Belajar dari Cerah, Mendung, Hujan dan Badai

Melihat dan memandangi awan putih yang menyapa cerah di langit biru dari sebuah jendela kamar di lantai 6.

Sejak dulu.. Memadangi langit memang menenangkan. Rasulullah Muhammad SAW pun memandangi langit saat hatinya tengah dilanda gundah tersebab perintah pemindahan kiblat.. Maka memang hati kita bisa turut terwarnai warna langit.

Cerah. Menenangkan.

Pikirku lagi-lagi mengembara entah kemana. Memikirkan tentang.. Betapa.. Ternyata hidup memang tidak pernah selalunya sama. Akan selalu ada perubahan-perubahan. Baik cepat atau lambat. Seperti bentuk awan yang selalu berubah-ubah di tiap detiknya.

Aku pernah begitu bangga menjadi seorang aku. Memiliki keluarga yang bahagia.. Lengkap tanpa ada masalah yang datang menerpa. Lalu tiba-tiba.. Aku melihat mendung mulai menggayuti wajah Ummi.. Badai ada di wajah Abi. Cerah menghilang entah ke mana. Kami anak-anak yang sedang berterbangan ceria diantara awan berarak menjadi tidak mengerti dan ketakutan. Bertanya-tanya meski hanya tanya yang berlompatan di dalam dada tanpa terlontarkan..

Mengapa? Tanya kami.

Lantas bagaimana?

Kami harus apa?

Kami belum mengerti apa-apa.

Cerah.. Mendung.. Hujan.. Badai.. Berganti-ganti. Kami anak-anak hanya mengerti menjalani hari. Dengan segala warnanya.

Cerah.. Mendung.. Hujan.. Badai.. Berganti-ganti. Kami anak-anak hanya mengerti apa yang sudah kami tahu.. Tapi kami terpaksa dan dipaksa untuk jauh lebih mengerti.
Bahwa hidup dan kehidupan tidak selalunya sesuai ingin kami. Perlu perjuangan di dalamnya.. Perlu pengertian. Perlu terus bertumbuh. Perlu terus menjadi baik.

Ya.. Menjadi pribadi baik.. Meski kejadian demi kejadian ini sanggup sekali membuat kami menjadi pribadi-pribadi buruk. Menyalahkan keadaan.. Menyalahkan Ummi menyalahkan Abi. Menyalahkan langit...

Tapi setelah puas menyalah-nyalahkan semua.. Kami merenungi.. Keadaan boleh menjadi seburuk apapun.. Segala kesulitan boleh negitu kerasnya menerpa, menerjang bertubi. Tapi pribadi baik harus selalu jadi pilihan. Tanpa menyalahkan. Karena itu sama sekali tidak menyelesaikan bahkan meski setitik permasalahan.

Sosok yang pernah begitu dihormati lalu melakukan sesuatu yang membuat kecewa? Dalam hidup.. Kau harus selalu siap dengan segala lonjakannya.. Kau harus selalu siap dengan hal-hal seperti itu yang terjadi..

Semua tidak harus selalunya berjalan sesuai inginmu.

Belajar dari cerah.. Belajar dari mendung.. Belajar dari hujan.. Belajar dari badai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

sampe sebesar ini?