Tertawan

Tertawan.

Memang begitulah mestinya kita hidup—dalam kewaspadaan penuh.

Seperti seorang tawanan yang sadar sepenuhnya akan kondisinya: tak leluasa, tak bebas, dan tak berhak semena-mena.

Kesadaran itulah yang melahirkan ketundukan.

Bukan karena lemah, tapi karena tahu diri.

Hingga saat pembebasan itu datang—oleh Dia yang Maha Berwenang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musibah: Balasan, Kasih, atau Teguran?

Sebuah Alasan tentang Kenapa Dilarang dan Kenapa Disuruh

Syawal dan Janji yang Kita Simpan di Dalam Diri