Rasulullah, Aku Menyapamu di Uhud
في انتظار الصلاة العشاء، Masjid Nabawi.
Perjalanan umroh, hari ke-2 di Madinah. Melakukan kunjungan ke berbagai tempat yang memiliki kisah luar biasa di sebalikan gundukan waktunya.
Masjid Kuba, mengingatkanku akan kisah saat rebana bertabuhan sahut-menyahut membentuk harmoni indah menyambut kedatangan 'sang bulan purnama'. Lantunan sya'ir indah penyambutan kedatangan sang rahmatan lil'alamin. Rasulullah. Tempat penentu hari pertama dalam kalender yang menyejarah: Hijriyah.
Beberapa raka'at di dalam masjid Kuba yang kulakukan membawaku merenungi perjalanan hijrah Sang Nabi yang sangat heroik yang berjarak satu setengah milenium denganku kini. Atas izin Allah, islam bertahan dan berkembang sedemikian dahsyat.
Ya Rasulullah, ummatmu sebanyak ini sekarang, semoga sebanyak itu pula iman bersemayam di dalam dada-dada ummatmu di akhir zaman ini.
Bersujud syahdu di dalam masjid pertama dalam sejarah kerasulanmu, adalah sujud dengan sepenuh cinta bergemuruh. Aku rindu padamu...
Perjalananku berlanjut ke Bukit Uhud.
Satu lagi kisah menyejarah menggedor ruang hatiku.
Oh, rupanya begini kondisi bebukit terjal tempat kau meninggikan kalimatullah bersama sahabat-sahabatmu.
Rupanya begini, di sinilah, Nusaibah binti Ka'ab dulu membuktikan cintanya padamu lewat tiap ayunan pedang dalam derap kuda yang dinaikinya. Menahan kesakitan dari belasan tusukan panah di punggung dan tubuhnya.
Rupanya begini hirup udara yang sama hanya berbeda milenium saat kau dan para sahabatmu berstrategi dulu. Membuktikan kecintaan kalian pada Ilahi Rabbi dengan sepenuh jiwa raga.
Ya Rasulullah, aku di sini, ummatmu yang berjarak begitu jauh denganmu. Mencintaimu dalam rentang waktu yang meski jauh tapi terasa begitu dekat.
Ya Rasulullah, aku di sini, menikmati tiap jejak perjalananku di kotamu, Madinah, dalam langkah yang kuharap barang sekali saja menjejak pada langkah yang pernah kau tapakkan dulu semasa 13 tahun kau membangun kota ini.
Ya Rasulullah, dari Uhud, hari ini aku berdoa dan berharap, semoga jika pada waktu itu aku ada, aku termasuk ada bersama para sahabat setiamu yang bertahan membentengi dirimu, menjadi benteng hidupmu dari kepungan serangan musuh-musuh islam.
Aku berharap saat itu aku adalah Nusaibah binti Ka'ab. Yang mencintaimu dan membuktikannya dengan sekujuran luka yang disikapi dalam senyum bahagia saat kau berseru; "Ya Allah, jadikan Nusaibah dan keluarganya sahabatku di surga."
Dan izinkan aku berdoa, semoga aku adalah penerus Nusaibah binti Ka'ab yang masyhur dengan kemahirannya dalam bermain pedang, menjadi Nusaibah masa kini yang hatinya terpaut dalam kerinduan dan kecintaan pada Allah dan padamu, ya habiballah...
اللهم صلى على محمد و على ال محمد…
https://youtu.be/4s4_6WZjzG4
BalasHapusNusaybah binti ka'ab (rah) menjadi asal usul / asbabun nuzul turunnya ayat dalam surat al ahzab : 35 yang menunjukkan equality kedudukan, persamaan kewajiban dan hak yang dimiliki baik kaum perempuan maupun laki laki di dalam Islam.
https://youtu.be/WCj89pNAsuc
Wa hasuna ulaika rafiqa..
Firman Allah Tabaraka Ta'ala:
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا ﴿٦٩﴾
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang- orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An Nisaa': 69)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah: 6-7)