Memperbaiki Komunikasi dengan Anak

Bismillah.

Mengikuti program perkuliahan online dari Institut Ibu Profesional kelas Bunda Sayang, di hari pertama materi, tepat sekali sesuai yang saya butuhkan, tentang bagaimana berkomunikasi dengan efektif.

Saya punya sedikit tantangan, yaitu berbicara dengan anak yang mulai beranjak besar, usianya memang baru 5 tahun, tapi saya masih sering kebingungan menemukan cara berkomunikasi dengan baik sehingga memicunya dapat bercerita sesuai dengan yang ditanyakan.

Baru saya sadari, pertanyaan yang saya ajukan selama ini padanya ternyata rupanya masih lebih banyak berupa 'interogasi' dari pada sebuah pertanyaan.

Jadilah saat materi pertama ini saya dapatkan, saya berusaha langsung memperaktekkannya kepada anak saya. Tantangan saya adalah mengendalikan intonasi dan sikap tubuh saya saat berbicara padanya sedang saya dalam kondisi lelah atau sakit atau sedang mengerjakan hal yang lain. Seringnya saya lupa dan mengeluarkan intonasi tinggi dan 'ngomel-ngomel' dengan kecepatan 100km/jam. Setelahnya saya hanya merasa sedih dan merasa bersalah sendiri.

Akhirnya, saya coba mempraktekkannya dalam komunikasi saya dengan anak, dan berikut laporan perkembangan komunikasi saya.

🍁 Family Forum 🍁

Waktu untuk family forum saya pilih setiap anak saya bersantai sepulang sekolah dan sebelum waktu tidur.

Kalau sebelumnya saya selalu bertanya, "Kakak tadi di sekolah belajar apa?"
Dan dia tidak menjawabnya dengan benar, selalu malah ekspresi kebingungan yang dia tampakkan setiap kali aku bertanya hal itu.

Tapi saat saya rubah pertanyaannya dengan beberapa perubahan meski kecil, aaya menyambutnya sepulang sekolah dengan pelukan, dan mengatakan padanya,

"Kakak kayaknya lagi bahagia dan semeng banget, cerita dan bagi dong rasa senangnya ke Yumi."

Aku berkata dengan riang, sepenuhnya terfokus padanya, menahan eye contact yang ceria, badan saya menghadap sepenuhnya pada dia, seulas senyum juga tidak lupa saya sunggingkan di bibir.

Dan lain sekali dari biasanya, dia memelukku dan bercerita tentang hal apa saja yang dia lakukan di sekolahnya tadi dan membuatnya senang ceria sepulang sekolah.

"Aku tadi main fun gym di sekolah Mi, terus main di sentra balok, aku bikin rumah-rumahan, besar banget, aku sukaaa banget."

Panjang sekali ceritanya, dan ini perubahan drastis pertama yang aku terima darinya setelah aku memperbaiki hanya sedikit saja dari pertanyaannya yang biasa kutanyakan sebelum mendapatkan ilmu ini.

Dia melanjutkan kisahnya, "Tadi di sekolah ada tikus loh Mi, aku kaget banget, aku sama temen-temen aku teriak-teriak loncat-loncat, seru!"

Dan aku tertawa, berusaha fokus tetap penuh padanya, menghadirkan hati saat itu, be right here right now, untuknya, "Wah seru bangeet! Kakak seneng ya?"

"Iya aku seneng banget sekolah tadi." dan dia memelukku lagi.

Aku mencoba mengalihkan pembicaraan dengan memposisikan dia sebagai pendengar sebaya denganku, aku bercerita pula kepadanya tentang kebahagiaan yang aku rasakan hari ini,

"Yumi juga lagi seneng loh Kak, buku Yumi udah selesai cetak hari ini, ini nih bukunya. Alhamdulillah sudah jadi, bagus kan?"

Dengan mata berbinar dia bilang, "Ih iya bagus Mi, ini bukunya kalo aku udah besar dan udah bisa baca aku mau baca ya Mi."

Ternyata... Apresiasi, sekecil apapun, kalau tulus diberikan dari hati rasanya membahagiakan sekali.

Ini komunikasi terpanjang yang pernah saya lakukan dengannya. Dan aku akui, di praktek komunikasi produktif day 1 ini, kemajuannya pesat. Alhamdulillah.

Semiga di praktek hari-hari selanjutnya bisa semakin membaik komunikasi kami sekeluarga.

Terimakasih IIP atas ilmu baiknya... 😘😊

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

sampe sebesar ini?