Terasa Tapi Tak Teraba

Saat hati kita lagi merasakan berbagai emosi yang tumpang tindih.

Sedih. Marah. Khawatir. Takut. Kecewa. Berharap.

Kita ke sana kemari mencari solusi.

"Ah barangkali kalau aku lakukan ini, aku akan bisa lapang lagi hatinya."

Kita berpikir begitu. Lalu mulai bergerak melangkah mencari solusi agar hati kembali sehat. Hilang segala emosi tak nyaman itu.

Sekali waktu mungkin percikan emosinya hilang saat kita lakukan sebab-sebab yang bikin ia pudar.

Tapi hati kembali goncang lagi dengan mudahnya.

Kita mungkin terlupa bahwa qur'an yang lama kita tinggal dan tidak kita baca itu, ada di sanalah obat bagi segala emosi yang tumpang tindih tak karuan itu.

Atau mungkin kita ingat, kita tahu bahwa itu obat, tapi enggan bersegera mengambilnya sebagai obat.

Bacapun terasa berat.

Apalagi berlama-lama dengannya.

Tapi... saat kau mulai memutuskan hatimu harus kembali padanya. Langkah pertamamu mengambil mushaf itu.. bacaanmu. Waktu kebersamaanmu dengannya..

Itulah masa pengobatan yang sedang kau jalani.

Rasakan.. emosi yang tumpang tindih itu perlahan mengalir. Mulai tertata. Mulai masuk ke ruangnya masing-masing. Mulai menemukan pelabuhannya satu demi satu.

Sedih yang mungkin akan mengurai bersama air mata bersama lantunan bacaan qur'anmu. Di akhirnya ia menjelma bahagia yang hangat di hati.

Marah yang mungkin akan mengalir menjadi getaran-getaran yang merilekskan syaraf bersama lantunan qur'anmu, yang terasa begitu mengikat sebelumnya. Di akhirnya ia mereda menjadi tenang yang hadir di hati.

Khawatir dan takut yang menggelisahkan itu akan terurai menjadi sebuah kesadaran demi kesadaran. Bahwa kita ada pada pengaturan Sang Maha. Sehingga di akhirnya akan menjelma yakin. Yakin bahwa Sang Maha tak mungkin membiarkan kita berjalan sendirian.

Kecewa akan mengalir menghadirkan rasa rasa sakit yang mencubit-cubit hati tapi dibersamai lantunan bacaan qur'anmu, akhirnya ia menjelma penerimaan. Tak apa sakit, tak apa ia terjadi, tak apa dia menyakiti. Karena aku tahu.. kecewaku sebab aku berpaling dari keberharapan yang semestinya hanya pada Sang Maha.

Emosi demi emosi yang tak teraba jemari tapi mereka ada. Kita merasakannya. Maka obatnya mesti dengan sesuatu yang bisa mengobati apa yang tak teraba itu tapi punya daya magis yang menjadi penyembuh atasnya. Al-Qur'an..

Jadi.. setelah membaca ini..kenapa masih diam saja?

Bacalah qur'anmu. Agar hatimu terobati dengan obat manjur yang sudah semestinya.

Sisanya... biarkan kebahagian demi kebahagiaan itu hadir tak terbendung lagi. Untukmu. Yang kuat bertahan menentang nafsu yang inginnya menjauh..

Selamat membaca qur'anmu.. obat hatimu.. ❤️


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

hanya santri biasa..