Tentang Khauf dan Raja'

Melewati berbagai jenis tema dalam kehidupan. Pernah pada suatu masa,  mengalami rasa begitu terobsesi mewujudkan suatu cita-cita: Beberapa terwujud dan beberapa tidak. Ada bahagia ada juga kecewa. Ada yang biasa saja dan ada yang mempunya emosi mendalam.

Dan aku semakin memahami makna bahwa bersikap sewajarnya adalah yang terbaik. Tidak berlebihan saat sedang bahagia atau saat sedang kecewa,  juga saat mendapatkan sesuatu atau terluput dari mendapatkannya.

Kini setiap sedang mengalami satu lonjakan rasa, hati seperti sudah mempunyai alarm tersendiri jika rasa tersebut sudah melewati batas seharusnya. Dan lantas segera menyeimbanginya dengan perbandingan rasa yang perlu ditambahkan. Saat sedang berharap,  jika harapan itu besar, akan diseimbangkan dengan perasaan takut pada kadar seperlunya. Saat sedang takut, ketakutan yang besar diseimbangkan dengan perasaan akan harapan yang harus tetap di bangun.

Aku semakin sadar, memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan kadar harapan (raja') dan takut (khauf) adalah hal yang penting. Dan semua harus didasarkan dan disandarkan pada Allah.

Bagaimana cara melatih hati agar saat berharap tak terlalu berlebih dan saat takut pun tak terlalu berlebih? Latihannya setiap waktu. Tapi sebenarnya,  lewat segala kejadian yang terjadi terhadap masing-masing manusia sesuai kadarnya masing-masing yang telah Allah tetapkan,  jika saja mau mengambil pelajaran atas setiap kejadian tersebut sebenarnya ada hikmah dan benang merah yang jika ditarik lurus akan dapat ditemukan satu pola yang berulang. Kejadian yang terjadi saat berharap terlalu tinggi lalu kecewa. Saat terlalu takut ternyata malah bahagia sesudahnya. Dari kejadian-kejadian seperti itulah sebenarnya Allah sedang melatih hati kita agar memiliki otot yang kuat. Pertama-tama mungkin dihempaskan berkali-kali agar paham rasa bagaimana terpuruk jatuh, merasakan bagaimana sakit mendalam. Tapi sesudahnya jadi bisa memahami, bagaimana bersikap dengan lebih bijaksana dalam memberikan kadar 'rasa' pada setiap peristiwa di kehidupan yang terus berlanjut.

Allah Maha Lembut,  Maha Kasih,  sampai-sampai sangking lembutnya Dia, kebaikanNya jadi sering disalahsangkai oleh hambaNya. Dan inilah fenomena yang banyak terjadi. Padahal jika kita mau lebih peka dan mengambil hikmah juga mutiara yang tersembunyi disebalik kubangan lumpur itu, selalu ada,  dan akan selalu ada kebaikan yang bisa diambil.

Dan memang,  takdir Allah selalu lah yang terbaik. Yang terjadi selalu untuk membaikkan urusan kehidupan seorang hamba. Kita hanya perlu membuka mata dan membuka hati. Memaksimalkan pemanfaatan indera yang telah Allah titipkan.

Komentar

  1. Tidak terlalu menarik, tidak terlalu mengulur..
    Akan terlepas atau tidak pernah sampai..

    Segala sesuatu yg 'terlalu' memang 'menyakitkan' ya.. Pun dlm hal kebaikan dan kebahagiaan..
    *jadicurhat

    Smg otot ini makin peka dan tau batas dg secepatnya..

    *TwoThumbsUp

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca blog ini dan bersedia meninggalkan jejak dalam komentar,semoga bermanfaat ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..