Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Dialog Diri Seorang Ibu Single Parent

Menjadi seorang single parent yang harus bekerja sambil tetap memberikan perhatian utuh terhadap perkembangan anak, mau tidak mau harus mau,  butuh perjuangan. Perjuangan pertama adalah: mengalahkan diri sendiri. Yang belum apa-apa sudah merasa ketakutan. Sebenarnya bukan ketakutan yang diada-adakan. Memang ketakutan yang timbul akibat tekanan kenyataan yang mau tak mau harus dijalani dan dihadapi. Sesuai yang sudah aku alami,  ini beberapa dilema juga perang batin yang dialami seorang ibu muda yang single parent, 1. Ketakutan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.         Sebenarnya ini tidak hanya dirasakan oleh seorang single parent, ini masalah publik. Masalah manusia pada umumnya. Salah satu ujian yang memang sudah Allah siapkan bagi manusia. Yang menyesakkan adalah saat anak merengek meminta susu,  sedang uang tidak ada. Dalam kondisi kalut,  berusaha tetap sabar menghadapi anak yang mulai berguling-guling meminta susu. Air putih jadi andalan. 2. Image negatif yang sudah

Karena Hati Adalah Sumbernya

Saat awal aku mendengar tentang kelas Menulis Dengan Hati ini di fanpage Febrianti Almeera, aku merasa penasaran. Sepertinya aku butuh kelas ini. Lagipula,  aku suka menulis,  berinvestasi untuk ini adalah hal yang menjadi prioritasku. Aku memang sedang ingin memperbaiki caraku menulis dan menambah referensi tentang dunia kepenulisan. Takdir menghadirkan broadcast massage tentang kelas MDH batch 5 dan 6 ini aku baca pada sebuah jejaring sosial. Kalau memang tidak ada yang kebetulan, aku yakin Allah menghadirkan berita itu tepat di saat aku sedang sangat membutuhkannya. Sejujurnya, salah satu motivasiku menulis adalah menghasilkan income yang dapat menopang kebutuhan keseharianku dan keluargaku. Kan memang begitu kata para penulis besar, setidaknya aku pernah mendengar salah satunya berkata, menulislah agar kau menjadi kaya. Hehe. Mungkin agak sedikit materialistis. Tapi memang itu yang sedang menjadi tema utama permasalahan yang harus segera dicarikan solusi.  Dan aku pikir,  kelas in

Menjadi Ibu?

Besok, kembali ke kelas menulis dengan hati. Pertemuan kedua. Setelah berjarak seminggu. Akhirnya bertemu lagi. Ada rasa senang dan penasaran. Kira-kira besok akan disampaikan apa ya di kelas? Rasa-rasa tidak sabar menunggu dimulainya kelas besok. Bertemu dengan teman-teman di batch enam. Ada teh Lala seorang bunda yang energik. Ada juga teh tria yang jagi desain web. Teh Ai yang supersibuk. Dan teh Erva yang hobi buat kue.. Semoga besok bisa kembali menimba ilmu. Menjadi gelas kosong yang siap diisi. Agar sempurna. Dapat menuliskan apa-apa yang ada di dalam hati lewat kata-kata. Agar ada rasa di atas kata. Berbeda dengan minggu lalu, minggu ini aku datang bersama dengan anakku. Ya, walaupun anakku tidak aku bawa masuk ke kelas nanti. Tapi dia ikut aku ke Bandung sejak hari minggu kemarin. Anggaplah jalan-jalan. Karena ibunya banyak urusan yang harus diselesaikan di Bandung, kerjaan,  tugas penyelesaian skripsi,  dan juga menghdiri kelas Menulis Dengan Hati tentunya. Alhmdulillah. A

Biarkan Emas Itu Menjadi Milikmu

Jangan mudah memberikan janji, jika tidak pasti apakah bisa menepati. Itu yang aku pelajari. Membuat seseorang berharap atas janji-janji kita lalu tidak kita tepati. Itu hanya akan menyakiti. Bukankah hubungan antar manusia harus terus dijaga? Perbaiki jika ada yang salah? Allah pun memperingati orang-orang yang beriman dengan kata yang sangat jelas,  tanpa makna bersayap: "wahai orang-orang yang beriman,  penuhilah janji-janjimu." qur'an surah Al-Maidah ayat 1. Jika kita pernah kecewa pada seseorang,  cara paling mudah untuk memperbaiki rasa kecewanya adalah dengan berkaca, jangan-jangan,  kita pernah pula memperlakukan orang lain dengan cara yang sama. Rasa kecewa yang kita terima sekarang,  hanya salah satu cara Allah untuk kita agar tersadar, kita pernah pula menjadi pelaku pembuat kecewa orang lain. Selanjutnya, mulailah perbaikan, mohon ampunan, bersihkan diri,  jangan lakukan lagi perbuatan salah yang mungkin sebelumnya pernah kita lakukan. Jikalau pun sampai

