Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Dan Namaku-lah Doaku padaMu

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ "Banyak muka pada hari itu berseri-seri," QS. Al-Ghasyiyah(88):8 Aku pernah menangis panjang… sangat panjang... Saat tiba di ayat ini. Al-Ghasyiyah.. Ayat ke 8. Penuh harap. Menjadi bagian yang dibangkitkan saat yaumul akhir nanti dengan wajah yang berseri-seri. Seperti yang disebutkan di ayat ini.  Sekaligus juga penuh cemas. Apa aku akan termasuk di dalamnya atau tidak. Mengingat segunungan lengah dan lalai yang aku lakukan rasanya masih sangaaaaaat jauh.. Dan namaku adalah doa itu sendiri. Perkenalkan. Nama saya Nusaibah Az-Zahra. Penggunaan bahasa arab pada ujung kata Az-Zahra dengan alif dan hamzah. ( الزهراء ) Arti lain dari ناعمة atau berseri-seri. Itulah Az-Zahra. Setiap terbangun di pagi hati selepas istirahat malam yang bergema di hati adalah istighfar panjang.. Apa hari ini Allah akan ridha padaku atau sebaliknya. Istighfar panjang, memohon ampun atas kezhaliman diriku. Istighfar panjang dalam harap juga cemas, apa sudah cukup pa

BAGAIMANA KABARMU DENGAN AL-QUR'AN?

BAGAIMANA KABARMU DENGAN AL-QUR’AN? Semakin banyak waktu yang kamu habiskan dengan Al-Qur’an maka semakin banyak pula rahasia dan harta tersimpan yang diberikannya kepadamu, dan setiap orang yang melaziminya akan dibukakan untuknya pintu dari pintu pintu memahami Al-Qur’an dan petunjuknya. Bertanyalah kepada para penghafal Al-Qur’an tentang kenikmatan ketika membaca Al-Qur’an di depan guru mereka. Sang guru akan bangga denganmu ketika melihatmu bersungguh-sungguh, tetapi apabila dia melihatmu bersedih, maka dia akan memegang hatimu dan mendoakannya.   Menyendiri.. Sebagian dari manusia menganggapnya adalah penyakit psikologi yang membutuhkan terapi.. Dan bagi penghafal Al-Qur’an hal itu adalah kenikmatan yg membuat mereka meninggalkan keramaian manusia untuk mendapatkannya. Dari keajaiban Al-Qur’an, menghafal dan melupakannya sangatlah mudah. Agar dia tidak tersisihkan oleh yang lainnya, maka jadikanlah ia kesibukan utamamu, dan temanmu selamanya, dan penghiburmu di

Luka di Genggaman Jemari

Kau pernah merasakan marah? Yang membuat darahmu seolah mendidih bergejolak, gerah Kau pernah merasakan benci? Seperti hatimu digerogoti rasa negatif dari tiap tepiannya, panas Aku pernah Merasakannya seperti ingin berteriak kencang sekali Berusaha menghilangkan rasa yang tumbuh Lalu perlahan justru membunuh diriku sediri Aku memaksa diriku Untuk meraba hati Menarik kau, namamu, bayanganmu Keluar dari hatiku Karena memang tak semestinya kau di sana Pernah kupalangi hatiku Meski pelan-pelan kau masuk Aku luluh, terkapar Aku jatuh, tersungkur Membiarkanmu masuk ke hati Adalah membiarkanmu menggoreskan cinta dengan pisau Lalu aku terluka, menangis Kehilangan cara mengusirmu keluar Aku berusaha Menjadikan kau,  namamu, bayanganmu Hanya ada pada genggaman jemari Agar pada suatu masa kau menggores-gores lagi kata cinta dengan sebatang pisau Hanya tanganku, bukan hatiku Yang terluka, lalu sakit "Kau digenggaman jemariku Bukan di genggaman hatiku" Itu yan