LAPTOP CINTA



Tiga minggu sudah, laptop yang baru saja aku beli itu hilang tanpa sedikitpun jejak dari kamarku. Aku menaruhnya di tempat yang mungkin orang luar tidak akan sadar kalau empunya rumah menyimpannya di sana. Padahal laptop itu baru saja aku beli. Sama sekali belum ada data yang aku simpan didalamnya, kecuali sepenggal tulisan yang aku coba-coba untuk menuliskannya sebagai projek dari buku baruku.

Memang sesuatu yang ditakdirkan bukan menjadi milik kita, akan pergi pada akhirnya, karena memang bukan seharusnya ia menjadi milik kita. Sungguh, pelajaran berharga dari laptop hilang itu, aku jadi banyak bermuhasabah diri. Jangan-jangan, ini teguran dari Allah, untukku yang sukanya menunda-nunda mengerjakan sesuatu. Ah, padahal aku sudah berjanji pada suamiku, saat dia membelikannya, bahwa aku akan menuliskan lanjutan dari buku yang sudah kutulis. Memang penyakit menunda-nunda ini adalah penyakit parah yang aku derita. Aku harus berusaha menyembuhkannya. Ditambah lagi, kamarku memang tidak ada kuncinya. Seharian aku meninggalkan rumah karena ada liqo sedari pagi, dan siangnya menemani seorang teman yang anaknya harus masuk ke IGD karena sakit yang serius. Lengkaplah aku meninggalkan rumah sampai jam 10 malam. Tidak sempat lagi aku melihat apakah laptop itu masih ada pada tempatnya. Padahal kalau dipikir-pikir, disamping laptopku yang hilang itu ada pula laptop suamiku, yang aman sentosa tidak berpindah barang seinchi pun dari tempatku menyimpannya. Mungkin berkah laptopnya mas suami yang dipakai untuk banyak kebaikan, dan saat laptop hilang itu suami lagi ada di Lombok, bersilaturahmi dengan korban gempa Lombok. Aku jadi ingat, waktu hilangnya laptopku itu bertepatan dengan waktu gempa dan tsunami di Palu sepertinya, atau lebih tepatnya sehari setelahnya. Pokonya kejadian ini membuatku banyak beristighfar. Aku sudah lalai, maka aku harus memperbaikinya. Sejak kisah kehilangan laptop itu, aku mulai memperbaiki pintu kamarku yang rusak dan memasangkan kunci yang hanya aku dan suamiku yang memegang kuncinya.

Hari ini hari ulang tahunku yang ke 27, sepulang kerja, suamiku pulang agak lebih lambat dari biasanya. Mas Rendy aku telfon tidak mengangkatnya, aku pikir, "Ah mungkin mas Rendy masih di jalan dan sedang membawa motor jadi tidak bisa mengangkat telfon."

Tidak lama terdengar suara salam, anak-anak menyambut, ternyata suamiku sudah pulang. Bersegera aku menyambutnya di depan pintu dan meraih tangannya lalu kucium. Sambil kutelisik wajahnya, seperti biasanya, wajah lelah seharian di kantor itu tampak. Aku tak banyak bertanya, mengambilkan air minum dingin kesukaannya dan memotongkan mangga untuk dimakannya.

Setelah makan, dia berbaring di kamar dan memintaku mengambilkan laptopnya di dalam tas. Saat aku membuka tasnya, aku berseru, "Wah, laptopnya dikasih bungkus baru nih." Karena biasanya laptop hitam merk DELL miliknya itu polos saja tanpa dibungkus tas atau cover apapun.
"Iya dong dibungkus, biar keren. Bukain dong tas laptopnya." pintanya lagi.
Aku membuka tas yang membungkus laptop itu, tapi yang aku lihat bukan laptop berwarna hitam yang biasanya, tapi laptop yang lebih tipis dengan merk ACER dan berwarna silver.
"Laptop siapa nih Say?" tanyaku sambil menengok ke arahnya.
Yang ditanya malah senyum-senyum, "Happy birth day Sayang, semoga makin berkah hidup kamu."
Speechless sudah aku sambil pegangin si silver baru itu. Terharu dan mau nangis rasanya. Kalau soal kasih surprise, dia selalu jagonya. Aku ga bisa deh bikin yang model begini ini.
"Say, makasih banyak loh ini, terharu aku. Tapi aku belum ilang rasa bersalah sama laptop yang hilang itu." antara mau senyum-senyum campur pengen nangis itu rasanyaa ampun deh.. Ga tau muka aku udah kayak apaan itu.
"Mulai sekarang, nulislah, jangan tunda-tunda lagi. Jangan sampai Allah marah lagi. Kamu punya janji yang harus kamu tepati."
"Iya Say... bismillah, insyaallah ga nunda-nunda lagi sekarang.. Sekali lagi makasih banyak banget ini. Aku suka." kuambil tangan kanannya dan kusalami lagi sepenuh rasa.

"Kamu tau ga sih Say, tadi itu ada kejadian 'taram-taram' banget pas aku mau beli laptop ini." Ujar mas Rendy sambil cengengesan dan menutup wajahnya. Kalau dia sudah pakai istilah "taram-taram", hanya aku yang aham, bahwa ynag mau diceritakannya adalah sebuah kejadian yang sangat memalukan atau sangat menggelikan.
"Kenapa Say?" tanyaku penasaran.
Mengalirlah cerita darinya tentang kisah dibalik pembelian laptop. Doi sempat tertahan di counter pembayaran saat sudah memilih laptop yang ingin diberikannya untukku, sekitar 20 menitan. Ternyata uang di ATM aku kurang. Aku yang dengernya sampai ikut deg-degan, "Kalau memang ga ada uangnya ya jangan maksa beliin lah Say.." timpalku ditengah ceritanya.
"Tapi alhamdulillah akhirnya kebayar juga sih. Makanya Say, nulis lagi ya, lanjutin, history pembelian laptop ini cukup jadi cerita pelecut kamu buat segera bangkit lagi setiap kamu mulai males dan nunda-nunda lagi."
Terdiam aku mendengar ceritanya, antara geli tapi sedih juga. Mau ketawa tapi takut dosa kan. Mau marahin karena maksain banget ya udah dibeliin juga kan, duh serba salah. selanjutnya ya aku bismillah mulai nulis aja lagi deh. Drama usia ke 27 tahun di tanggal 16 Oktober tahun 2018 ini akan jadi cerita banget buat aku kelak. Aku jadi merasa dicintai banget loh ini sama mas suami. Sampe segitunya bela-belain buat istrinya yang begini ini. Dari dulu, emang dia ini yang paling percaya aku bisa berbuat lebih lewat tulisan aku, padahal aku sendiri ya ga ngerasa kayak gitu. Kadang masih ngerasa ga PD sama tulisan sendiri yang kok rasanya aneh banget gitu. Tapi dia lagi yang dukung lagi. Ga ada kata-kata cinta yang keucap lisan sih, tapi ini sudah sangat cukup buat aku tau, kamu cinta aku Say, dan pingin aku jadi lebih baik lagi dari aku yang sebelumnya. Kamu dukung potensi aku dengan diri kamu. Terimakasih banyak banget Say..

Sebelum rasanya hilang, tengah malem ini aku langsung nulisin perasaan ini ke blog, pakai laptop baru ini. Laptop yang buat aku jadi bahasa cinta kamu ke aku. LAPTOP CINTA aku menyebutnya. Kita berteman ya silverku, semoga kehadiran kamu jadi berkah berkah berkah untuk kehidupan dunia akhiratku, keluargaku, ummat manusia, dan islam keseluruhan. Bismillah.. temani aku ya Allah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..