Saat Hati Belajar Pulang dari Hiruk Pikuk Layar
Saat Hati Belajar Pulang dari Hiruk Pikuk Layar Ada masa di mana aku begitu tenggelam dalam dunia yang terang oleh layar, tapi gelap oleh makna. Jemariku bergerak cepat, berpindah dari satu konten ke konten lain, tanpa pernah benar-benar hadir di dalam hidupku sendiri. Aku menyebutnya “hiburan”, padahal mungkin itu pelarian yang dibungkus dopamine . Sampai suatu hari, aku berhenti. Bukan karena bosan, tapi karena ingin tahu: seperti apa rasanya kalau aku tak lagi mencari tenang di luar, melainkan di dalam? Lalu aku mulai menata kembali hari-hariku dengan Al-Qur’an. Hening yang Tak Kosong Awalnya aneh. Waktu-waktu yang dulu penuh notifikasi kini lengang. Tak ada yang memanggil selain adzan, tak ada suara selain lantunan ayat. Tapi di keheningan itu, aku justru menemukan sesuatu yang jauh lebih hidup: rasa teduh yang tidak menuntut perhatian, hanya kehadiran . اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا Allah menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu Al-Qur’an QS. Az-Z...