Seseorang yang Mengenalmu

Sejak awal, ada seseorang yang mengenalmu lalu mendekatimu hanya karena penasaran. Sebelumnya dia bisa saja sangat mendukung apapun yang kau lakukan, memuji setiap langkah yang kau ambil,  seolah selalu ada saat kau butuhkan. Tapi rupanya setelah cukup info tentang keburukanmu, dia pergi menjauh. Menyebarkan segala jenis keburukanmu kepada yang lain. Setelah dia cukup tahu bahwa kau punya begitu banyak kelemahan,  dia lantas merasa bahwa dirinya selalu lebih baik dari padamu. Setiap langkahmu,  baginya hanyalah sesuatu yang salah. Setiap kebaikanmu,  baginya adalah sumber cerita yang akan berbalik menjadi fitnah bagimu. Selama kau hidup, akan selalu ada orang-orang seperti ini. Kau tidak pernah merasa nyaman dengan keberadaannya. Kau benci sikapnya,  tapi kau tak bisa apa-apa. Selain berusaha memaafkan dan terus berusaha meluaskan hati lagi dan lagi. Lagi pula,  itu tanda bahwa memang ternyata, batas antara kebaikan dan kesombongan hanyalah sehelai tirai tipis. Lewat keberadaan seseo

Yang Kadang Terluput

Sore di dalam kereta. Gambir-Bandung. Perjalanan sore dengan kereta ternyata menyuguhkan banyak sekali pemandangan yang indah. Lembayung senja, perumahan penduduk, hutan, kebun bambu, bebukitan dan banyak pemandangan lainnya. Menyenangkan. Anakku tak henti mengoceh tentang apapun yang ia lihat dari jendela Argo Parahyangan. Beburung terbang, lelangit sejuta warna, lelayang beradu, semuanya bisa menjadi tema ocehannya. Aku bersyukur atas nikmat ini. Mampu melihat, sedang banyakyang penglihatannya Allah ambil. Membersamai seorang anak yang cerdas, sedang banyak yang lainnya, begitu menginginkan kehadiran seorang anak yang tak kunjung hadir setelah belasan tahun pernikahan. Alhamdulillah atas segala nikmatMu ya Allah,  yang terkadang luput dari pandanganku. Terima kasih. Aku mencintaiMu.

Kematian dan Keabadian: Karena Kita Tak Pernah Tahu

Mata ibu itu menatapku penuh makna. Genggaman tangannya selepas salam tadi belum juga dilepaskan dari tanganku. Menjabatku erat. Dia seperti sedang meneliti wajahku dalam. ' apa mungkin ibu ini seseorang yang mengenaliku?' tanyaku dalam hati. Sejurus kemudian, ibu tersebut berujar, "Senyumnya… Tahi lalatnya…" Aku semakin merasa aneh dengan perilaku sang ibu. "Kenapa bu?" tanyaku. "Mirip anak ibu." "Oh ya? Masyaallah." aku menanggapi dengan senyuman. Air muka sang ibu yang baru kukenal itu tetiba berubah sendu. "Tapi anak ibu sudah meninggal tahun lalu." kulihat ibu itu menahan air matanya agar tak tumpah segera. "Innalillah.. Kenapa bu?" Beberapa detik sempat hening, beliau tercekat, susah payah berusaha menjawab tanyaku, "Kecelakaan… " jebol sudah bendungan air matanya. Banjir… Aku menatap prihatin,  kuusap bahunya sambil berkata, "Insyaallah sudah di tempat yang jauh lebih baik ya bu."

