I Found You In My Heart



“Mana tulisannya? Semangat tanpa langkah nyata tuh sama aja bohong!”
“aku bingung harus memulai dari mana kisahku ini.”
“Just follow your heart. Close your Eyes, and listen to your heart…”

Aku berdegup seketika ketika dia sampaikan itu padaku. Sekian lama mencari inspirasi untuk memulai tulisanku. Rupanya aku terlalu sibuk berfikir dan berfikir bagaimana cara memulainya dengan otakku. Aku lupa melibatkan hatiku. Ah, padahal ia telah demikian keras berteriak... “Dengarkan aku! Dengarkan aku!”
Lalu sejenak kututup mataku…Kurasakan getaran yang mengalir dari degup di hatiku ke arah tanganku. Menjalar. Getaran yang memberikan efek luar biasa indah. Dan jemariku mulai menari..menyambut setiap inspirasi kata yang tertumpah dari bejana hatiku…

-----

Pagi ini, masih sama seperti pagi demi pagi sebelumnya yang telah aku lewati. Pagi ini, yang membuatnya sedikit berbeda adalah… Ketika aku temukan sesuatu saat kupejamkan mataku. Melihat ke dalam hatiku, berbincang dengannya. Ada sendu disana, ada sebuah bahagia yang membuat air mataku seperti ingin mengalir deras. Saat ini air mata itu masih tergantung di sudut-sudut mataku. Tapi mta hatiku, sudah sejak tadi mengeluarkan tangis degan sedu sedan yag jika terdengar aan membuat orang yang mendegarnya bertanya-tanya.
Pernah kau rasakan sebuah cinta yang membuatmu bahagia setiap saat? Sebuah cinta yang tak kan pernah memberimu kecewa meski memang ada saat dimana kau salah sangkai saat ia mewujud dalam kejadian demi kejadian menyakitkn dan melukaimu. Pernahkah kaurasakan sebuah cinta, yag jika kau mengingat setiap alur perjalanan hidupmu, segala suka dukamu, membuat cintamu brtambah, bertambah dan bertambah. Saat kau tapaki lagi perjalanan hidup yang telah kau lalui, ibarat kau melihat kembali ke belakang, sebuah jalan berkelok, yang tidak mulus, penuh duri, tapi kau mensyukurinya segenap hatimu.. Kau justru menatap jalan berduri yang panjang dan ada di belakangmu itu dengan tatapan cinta. Membuat haru di segena tarikan nafasmu.. Membuat tercekat di tenggrokanmu. Bukan, bukan karena kesedihan.. Tapi karena bahagia, bahagia yang tidak terkira.
“Hai kau jalan berduri, telah kutapaki jalanmu sepenuh luka, perih, sakit. Tapi jika saat kulalui dulu aku menangis sejadi-jadinya karena aku tidak terima dengan semua rasa sakit yang kurasakan. Kini… Biarkan aku katakan, bahkan aku teriakkan dengan lantang: AKU BERSYUKUR TELAH KULALUI SEGENAP DURI YANG ADA PADAMU.. PERNAH KUCELA DURI YANG MENYAKITIKU, PERNAH KUHINA DALAM HATI LUKA YANG MENGGORES DISEKUJURAN TUBUHKU. TAPI KINI, AKU SUNGGUH MENGATAKAN… AKU MECINTAIMU! SETIAP GORES LUKA ITU, SETIAP TUSAKAN DURI YANG MENYAKITI, AKU MENCINTAIMU! KARENA KAU HAI JALAN BEDURI.. YANG KINI MENGANTARKU ADA DI SINI, SAAT INI, MERASAI SETIAP GETAR HARU.. MEMAKNAI TIAP DEGUP CINTA…”

-----


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..