Mimpi yang Bukan Mimpi

Kau tau mungkin tentang sebuah hal yang mampu menutupi akal dan hatimu dangan kesamaran kabut. Perlahan tapi pasti ia menggiringmu ke arah jurang. Kau tak pernah sadar sampai kau berada di ujungnya. Hampir terjatuh, atau bahkan sudah terjatuh. Tapi menurutku, bersyukurlah jika kau sudah pernah merasakannya. Karena akhirnya kau tersadar, bahwa kau pernah menjadi begitu bodohnya. Kau jadi paham bagaimana cara mentertawakan diri sendiri. Lalu kau pun juga menjadi paham, kau tidak akan pernah mau lagi mendekati jurang saat kabut itu kembali menyambangimu. Kau akan semakin waspada, kau akan semakin tau. Ah, apapun itu, yang jelas seperti pepatah bilang: pengalaman adalah guru terbaik. Jadi kau pun pasti menjadi tidak mau jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.

Bersyukurlah, terkadang memang diperlukan luka yang agak mendalam, agar hikmah atau pelajaran dari satu peristiwa itupun tertanam dalam di hatimu. Dia Maha Baik bukan? berterimakasihlah padaNya. Sekian lama kau seperti kehilangan dirimu sendiri, sekian lama juga kau kehilangan arah tujuan. Kini kau tersadarkan. Benar, ibarat kau telah bermimpi panjang, kau bangun tersadar dan berharap semua akan tetap baik-baik saja, meski pada kenyataannya, saat kau buka mata semua tidak sedang baik-baik saja. Semua porak-poranda. Tapi tenang saja, selalu ada harapan, jika kau mau terus berusaha dan bangkit. Bukan malah berhenti dan meratapi keadaan.

Mungkin pernah juga kau mendengar quote dari Imam Ali bin Abi Thalib ini:

Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan…
Keyakinan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatan…
Ada yang baik tapi tak berakal…
Ada yang berakal tapi tak beriman…
Ada yang berlidah lidah fasih tapi berhati lalai…
Ada yang khusyuk beribadah namun sibuk dalam kesendirian…
Ada yang ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis…
Ada yang ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi…
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat…
Ada yang banyak menangis karena kufur nikmat…
Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat…
Ada yang berhati tulus tapi berwajah cemberut…
Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan…
Ada pelacur yang tampil menjadi figur…
Ada yang punya ilmu tapi tak paham…
Ada yang paham tapi tak menjalankan…
Ada yang pintar tapi membodohi…
Ada yang bodoh tapi tak tahu diri…
Ada yang beragama tapi tak berakhlak…
Ada yang berakhlak tapi tak ber-Tuhan

Lalu di antara semua itu di manakah aku berada?

Apa hubungan quote itu dengan tulisanku ini? Karena terlalu banyak orang yang aku lihat sedang menjalani hari, seperti ia sedang bermimpi. Padahal ia sama sekali sedang tidak bermimpi. Apa jadinya jika ia tidak pernah tersadar kalau ia tidak sedang bermimpi. Hai, ini alam nyata!
Lalu tanpa sadar, keimanan itu benar-benar telah tergilas...
Kalau bukan karena aku telah merasakan itu semua sendiri, aku mungkin tidak akan pernah bisa menuliskan hal ini. Tersadarkan, dengan sebuah tamparan yang cukup keras dan teriakan lantang di telingaku:
HAI, KAU TIDAK SEDANG BERMIMPI!! BANGUN!!

Baiknya kusudahi saja tulisanku kali ini, kalau kulanjutkan, aku yakin kau akan pening dibuatnya. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

Hmm..ukhti, istiqomahlah..