Pucuk Merah

Depok,  24 April 2015 Angin sedang bertiup keras di luar sana. Malam yang dingin semakin bertambah dingin. Entah musim apa sekarang. Yang seharusnya bulan April sudah masuk ke masa musim panas di Indonesia,  sekarang justru malah hujan seperti tak kenal lelah menyapa tanah,  setiap hari.  Di Depok,  sudah dua hari ini hujan turun berturut-turut setiap sore. Anugerah yang menyenangkan sekali. Merasakan semilir angin yang membawa wangi sejuk tanah. Pandangan mataku tertumbuk pada pepohonan di pekarangan rumahku. Ada satu pohon yang menarik perhatianku. Lama kupandangi daun-daunnya yang berwarna hijau dengan pucuk-pucuknya yang berubah warna menjadi merah. Indah. Ditambah latar langit sore selepas hujan, juga angin yang menerbangkan daun-daun gugur menerpa tanah. Aku terkesima. Aku bertanya-tanya dalam hatiku, "Warna merah itu bunga atau daun ya?" Umiku yang sedang menjahit, fokus dengan pekerjaannya lupa menikmati pemandangan di luar jendelanya yang begitu indah. Dengan da

Salah

Perasaan bersalah terkadang terasa begitu menyiksa, bagiku. Berulang meminta maaf pun kadang masih terasa tidak nyamannya. Membuat orang lain marah karena kesalahanku adalah hal yang buatku pribadi sangat menyakitkan. Memang salahku. Tapi apa mungkin kejadian yang sudah berlalu berperan banyak juga ya dalam kondisi emosional aku sekarang? Aku pernah mengalami bagaimana berada dalam suasana hati merasa bersalah yang sangat dalam. Jadi mungkin saja dengan kini sedikit tersentuh saja dengan rasa bersalah maka yang timbul adalah kebangkitan kembali rasa bersalah mendalam yang sebelumnya. Memang kejadiannya tidak terkait sama sekali. Tapi judul besar emosinya sama:  rasa bersalah. Dan parahnya lagi rasa bersalah ini membuaku menjadi tidak nyaman dengan diri sendiri. Membuatku marah dengan diriku sendiri. Dan berakhir dengan rasa  putus asa dengan diri sendiri. Apa penyakit ini sudah cukup gawat ya? Tapi aku pikir,  akan banyak orang di luaran sana dengan kasus emosi serupa bahkan banyak

Dari Sesak Jadi Lega Lalu Bahagia

Cimahi, 22 April 2015 MALU! Satu kata emosi yang paling aku rasakan di pertemuan pertama privat class Menulis Dengan Hati yang diisi oleh teh Febrianti Almeera alias teh Pepew yang super ekspresif. Pemaparan yang disampaikan sejak awal, bahasannya simple, tentang NIAT. Tapi entah berapa kali ya aku merasa ditampar-tampar? Aku masih belum jujur. Masih banyak ‘udang dibalik tulisanku’. Rasa malu merambati hati, menyebabkan sesak yang coba aku terjemahkan dalam dialog hati. “Ini sesak apa?” Ada emosi negatif yang mungkin terpendam. Meski sisa, tapi bongkahannya masih besar ternyata. Belum release sepenuhnya. Aku pikir aku sudah cukup ‘sembuh’ dan ‘sehat’ sejak masalah terakhirku; depresi karena tekanan kehidupan yang menjadi bagianku. Menuliskannya, adalah hal menakutkan buatku. Apalagi membiarkan orang lain tahu kisahku. Tapi ‘sampah’ itu harus sesegera mungkin ditangani bukan? Dan aku rasa keberadaanku di kelas Menulis Dengan Hati hari ini tidak salah, aku berada di ke

Jangan Putus Asa

Gambar
Jangan Putus Asa~ Iman seseorang akan terlihat dengan jelas ketika menghadapi cobaan. Ia terus berdoa dengan sungguh-sungguh, walaupun tidak kunjung melihat tanda-tanda dikabulkan. Harapannya tidak pernah berubah meski banyak alasan untuk putus asa. Karena ia tahu benar bahwa Tuhannya lebih mengetahui apa yang terbaik baginya dibanding dirinya. Tidakkah Anda mendengar kisah Nabi Ya’kub ? Beliau didera cobaan selama 80 tahun, tapi harapannya tidak pernah berubah. Ketika dia kehilangan Bunyamin setelah kehilangan Yusuf, harapannya tetap tak berubah. Dia justru berkata, عَسَÙ‰ اللَّÙ‡ُ Ø£َÙ†ْ ÙŠَØ£ْتِÙŠَÙ†ِÙŠ بِÙ‡ِÙ…ْ جَÙ…ِيعًا Ø¥ِÙ†َّÙ‡ُ Ù‡ُÙˆَ الْعَÙ„ِيمُ الْØ­َÙƒِيمُ  “Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Yusuf : 83) Jadi, jangan sekali-kali anda merasa terlalu lama didera cobaan dan menggerutu karena terlalu banyak berdoa. Karena Anda sedang diuji dan diminta untuk bersabar dan berdoa. Jangan pernah me

