Sang Mujahid...

*Saat lelah...

 

Ajari aku untuk tetap ada dalam sadarku!! Menaruh harap pada yg tak pasti itu bodoh! Berharap pada yg semu itu gila! Semakin lama, kau yg akan trseret rasa. Bkan rasa yg justru kau kendalikan! Menaruh khayal trlalu tinggi pada manusia itu salah! Saat masa berlalu, kau kan tahu, khayalmu kan selalu jd khayal, tanpa berkesempatan untuk jadi nyata.

Bahkan, berharap satu KEPASTIAN yg PASTI pun tak pernah kudapatkan.! Jadi apa guna aku taruh asa?

Menanti satu KEYAKINAN yg YAKIN pun tak pernah ada. Jadi apa guna ia terus bertumbuh? Jika tak pernah PASTI dan YAKIN kalau tumbuhnya itu memang beralasan dan berguna.

Ya Allah, sedetik pun, jangan pernah serahkan diriku pada aku sendiri. Lihatlah aku di sini, bingung, melangkah tak yakin, diam pun enggan. Terus ingatkan aku..akan fatal jika ku terus bertahan pada ini. Kmbali, padaMu kutitip stiap jenak asa dan rasa, tentang mimpi dan khayal, yg ku tak mau sekedar kosong tanpa nyata.

 

*dan akhirnya...

 

Kutulis ini untuk mujahidku..entah siapa, dan entah di bagian bumi mana kau berada saat ini...

Sungguh, jika ditanyakan padaku apa kuingin segera berjumpa denganmu. Satu jawabku: ingin!

Tapi tunggu, aku tahu, aku belum siap sepenuhnya, mujahidku! Masih banyak yg perlu untk aku perbaiki dulu.

Ibadah-ibadahku, ilmu-ilmuku, diriku. Bagaimanapun, tanpanya, impian kita akan sebuah bi'ah hasanah tidak akan terwujud, mujahidku.

Mujahidku, tanpa kau mintapun, aku kan menunggu. Sampai kau datang bersama cahaya. Karena kaulah ksatria langitku.

Jadi mujahidku,teruslah yakin, Allah tak akan pertemukan kita. Sampai kau benar-benar siap, dan aku benar-benar siap.

Menjalani sesuatu yg kadang melonjak di terpa badai-badai kehidupan, saat itu, terus pegang aku, terus kuatkan aku.

Dan saat-saat tenang di atas riak-riak kecil yg bermain, kita berbagi.

Merajutnya, tanpa membiarkan satu detikpun terbuang percuma dan sia-sia.

Sampai akhirnya kita memiliki jundi-jundi da'wah yg akan kita didik dengan cinta.

Mereka yg akan menjadi harapan-harapan masa depan islam.

Mereka buah hati yg akan menjadi seorang sholeh dan sholehah.

Yg memiliki semangat dan bangga dengan keimanannya.

Sepertimu, mujahidku...

Sampai akhirnya waktu kan mengatakan..inilah saatnya.. Saat itulah kau siap, begitupun aku.

Kunantikan saat-saat itu mujahidku...

Ada seorang teman bertanya padaku, mujahidku...

"kira-kira, daun gugur dari pohonnya itu, karena daun itu yg ingin lepas dari pohonnya, atau karena pohon itu yg sudah tidak mau memegangnya lagi?"

mujahidku, kau tahu apa jawabanku?

Aku jawab:

pohon dan daun itu sama2 tidak ingin saling melepaskan. Tapi waktu, saatnya ia berkata: 'ini saatnya. Perpisahan dari sebuah pertemuan yang tak kan terelakkan.'

dan, tidak ada sehelai daunpun yg jatuh dari pohonnya, yg tidak Ia ketahui...

Jadi mujahidku, saat perpisahan antara kita, setelah pertemuan yg begitu dinanti, pasti ada...

Saat itu, kuharap kita, aku dan kau, sudah siap untuk mengikhlaskan. Yakinlah, ialah jalan menuju sesuatu yg lbih abadi, mujahidku.

Ialah pintu pembuka...

Menuju taman-taman surga yg kita bangun dengan meniti tangga-tangga cintaNya...

 

00.00 am (2/9'10, kamis)

Komentar

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca blog ini dan bersedia meninggalkan jejak dalam komentar,semoga bermanfaat ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

sampe sebesar ini?