Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Itulah Hidup: Memang Harus Seperti Ini

Tidak semua hal harus berjalan mulus sesuai yang kita harapkan. Terkadang sesuatu harus terjadi dan membuat kita bersedih. Di lain waktu boleh jadi sesuatu terjadi dan membuat kita marah. Tidak semua hal harus berjalan datar dan mudah. Ada banyak hal yang terjadi. Naik dan turun. Tinggi dan rendah. Bahagia dan sedih. Tenang dan marah.  Semua sebab detak jantuk yang sehat memiliki irama yang kadang naik dan kadang turun.  Sekali waktu dia tinggi. Dan di waktu lain dia rendah. Sebab jika datar, berarti jantung itu mati. Tidak ada lagi kehidupan. Nikmati saja. Kalau saatnya sedih ya menangislah. Tapi jangan lama-lama. Senyum lagi. Sebab yang baik jauh lebih banyak dari yang buruk. Iya kan? Nikmati saja. Kalau saatnya marah ya marah lah. Tapi jangan lama-lama. Maafkan lagi. Sebab memendam marah terlalu lama akan membuat kita sakit lebih lama. Tidak mau kan? Sebuah kesadaran bahwa semua ini memang harus terjadi, akan mengantarkan kita pada sebuah penerimaan.  Ya, tidak apa. Se...

Jadi Istri yang Bahagia

Mengorbankan keinginan pribadi sebab ingin taat suami.  Mengorbankan lehilangan kenyamanan diri dalam mengurus anak-anak dan keluarga. Aku pernah dengar entah dari mana sumbernya, bahwa dalam berumah tangga setiap yang ada di dalamnya tidak boleh ada yang merasa telah berkorban. Semuanya harus menjalani peran masong-masing dengan dada lapang dan bahagia tanpe merasa telah berkorban.  Agar tidak ada anggapan, "Aku tuh sudah berkorban lebih banyak dari kamu untuk keluarga ini. Tolong dong aku dihargai!" Baru membayangkan mendengar kalimat begitu aja pasti rasanya sudah sangat jengah dan ga nyaman ya. Baik..mari kita uraikan satu demi satu. Peranan kita masing-masing entah sebagai apapun dalam ruang lingkup sebuah rumah tangga pasti sudah satu paket lengkap dengan hak beserta juga kewajibannya. Sebelum mengubah semua hal dan semua orang di luar diri kita, pertama dan paling utama, mari cek apa yang ada dalam peranan kita. Adakah kewajiban yang belum tertunaikan? Adakah kewajiban...

Kau dan Hanya Kau

Juni berlalu dan hampir sampai lagi ke akhirnya. Juni yang penuh dengan kenangan. Hubungan yang terbangun antara aku dan Tuhanku. Percakapan batin yang masih saja riuh. Ego yang terkadang mencuat dan enggan diredam.  Bagiku Juni adalah penempaan hati. Ditempatkan pada satu kondisi dan tempat yang sama, dengan yang sebenarnya paling ingin aku hindari.  Sebab hatiku masih patah patah menjalani dan berusaha memahami dalam sunyi senyap di kedalaman yang tertular hingar bingar di luar. Aku tidak terbiasa dengan ini. Tapi hampir sebulanan ini aku dipaksa untuk terbiasa. Riuh di hatiku saat berusaha memahami masih saja. Aku berusaha menatanya dalam tataan terbaik.  Seperti biasanya. Saat sebelumnya aku dengan mudah menepi dan menghilang sejenak dari yang paling ingin aku hindari. Dan berusaha menatanya dalam tataan dengan cara seperti biasa rupanya tidak selalu berhasil. Sebab dalam kondisi yang sedemikian berbeda, belum juga paten kutemukan caranya. Kadang berhasil. Tapi sering...

Sebuah Sudut Pandang Iman

Dari sudut pandang iman... Apa yang tampak tidak membahagiakan dan tidak menyenangkan, menyesakkan, sakit, luka, membuat luluh hancur lebur. Ternyata bisa jadi adalah jalan keselamatan yang Tuhan berikan. Justru agar membaik hidup kita di sini dunia dan di sana akhirat . Agar sesuai dengan track shirathal mustaqim   jalan lurus   yang senantiasa kita minta. Mungkin jika tidak mengalami kesemuaan yang sungguh amat sangat tidak berkenan di hati itu, kita masih tersesat tapi merasa berada di jalan yang lurus lagi benar. Mungkin jika tidak merasakan kesakitan yang mematahkan hati sampai lupa cara menyusun kebahagiaan setelah melaluinya itu, kita masih ego dengan segala pencapaian dan kehebatan diri. Lupa bahwa yang seharusnya besar dan Maha Besar hanya Allah saja. Jadi... Apa kiranya maksud Tuhan hadirkan kesemuaan hal yang menurut kita buruk itu? Kalau jawabanku: itu semua karena Ia ingin kita hanya melihat padaNya saja. Bersandar utuh padaNya dengan iman dan persembahan ya...