Pengasinan-Sawangan, 12 April 2015

Gambar
Seharian full di rumah. Adalah hal yang sangat membosankan buatku. Bagi pribadi yang hobby jalan-jalan, berdiam diri adalah hal paling menjemukan. Tapi bagaimanalah, keadaan memaksa, juga kondisi yang kurang fit. Mengecat rumah, agar mendapat suasana baru. Karena dinding rumah sudah terlalu kotor. Putih yang berubah cokelat. Dan itu adalah hal termudah yang dapat mengubah kondisi fisik dan psikis dari sehat menjadi sakit. Kelelahan. Lupa makan. Hingga larut malam. Sore, aku baru benar-benar menatapmu. Seolah lagi-lagi Allah sedang ingin menyampaikan sesuatu padaku lewat kesedihan akibat prasangka buruk seorang sahabat kepadaku. Dan karenanya, tadi sore, barulah aku benar-benar menatap dalam arti menatap yang sebenarnya. Kau bahagia, dan membahagiakan. Baiknya Allah padaku, dia letakkan seorang qurrata a'yun sebagai pelipur laraku,  tepat di sisiku. Berkeliaran di sekitaranku mencari perhatian, membuntuti kemanapun aku pergi, begitu enggan aku tinggal meski hanya sekedip mata.

Allah… Kau mau sampaikan apa? Kau tahu aku terus berusaha. MendekatiMu. Meski mungkin banyak tersalah. Kau marah? Karena aku salah? Kalau bukan memohon maaf dariMu. Kemana lagi aku harus pergi mencari perlindungan? Kau tahu… aku tidak punya pelindung selain diriMu. Kalau Kau tinggalkan aku.. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Jika ini ujianMu.. Aku hanya mohon, kuatkan aku bersabar. Mudahkan aku memperbaiki diri. Selalu.

My Soundcloud

Listen to mine by Nusaibah Az Zahra #np on #SoundCloud https://soundcloud.com/nusaibah-az-zahra/sets/mine

Yang Rindu

Yang rindu tapi tidak bisa bertemu.. Semoga jadi doa-doa baik. Kebersamaan dengan Al-Qur'an akan terus jadi pengingat akan masa yang hanya sebentar tapi meninggalkan kesan mendalam. Kepergian seseorang dari kehidupanmu tidak perlu menghilangkan pula semangat yang sebelumnya perna ia percikkan. Saat kau menjaga semangat itu tetap ada, dalam keseharianmu. Itu cara mengenang paling baik yang akan membuatnya tersenyum. Hingga suatu saat Allah izinkan berjumpa lagi, kisah kepergian dan kisah sesudahnya membawa kebaikan dan keberkahan yang harumnya membawa kita sama-sama dapat berkumpul kembali di tempat yang jauh lebih baik… Ini tentang rindu. Pada sahabat-sahabat pejuang Al-Qur'an yang pernah saling menyemangati, pada suatu masa di belahan bumi nun jauh dari tempatku kini menjejak. Jarak tidak pernah bisa mematikan sebuah persaudaraan, kan? Kau ada dalam doa-doaku.

Dunia

Dunia ini kejam. Kadang dia bisa memaksa orang baik-baik menjadi orang yang jahat. Kadang pula ia sanggup membuat orang yang sedang berusaha taat menjadi ahlul maksiat. Kalau bukan karena perlindungan Allah Kalau bukan karena penjagaan dari Allah Mungkin tidak akan ada satu pun orang baik dan orang taat di dunia ini. Kami lemah selemah-lemahnya ya Allah. PenjagaanMu atas setitik iman yg kami punyai dalam hati kami atau jika belum ada setitik pun, kami sedang berusaha menjadi hamba yg taat dan bertaqwa padaMu, sangatlah kami butuhkan.. Sangat kami perlukan.. Jaga kami, jaga iman kami,  jaga hati kami, jaga rasa butuh dan kebergantungan kami padaMu, selalu.. Jangan pernah lepaskan kami dari penjagaanMu sekedip mata pun atau kurang dari itu. Perbaiki diri kami.. Maafkan kami.. Kami berusaha untuk terus bangkit bertaqwa lagi setelah dunia menjatuhkan kami berulang kali dengan rayuan-rayuan menggoda. Kami hina, kami lemah, kami butuh sepenuhnya padaMu…

