Anak yang kau ajarkan membaca qur'an itu kini sudah bertumbuh menjadi dewasa. Dalam kesehariannya dia berperang melawan dunia dan hawa nafsunya, untuk terus membaca, mengulang, menguatkan, mengamalkan qur'an yang telah dia hafalkan. Anak yang dulu tertatih melafalkan hijaiyah sampai menangis karena tak juga bisa itu, kini sudah menjadi orang tua yang juga memiliki anak. Dia berusaha mengenalkan keindahan membersamai qur'an pada anaknya. Berharap juga semoga saat anaknya mendewasa kelak, lewat lisan mereka yang senantiasa menjaga dan mengulang hafalan qur'annya itu ada berkah yang juga mengalir untuknya. Anakmu yang dulu kecil dan begitu merepotkanmu kini dewasa. Saat ia tertatih menjaga dirinya untuk terus bersama qur'an.. Jangan sampai tersebab kau juga. Sebagai orang tuanya. Yang menjadi sebab hilangnya semangat penjagaan tersebut. Kau orang tuanya.. Doakan. Contohkan. Agar dia kuat. Agar suatu saat dia pantas menghadiahimu sebuah mahkota cahaya dan perhiasan surg
#PERJALANANPEMBUKTIANCINTA #PART1 : 🐍 -TAKUT ULAR- 🐍 Akhirnya... Setelah bertahun-tahun berkali-kali memaksa diri sendiri untuk menulis 'tentang ini', aku menuliskannya hari ini. Mungkin akan panjang.. 😂so siap-siap aja bacanya. Banyak dipaksa orang lain menulis juga 'tentang ini'. Apalagi dorongan dari mas suami, ReZha Rendy. Masyaallah pokoknya 😂 Kata mereka, "Ada begitu banyak hikmah dibalik kisahmu, mungkin akan ada banyak orang di luar sana, saat ini, yang pernah ada dalam kondisi sepertimu dulu yang butuh pencerahan tentang bagaimana cara melangkah bangkit dari kejatuhan, berjalan dalam gelap masalah yang menimpanya menuju terangnya jalan agar sampai ke tujuan. Maka akan sayang sekali jika tidak tersampaikan. Akan sayang sekali jika kamu diam saja, menyimpan hikmah dan perbincanganmu dengan Al-Qur'an tersebut untuk sendiri." Ah ya.. Dari mana mulainya ya.. Ok.. Bismillah.. Pernah dibuat marah dengan keadaan? Pernah merasa mentok buat
Aku teringat dengan salah seorang teman semasa MTs. Yaa..bisa dibilang, kami cukup dekat. Melalui waktu 3 tahun sekolah dan menuntut ilmu di pesantren, ternyata tidak menjamin seseorang itu akan menjadi orang yang baik lahir batin. Aku melalui waktu selama 6 tahun di pesantren ini..tapi waktu kebersamaanku dengan beberapa orang temanku hanya sampai 3 tahun saja. Karena mereka memutuskan untuk keluar dari pesantren dan menjalani kehidupan SMA, bukan aliyah. Dari beberapa orang temanku yang keluar sewaktu MTs..ada yang masih bertahan dengan keistiqomahannya selama di pesantren. Tapi ada pula yang seolah melupakan rentang waktu 3 tahun itu. Dari mereka ada yang menganggap 'peraturan pesantren ya peraturan selama di pesantren, kalau sudah di luar pesantren, terserah kita dong mau ngapain'..(innalillah..). Bahkan aada seorang temanku (atau beberapa) yang menanggalkan jibabnya. Huuffh..sungguh miris..kegiatan tarbiyah selama tiga tahun seolah tidak membekas sama sekali. Pernah ku b
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca blog ini dan bersedia meninggalkan jejak dalam komentar,semoga bermanfaat ya. ^_^