30 Ramadhan 1446H

Lebaran sudah datang lebih dulu di Makkah. Indonesia baru sehari setelahnya akan berlebaran.

Hari baru saja berganti 3 menit lalu. Jadi bagiku ini adalah hari ke 30 Ramadhan.

Ditengah tidur lelap tetiba suami menelfon, mengabarkan bahwa di sana sudah masuk hitungan 1 Syawal. Pengalaman pertama kami Lebaran Idul Fitri terpisah.

Wajahnya menunjukkan kesedihan saat video call tadi.

Dia memang berhati lembut. Juga penuh kasih sayang.

Aku ya rindu juga, sedih juga, tapi juga bahagia untuknya sekaligus, bisa dapat kehormatan Itikaf 10 terakhir Ramadhan di Masjidil Haram itu luar biasa kan. Dan dia yang Allah berikan kesempatan terhormat itu.

Aku bahagia untuknya.

Sebenarnya sedihnya lebih dari sekedar Lebaran tanpa keluarga, tapi karena Ramadhan yang sudah berlalu. Atau ya memang campur aduk perasaan antara keduanya itu.

Dalam panggilan telfon ya dia juga sempat menceritakan tentang tadabburnya di Quran surat Al-Baqarah ayat 66.

Dalam kondisi setengah sadar aku mendengarnya membahas sekilas tentang tadabburnya di ayat itu.

Setiap kali membahas tadabbur Qur’an dengannya aku diliputi dua hal sekaligus. Hatiku yang senang dengan attitude tadabbur Qur’an nya yang sudah terbangun. Sekaligus ada perasaan iri.

Ya iri, iri dengan semangat belajarnya. Iri dengan semangatnya menyebarkan ilmu yang didapatnya. Iri dengan akalnya yang sempurna dipergunakan untuk memikirkan ayat-ayat Allah. Iri yang saat hadirnya kadang membuatku terdiam setiap menyimak keberpengaruhan ayat Qur’an yang dibahasnya pada dirinya.

Timbul perasaan: ayat yang aku hafal dan Muroja’ah berulang kali itu, dia yang lebih memikirkannya daripada aku.

Memang Allah berkehendak memberikan hikmah pada siapapun yang Dia kehendaki.

Alhamdulillah atas semuanya ya ya Allah…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syawal dan Janji yang Kita Simpan di Dalam Diri

Perjalanan Pembuktian Cinta #Part1

DARI ANAKMU YANG KINI DEWASA