Yaa Allah, I love You more…

Gambar
Rasa hati ini, yaa Waduud, Kau yang paham. Mohon Kau jaga rasa cinta ini. Aku mencintaiMu. Dan tiap hari rasa ini semakin bertambah. Menelusuri jejak langkah yang telah terlewat adalah menemukan cintaMu dalam tiap detiknya. Rasa cinta ini,  yaa Rahmaan, Kau yang tanamkan. Mohon Kau jaga rasa hati ini. Aku mecintaiMu. Dengan cinta yang tidak berkurang seincipun dari hari ke hari. Kau buat ianya membesar lewat segala kuasaMu yang Kau hadirkan dalam tiap waktuku. Terimakasih, Kau izinkan aku merasakan keindahannya. Aku merindukanMu. Berharap dapat berkesempatan menatap wajahMu di ketinggian SurgaMu kelak. Saat waktu fanaku selesai, semoga berakhir baik. Dalam keridhaanMu atasku,  atas amalku, atas kecintaanku yang terus coba kutumbuhsuburkan dalam gerak hati dan gerak  akhlak. Meneladani kekasihMu, Nabi Muhammad rasulullah shallallahu 'alahi wasallam... Mohon penjagaanMu, perlindunganMu,  pertolonganMu, selalu dalam langkahku..

Kebencian?

Yaa Rabb… Aku, sedang berusaha membersihkan hatiku dari berbagai rasa negatif. Salah satunya dari rasa bernama benci. Memang siapa di hidup ini yang dapat membuat orang lain bersikap selalu seperti inginnya? Tidak akan pernah bisa. Sekeras apapun berusaha menyuruh orang lain menjadi sesuai yg kita inginkan, tidak akan pernah bisa. Perilaku kebanyakan orang, akan banyak berlawanan dengan yang seharusnya. Kau yang berusaha baik, masih dikira yang tidak-tidak pun tetap hak mereka bukan? Hak masing-masing mereka? Sah sah saja… Mungkin memang kau tidak akan suka dengan perilaku mereka yang menimbulkan titik-titik benci dalam hatimu.. Mungkin memang kau marah dengan kelakuan mereka yang tidak habis pikir sekali di otakmu.. Tapi hatimu tetap berhak pula damai bukan? Tapi hatimu tidak seharusnya ikut ternodai bukan? Mungkin kau benci,  mungkin pernah ada marah. Tapi terimalah… mereka adalah orang-orang yang Allah hadirkan untuk menempamu menjadi pribadi pemaaf,  menjadi pribadi yang

Membaca Kehidupan

Perjalananku ke tanah suci Makkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwarah sudah usai. Tanggal satu April 2015, tepat pukul 1 dini hari lebih 35 menit Flynes yang membawaku terbang mendarat di pelataran Soekarno-Hatta. Satu minggu yang penuh kebahagiaan sekaligus sedu-sedan haru. Menapai jejak nabi Muhammad dalam pengetahuanku yang terbatas tentang sejarah dua kota suci ini. "Semoga umrohnya mabrur dan maqbul." Banyak yang mendoakan begitu. Semoga saja perjalananku dengan niat utama melaksanakan ibadah umroh kemarin itu diterima Allah dan menjadikan aku semakin baik lagi dari pribadiku yang sebelumnya. Aamiin. Aku banyak berdoa tentang meminta kenikmatan dalam ibadah dan menjadi ahlullah, penjaga Al-Qur'an yang hafalannya tidak hanya mutqin tapi juga tercermin dalam akhlak sehari-hari... Sekarang sudah memasuki tanggal 3 April 2015, jam 1 dini hari (lagi),  sesudah hibernasi siang tadi, akibat jetlag perjalanan terjauh pertamaku dengan pesawat. Membuka-buka halaman