Belajar Dari Daun-Daunan

Sepagian tadi keingetan Umi. Pas dini hari tadi lagi muroja'ah hafalan qur'an dan qiyamullail.
Keingetan dulu saat ikut-ikutan shalat malam dibelakang umi pas kebangun dini hari gara-gara kebelet pipis. Ngeliat umi lagi shalat. Aku tergerak buat ikut shalat juga. Jadi makmum. Tapi gara-gara raka'at nya panjang aku duluan selesein dan langsung lanjut tidur lagi.. 😌😆 itu pas kelas 1 SD.
Keingetan pas belajar shalat dulu. Selalu kebalik-balik doa tahiyat akhirnya 😆 diajarin umi sambil diomelin "Iiih.. Ga hafal-hafal." berlanjut drama mogok belajar dan nangis. Gara2 ga hafal-hafal doa tahiyat akhir yang bersejarah itu. 😂 itu pas kelas 3 SD.
Keingetan pas kecil dulu masih di kelas 1 SD, Umi kumpulin anak-anak disekitaran rumah kontrakan buat belajar ngaji kalo sore. Daripada pada berkeliaran maen2 doang jadi berlanjutlah menjadi sore dengan belajar qur'an. Dimulai dari iqro 1 tentunya. Dan kadang juga diajak keliling di sekitaran kebun deket rumah. Kita semua anak2 yang hadir diminta lomba ngumpulin daun-daunan. Dengan berbagai jenis dan warna. Anak-anak ya pastinya dengan bersemangat dan senangnya langsung berebutaan mau menang dulu-duluan ngambik daun dari segaka macem tanaman yang kita temuin. Ada yang sampai nyabut satu tumbuhan lengkap dari bunga, batang sampai ke akarnya, sangkin semangatnya 😂😆
Tapi ya intinya ada di omongan uni pas kita duduk melingkar abis lomba ngambil daun-daunan itu.
"Lihat daun-daunan ini, warnanya apa?" tanya umi ke anak-anak.
"Hijaaaau!"
"Oreeeeen!"
"Kuniiiiing!"
Anak-anak saling sahut jawab pertanyaan.
"iya, banyak ya warnanya. Ini semua siapa ayo yang menciptakan?"
"Allaaaaah!"
"Alhamdulillah udah pada pinter ya. Iya.. Ini Allah semua yang menciptakan. Daun-daunan ini paling banyak warnanya hijau ya. Hijaunya pun ga semuanya sama berbagai macam warna hijau. Ga cuma satu atau dua kayak crayon yg dibuat manusia (ya walaupun sekarang warna hijau juga sudah banyak macamnya, dan pasti karena terinspirasi warna daun yg hijau tapi beda2 hijaunya itu) Cuma Allah yang bisa buat seperti ini. Ga akan ada manusia yang bisa buat yang kayak gini." umi ngasih tau hikmah dari perlombaan di sore itu.
Percakapan lama itu, di pengajian sore anak-anak yang diajarin sama Umu buat aku pribadi ternyata sangat-sangat berkesan. Sejak saat itu, memori ini masih tersimpan lama di alam bawah sadar aku.. Dan aku kembali teringat kisah dan memori itu tadi pagi.. Dini hari... Saat mengulang-ngulang hafalan surat Al-Waqi'ah

أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ

"Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam."

أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ

"Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?"

QS Al-Waqi'ah : 63-64

Ya.. Karena ayat ini, memori itu kembali. Mungkin, itulah kenapa aku begitu suka sama daun. Mading kelas di sekolahan dulu selalu penuh sama daun imitasi dari kertas buatan aku. Mau aja gitu susah2 merintilin bikin daun satu-satu. Dibuat sepenuh hati. 😅

Makasih banyak buat Umi. Salam takzim dari aku mi... Makasih banyak sudah mengajarkan begitu banyak kebaikan. Sampai hal itu kini bisa jadi pemahaman yang mendalam..
Mengenal Allah..
Mencintai Allah..

Maaf kalo banyak salah dan ga nurutnya ya mi.. Bikin umi susah pas ngurusin aku sama adik-adik dulu sampai sekarang.

Aku sayang Umi karena Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..