Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Gagal Fokus

Akhirnya aku menemukan sumber sebab kegelisahanku baru-baru ini. Aku sesak, saat aku tarik nafas untuk meredakannya, ternyata tidak juga mampu untuk reda. Saat aku menjadi seseorang yang begitu bingung, serba salah. Aku masih terus bertanya-tanya kepada hatiku.. "Hai hati, kau kenapa? Apa yang salah denganmu? " Tapi sesaknya masih belum juga berkurang. Ditambah dengan kehadiran rasa kosong dan hampa. Dalam kondisi begitu aku pandangi wajah orang-orang di sekitarku, apa mereka pernah atau bahkan sedang merasakan hal yang sama? Istighfar tak kurang dan tak henti aku tabuh dalam hatiku. Masih dalam rangka meredakan dan keluar dari lingkup hampa yang memeluk erat aku dan hatiku. Aku baca semua artikel yang ditulis oleh para ustadz berharap sekiranya dapat membantuku keluar dari pusaran yang menarikku kuat ke medan berwarna gelap, hitam, pekat. Mungkin sebenarnya aku hanya kurang melihat ke dalam. Aku terpesona pada apa yang kupandang di luar. Aku terobsesi menjadikan dirik

Dia yang Telah Menjadi Oksigen

Aku semakin memahami diriku. Aku paham aku sudah kecanduan. Kecanduan yang jika tidak dipenuhi akan membuatku gelisah sepanjang watu, pun sampai berhalusinasi. Aku kecanduan akut. Sekali kebutuhan ini tak terpenuhi seharian penuh aku bisa menjadi seperti orang gila seketika. Aku kecanduan parah. Sekali saja aku lupa. Aku seperti kehilangan ingatan tentang bagaimana cara bernafas. Menarik nafas sulit, menghembuskan nafas terasa panas. Sesak. Bagiku, dia adalah oksigen. Selalu aku butuhkan. Selalu aku perlukan. Tidak boleh sekalipun aku tinggalkan. Aku semakin mengenali aku… Oksigenku, kehidupanku, adalah Al-Qur'an.. Tidak bisa tidak…

Tunduk dalam Takjub

Banyak yang disampaikan. Banyak yang kudapatkan. Dari semua langkah yang aku gerakka menuju ke Bandung. Kali ini. Untuk berbagi sedikit dari apa yang sudah aku pelajari dan aku dapatkan di kehidupanku. Namanya Ii. Temanku semasa Madrasah Tsanawiyah (sederajat SMP). Sudah sejak lama sebenarnya aku mendapatkan info tentangnya yang terkena sakit kanker payudara. Dan yang aku tak menyangka, dari sejak awal penyakit itu terdetekasi, sampai saat ini, perkembangannya begitu ganas dan cepat. Sampai mau tak mau dan suka tak suka, harus melakukan kemoterapi yang menyebabkan kuku-kukunya menghitam dan seluruh rambut di kepalanya rontok tak bersisa barang sehelai. Bahkan sampai harus diangkat sebelah payudaranya agar sel-sel kankernya tak menjalar semakin parah ke bagian tubuh yang lain. Usianya sama denganku. Dia terdeteksi kanker saat usia 23 tahun. Sekarang usianya 24. Dan aku baru berkesempatan menengoknya kemarin sore menjelang berbuka puasa. Dari ceritanya, aku tahu bahwa ternyata selesai

Tidak Ada Judul

Sekarang.. Izinkan aku mengalirkan perasaanku lewat tulisanku,  di sini. Mencari pusat dan inti yang harus aku ambil dan menjadikannya pelajaran berharga bagi diriku. Urusan yang membuatku menumpahkan banyak energi bagiku pribadi adalah hal bernama cinta. Ya. Aku jatuh cinta. Sejak lama. Pada seseorang. Yang bagaimanalah aku bisa memilih jatuh cinta… rasa itu datang bahkan tanpa permisi… Mematikannya… sering. Menghindarinya… sering. Berlari darinya… sering. Menolaknya habis-habisan… sering. Semua aku lakukan hanya untuk membuat diriku tidak perlu merasakan sakit yang jauh lebih mendalam jika harus meladeni keinginan rasa. Dan.. Bukan tak pernah pula aku jatuh terjerembab. Merasakan sakit yang menikam hati. Yang lukanya seolah bisa kapanpun terbuka. Perih. Aku pernah. Merasakan kecewa.. Merasakan cemburu.. Merasa semua yang aku lakukan adalah salah. Bahkan menyalahkan kehadiran rasa tersebut. Buatku.. Ini ujian terbesar. Memilih meninggalkan rasa cinta kepada manusia yang

Rindu yang Kau Tanamkan di Hati

Gambar
Ada rindu yang tetiba merambati hati. Halus, mengalir… Mungkin karena cinta yang mau tak mau hadir pada dua kota suci yang sempat kudatangi akhir Maret lalu. Siapa yang tidak akan jatuh cinta kepada haramain? Sesiapa yang memiliki meski hanya sebesar butiran debu iman dalam hatinya pasti akan merindukan keduanya. Dan sejak beberapa hari ini, rindu itu seperti mengetuk-ngetuk pintu hatiku. Seolah meminta dihadirkan dalam tiap getar rasa. Dan semua hal yang ada di sekitarku mengajakku mengembalikan memori keindahan dan ketenangan yang kurasakan di sana. Saat membuka timeline facebook, aku melihat foto masjidil haram dari kejauhan, getaran itu hadir… dan dini hari ini aku masih belum juga memejamkan mata, karena selepas selesai semua kegiatan, dan aku sudah siap beristirahat, tanganku bergerak mengambil remote tv untuk mematikan tv. Sebelum mematikannya aku memindahkan channel secara acak,  dan terpampang lah di layar tv di hadapanku, sebuah channel yang full menayangkan suasana di mas