Cinta Tidak Pernah Salah Alamat
Tadi aku membatin. Apa kiranya doa seorang Yusuf AS
yang digoda oleh seorang gadis yang begitu menawan. Mengajaknya memadu kasih,
mengejarnya lalu membujuknya habis-habisan. Memang benar, dalam kondisi seperti
itu, hanya taqwa yang akan mampu menjadi penjaga utama.
Mungkin ada lesakan gairah dalam dada Yusuf AS, tapi
dia benar lebih cinta pada Rabb-nya.
Mungkin ada sentakan ingin dalam dada Yusuf AS, tapi
dia benar lebih memilih Rabb-nya.
Atas segala kesulitan dan nestapa yang pernah dia
terima sebelumnya, mungkin mudah saja baginya mengiyakan ajakan seorang gadis
jelita nan berkuasa. Tapi dia menolak segala kenikmatan sesaat untuk kenikmatan
yang lebih abadi pada akhirnya.
---
Bagaimana kusampaikan padamu bahwa cinta tidak akan
pernah datang salah alamat. Tidak akan pernah.
Mungkin kita pernah mencela kehadiran sang rasa,
menolaknya ada, karena kita berpikir untuk apa ia ada jika kehadirannya malah
menjadi beban tanpa guna?
Mungkin kita juga pernah menyanjungnya begitu
tinggi. Bersyukur atas indah tiada tara, lantas terperosok jatuh karena salah
kaprah.
Usulku, bagaimana jika kita akui saja keberadaannya?
Meski ia adalah sesuatu yang paling kau tolak habis-habisan akan adanya? Menerimanya
tanpa menyalahkan siapapun, tidak dia, tidak mereka, pun tidak kau sendiri. Lalu
memberikan senyum terbaikmu atas kehadirannya, meyakini sepenuh hati, ia datang
untuk menjadikanmu lebih dan lebih baik lagi dari kau yang sebelumnya.
Ia ada, agar kau bijak memaknai tiap getar jiwa. Bukan
untuk ditolak mentah-mentah. Bukan pula untuk disanjung setinggi langit. Tapi diterima
dan dijadikan sebagai guru yang akan mengajari begitu banyak hal tentang sisi
lain dari wajah kehidupan yang belum kau ketahui, dan Sang Maha Cinta ingin kau
untuk mengetahuinya juga belajar dengan baik atasnya.
Kau dipercayakan atas sebuah rasa, yang kebanyakan
orang menyebutnya: cinta.
Itu tanda Sang Maha Tahu sudah percaya padamu. Dia
ingin kau semakin berisi.
Jika suatu saat kau dilanda sesak karena menjaganya
tetap dalam batas koridor Sang Maha Pengatur, di saat itu, meski kau tak tahu, Yang
Maha Lembut sedang tersenyum padamu. Saat
kau menangis pilu demi menjaganya tetap suci, kau akan memahami, Yang Maha
Kasih sedang mendekapmu erat, sambil berujar
“Aku dekat, berdoalah padaku.”
Lalu
malam demi malam adalah lantunan doa teriring gerimis yang tak juga berhenti.
Kehadiran cinta, membuatmu selangkah dan selalu
selangkah lebih dekat pada Pemilik Kerajaan Hati-mu, tidakkah itu sebuah kabar
gembira?
Berbahagialah...
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca blog ini dan bersedia meninggalkan jejak dalam komentar,semoga bermanfaat ya. ^_^