Jalan-Jalan

Gambar
Aku suka jalan-jalan. Aku suka menjelajah bagian lain dari bumi ini yang belum pernah aku pijak sebelumnya. Memastikan lebih banyak lagi tempat yang aku datangi dan tanah itu kelak menjadi saksi yang akan menyampaikan pada Allah bahwa aku menjadi hambaNya di setiap tempat yang aku datangi itu. Di atas tanah itu. Aku bersujud di sana. Aku ruku' di sana. Aku tilawah qur'an di sana. Aku mengulang hafalan Qur'an ku di sana. Aku bergetar dengan makna ayat-ayat Qur'an itu di sana. Aku ingin tanah yang kudatangi itu menjadi saksi atasku kelak. Bahwa aku sungguh-sungguh dengan keinginanku dan aku selalu sedang dalam perjalanan pembuktianku. Betapa aku ingin menjadi hamba yang mencintai dan dicintai oleh Allah. Betapa aku peduli dan sangat peduli pada pandanganNya atasku di atas segalanya.  Yuk, ikut jalan-jalan sama aku. Menjelajahi berbagai belahan bumi Allah yang akan makin memantapkan hati kita bahwa di dunia ini: Allah lah rajanya. Dialah raja di atas raja. KeMahaBesaranNya...

Apa yang Aku Dapat Dari Prosesi Haji

Menjalani serangkaian prosesi haji. Setelah semuanya selesai, aku bertanya pada diriku sendiri. "Lalu setelah ini apa?" Setelah 4 hari proses puncak haji terasa begitu syahdu dan lekat dalam doa. Sebab semua perjalanan itu, sampai ke detil-detilnya adalah ibadah. Lelahnya dihitung, panas terik yang menyengat kulit di hitung, debu-debu yang melusuhkan, kesemuaannya itu terhitung. Akan terbalaskan dengan baik, dengan sempurna. Di sisi Allah. Aku harus terus berdoa minta diteguhkan hati, bahwa bagi muslim setiap harimya bisa bernilai ibadah. Lelahnya, istirahatnya, kerjanya, semuanya. Jangan kehilangan makna.. Jika kita rela menjalani semua prosesi haji yang sedemikian melelahkan itu karena tahu bahwa ini Allah yang menyuruhnya. Begitulah syariatnya. Maka lelah pun tak apa, kepanasan pun tak apa, jarak tempuh yang sedemikian jauh ditempuh jalan kaki pun tak apa, karena ini Allah yang minta. Karena padaNya ada sesuatu yang kita butuhkan. Hidup kita di tanganNya. Mati kita di tang...

Menanti Pujian Dari Allah

"Semoga Allah mengampuni kita. Orang yang menghafal Al-Qur'an adalah yang mendengar dan taat pada Al-Qur'an."   _Abu Darda Sudahkah kita menjadi penghafal qur'an yang sebenarnya?

Jangan Lepas yang Teramat Berharga Ini

Mendengar, melihat dan memikirkan berbagai kenikmatan dunia yang ada di skitar dan ada pada orang lain, terkadang membuat hati kita pun turut ingin merasakannya.  "Ah sepertinya jika aku pun punya itu aku akan senang, akan bahagia." "Ah, jika aku pun secantik dia dan bermodalkan uang banyak, sepertinya aku akan senang." "Ah, sepertinya..." "Ah, sepertinya..." Begitu banyak, begitu ribut, begitu menggiring hati ke arahnya dengan sangat kuat. Mengalihkan fokus. Menerbangkan angan.  Jadi..memang seperti itulah sifat dunia. Hijau, manis. Siapa yang tak ingin? Menyicipi sedikit, akan tergoda untuk memperbanyak, tergoda untuk menambah lagi, lagi, dan lagi. Apakah itu baik?  Beribu dalil mungkin akan mengiyakan keinginan tersebut. Bukankah kalau punya yang branded dan bermerk itu akan mengangkat derajat suami juga? Bukankah suami juga akan suka? Bukankah kalau cantik hasil perawatan mahal-mahal, aku kan bahagia, suami senang dan tidak direbut pelakor da...