku kenal..
Mereka, teman-temanku, para penghafal al-Qur'an. Menyambutku dengan senyuman manis nan ramah, memelukku dengan hangat dan sepenuh hati.
Aku masih belum paham, tempat yang begitu indah ini apa? Di mana?
Kami semua yang hadir di sana, dipersilahkan duduk dua shaf berhadap-hadapan di atas sebuah permadani... Senyum-senyum bahagia tampak jelas di wajah kami. Bahagia yang tidak terlukiskan.
Lalu dihadapan kami ada begitu banyak hidangan tersaji...

Aku masih ingat jelas sensasi rasa hatiku saat tetiba aku terbangun dari mimpiku. Ternyata aku tertidur seusai shalat sunnah yang kulakukan sebelum tidur. Shalat yang dipenuhi derai air mata, dan getaran doa. Saat itu aku sedang hamil dengan usia kandunganku enam bulan.
Doa yang aku panjatkan saat itu dengan sepenuh kesedihan, dan berbagai pertanyaan batin atas kesemuaan yang aku alami di kehidupanku. Satu pertanyaan batinku saat itu yang aku ingat; "Sampai kapan? Seberapa lama lagi? Seberapa sakit lagi?"

Aku terbangun, mataku terbuka, tapi aku tidak ingin beranjak. Masih ingin merasai mimpi yang terasa begitu nyata...
Aku lihat jam. Rupanya itu tepat di sekitar waktu sepertiga malam terakhir. Menjelang waktu subuh.

Mungkin saat itu, Allah ingin menghiburku dengan mimpi itu. Tepatnya maksud dari mimpi itu, hanya Allah yang tau. Tapi aku bangun dengan rasa hati yang berbeda.
Ada tekad baru yang tertanam kuat.

Kesakitan, ketakutan..
Harapan, kebahagiaan..
Semua itu akan silih berganti hadir dalam hidup kita sebagai manusia yang ingin bisa melalui hidup ini dengan sebaik-baiknya.
Mendekati Allah... Mencintai Allah...
Adalah sebuah perjalanan panjang, mendaki, penuh liku, tidak mulus.
Berulang kali mungkin kita akan terjatuh, atau hampir terjatuh.
Tapi selama kita terus berpegangan, saling membahu memegangi untuk tetap kembali pada jalan lurus yang sangat tidak nyaman itu, kita akan tetap sampai.
Perjalanan yang penuh tantangan itu pada akhirnya akan berakhir...
Jika kita ingin merasakan bahagia pada akhirnya, lewatilah jalan yang lurus, mendaki, terjal, lalu bertahanlah... Itulah jalan menujuNya.
Tidak mudah.. Tapi akan indah pada akhirnya.

Itu hikmah yang tertanam setelah aku mimpi malam itu.

Semoga kita bisa istiqomah, dan terus kembali pada Allah, kembali lagi pada Allah dan terus mengembalikan kesemuaan kita dan apapun yang kita punya kepadaNya...
Jangan sendiri. Kemungkinan kau selamat jika sendirian tanpa yang mengingatkan, memegangi dan menarikmu kembali ke jalan lurus dan terjal ini akan berat.
Sahabatilah orang-orang yang sedang memperjuangkan hal yang sama dengan yang kau perjuangkan: meraih ridha dan kecintaan Allah.

Terbangun di pagi ini, dan teringat pada mimpi itu. Setelah merasakan sebuah kefuturan mendalam. Rasanya jalan menuju kembali pada Allah tertutup. Padahal kita masih tetap dalam perjalanan mendaki yang sangat cepat itu, dan jalan untuk kembali masih terbuka sangat-sangat lebar.

Kembalilah pada Allah. Ia selalu menunggu kita kembali. Dan akan sangat bahagia dengan kembalinya kita yang sering terlupa padaNya ini...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

sampe sebesar ini?