Postingan

Memilih Fokus Hati

Memilih untuk bangun pagi dini hari lanjut mandi dan segera shalat qiyamullail adalah jalan yang tidak mudah. Ada nafsu diri yang memang sangat amat manusiawi yang harus dilawan di sini. Keinginan untuk istirahat di waktu malam melawan segala kelelahan lalu memilih bangun itu berat. Tapi nikmat. Perbedaannya sangat terasa saat siang harinya. Hidup yang lebih teratur. Hati yang ajeg dan kokoh. Kabar-kabar baik yang beriringan hadir. Apakah Itu sebab qiyamullail? Bisa saja salah satu sebabnya itu. Meski tidak menjadi sebab satu-satunya. Peran utama dari setiap karunia kebaikan yang hadir untuk kita ya jelas dari Allah. Saat kita jujur dan menunjukkan kesungguhan untuk jadi hambanya, tidak mungkin diabaikan. Lantas bagaimana dengan kesedihan dan kabar buruk? Ya kadang sedih pun kebaikan jika ia membawa makin dekat dengan Allah. Meski ya tidak kita pungkiri kan, memang sesulit itu juga berada dalam kesedihan dan menjalani cerita yang tidak disukai. Hmm..itulah saat di mana peran kesabaran

Terima Kasih

Terima kasih telah memberiku makna. Terima kasih telah membuat aku faham. Terima kasih telah mengajarkan aku banyak hal. Terima kasih telah menguatkanku di tengah semua kelemahanku. Terima kasih untuk selalu ada dan menjawab semua pertanyaanku. Terima kasih telah menemaniku bertumbuh. Terima kasih atas semuanya pemenuhan kebutuhan ku. Terima kasih atas segala kebaikan-Mu yang tidak akan pernah sanggup untuk aku hitung. Terima kasih atas nikmat Al-Qur’an. Terima kasih atas kehidupanku ini. Terima kasih atas semua makanan yang Kau berikan. Terima kasih atas semua pakaian yang Kau berikan untuk aku kenakan. Terima Kasih untuk selalu menarikku kembali setiap kali aku mulai jauh.

Sebuah Analogi Tentang Ujian

Kau ambil mata kuliahnya. Kalu pelajari materinya. Dan kaupun diuji dengan semua materi yang telah kau dapatkan. "Apakah kau sudah paham?" Seolah guru penguji berkata tanpa kata-kata padamu. Tapi ada pada isyaratnya. "Kau sudah menemukan jawaban untuk soal ujianmu?" "Kau sudah tahu cara menjawabnya?" Kau ingin nilai A, ulang lagi materi pelajaranmu dengan sungguh-sungguh. Maka dengan mudah kau akan mudah untuk menjawab entah seperti apapun soalnya. Boleh jadi ia rumit. Boleh jadi kau akan terguncang dan takut untuk bahkan sekedar mendengar kata 'ujian' itu. Tapi kau tak akan bisa lari. Kau harus hadapi setidak suka apapun. Saat nanti soal ujian itu terjawab dengan benar. Minimal kau akan lega karena kau tahu kau sungguh telah berusaha menyelesaikannya sebaik mungkin. Penilaiannya bukan ada pada keyakinanmu sendiri.  Bukan juga nilai itu ada pada apa kata temanmu. Atau pada kata orang. Tapi penilaian itu ada pada Gurumu. Guru utamamu. Yang memang me

Berkenalan dengan Lelah

Lagi cape2nya hidup. Ya hidup sebelah mana yang ga cape sih? Di semua tingkatan di semua tahapan pasti cape. Semua ngerasain, semua ngalamin. Saat melewati kelelahan yang seperti mulai kehabisan nafas, sebagian menjadi pecundang dan menjatuhkan diri kepada kehinaan, lalu sebagian menempa dirinya dengan semua kelelahan menjadi berbeda dari dirinya yang sebelumnya.  Kelelahan yang sama menimpa orang yang berbeda, bisa membentuk mereka menjadi berbeda. Kau? Mau jadi yang seperti apa? Lelahmu sama dengan lelah yang mereka rasakan. Tapi apakah lelah yang kau rasakan akan sepadang dengan apa yang akan kau dapatkan? Perjuangkan saja semua hal yang akan membuat lelahmu berarti dan berbuah. Tinggalkan saja semua hal yang membuatmu lelah tapi kau tidak dapat apa-apa kecuali hampa yang semakin hampa dan kosong yang semakin kosong. Kalau kau benar..benar-benar mau berjuang, maka persiapkan diri dan sadari bahwa dalam perjuanganmu akan ada lelah yang siap menghampiri. Kau siap? Kalu kau benar..bena

Teruslah Berjalan

Sebagaimana Allah menggambarkan kata cahaya sering hanya dengan kata bermakna tunggal yaitu النور dan mengatakan kegelapan dengan makna jamak atau plural yaitu الظلمات. Maka sebenarnya kebenaran itu selama-lamanya hanya ada satu saja. Dan kegelapan bisa berupa apapun bentuknya. Pembelajaran tentang hal ini membuatkan yang suka berfikir mendalam jadi semakin terilhami dengan banyak hal. Betapa semua itu saling berhubungan dan berkaitan. Proses pembelajaran dari yang tak bisa menjadi bisa itu proses menyingkirkan kegeleapan yang sedemimian pekat menuju pada satu cahaya yang pasti. Jalan pengantar pada cahaya itu satu: ILMU. Jangan lelah teruslah belajar dan bersabarlah dalam prosesnya. Lebih baik bersabar dalam proses pembelajaran yang tidak mudah dibanding bersabar akan kebodohan dan kegelapan tanpa ujung. Semua belum final, Nusaibah, teruslah berjalan...

Tempat Pulangnya Hati

Gambar
Karena buatku tidak ada tempat yang yang senyaman masjid untuk tempat pulangnya hati yang lelah. Di sini aku menemukan hatiku kembali.

Memaknai Kehilangan

Kehilangan tidak pernah begitu mudah untuk dihadapi. Setiap kehilangan, apalagi pada sesatu yang teramat lekat, dekat dan dicintai, akan selalu menyisakan luka juga ruang hampa di dalam hati. Seperti ada yang tercerabut sedemikiannya. Tercabutnya sesuatu yang teramat melekat di hati itu sakit.. Semakin lekat semakin luar biasa sakitnya. Pada kehilangan demi kehilangan kita belajar menyandarkan hati pada pemilik sebenarnya. Maka kabar duka sesedih apapun akan menjadi aman bagi hati. Luka pasti akan tetap ada. Hampa kadang bisa mampir. Tapi pulihnya bisa lebih cepat. Karena tidak ada yang lebih menyakitkan dari kehilangan Allah dari hidup ini. Hati yang tak mengenalNya  Hati yang jauh dariNya Kemelekatan hati pada selainNya melebihi kadar kemelekatan yang mestinya utuh sempurna padaNya. Sedih itu manusiawi. Rasul SAW pun pernah berduka berlipat ganda pada tahun kesedihan. Saat dua orang tercintanya pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Di waktu yang berdekatan. Mungkin kita harus l