Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Rasulullah, Aku Menyapamu di Uhud

Gambar
في انتظار الصلاة العشاء، Masjid Nabawi.  Perjalanan umroh, hari ke-2 di Madinah. Melakukan kunjungan ke berbagai tempat yang memiliki kisah luar biasa di sebalikan gundukan waktunya. Masjid Kuba, mengingatkanku akan kisah saat rebana bertabuhan sahut-menyahut membentuk harmoni indah menyambut kedatangan 'sang bulan purnama'. Lantunan sya'ir indah penyambutan kedatangan sang rahmatan lil'alamin. Rasulullah. Tempat penentu hari pertama dalam kalender yang menyejarah: Hijriyah. Beberapa raka'at di dalam masjid Kuba yang kulakukan membawaku merenungi perjalanan hijrah Sang Nabi yang sangat heroik yang berjarak satu setengah milenium denganku kini. Atas izin Allah,  islam bertahan dan berkembang sedemikian dahsyat. Ya Rasulullah, ummatmu sebanyak ini sekarang, semoga sebanyak itu pula iman bersemayam di dalam dada-dada ummatmu di akhir zaman ini. Bersujud syahdu di dalam masjid pertama dalam sejarah kerasulanmu, adalah sujud dengan sepenuh cinta bergemuruh. Aku rindu

Cinta yang Tidak Bisa Dijelaskan

Dan dibagian bumi yang lain. Bukan tempat kau berpijak kini. Nun jauh di sana. Bahkan bisa jadi, di tempat kau berada kini. Bisa di manapun… Ada orang-orang yang mencintaimu.. Mendoakanmu sepenuh ketulusan hati. Tanpa mengharapkan balasan apapun. Orang-orang itu mencintaimu dengan kecintaan yang jika harus dijelaskan entah timbul karena apa akan terasa membingungkan.. Bukan fisik, bukan indah yang dipandang mata. Cinta yang timbul karena Allah izinkan dan juga tanamkan di dalam hati-hati mereka. Bukankah itu bukti? Tunai. Allah balas sempurna. Atas setiap gerak hati yang terus mencoba melakukan sesuatu apapun karena Allah, untuk mendapat cintaNya,  untuk merengkuh ridhaNya. Meski terbata-bata mengejanya.. Meski tertatih-tatih bahkan pernah sering kali terperosok lalu berkeras bangkit lagi.. Buat Allah mudah saja membuat keseluruhan orang mencintaimu.. Kau hanya perlu meraba, seberapa besar kau simpan Allah di hatimu, seberapa besar kau menaruh cintaNya diatas yang lainnya. Itu sa

Someone Precious

Gambar
Dalam kamus hidupmu, pernah kau temukan terselip satu rasa bernama cinta …? Dalam perjalanan hatimu, kau pernah berharap ada seseorang yang istimewa yang akan kau baktikan dirimu padanya, tanpa tendensi apapun? Sebelumnya… Aku pernah merasakan hal itu. Lalu berlari kuat-kuat darinya. Takut. Dan uniknya rasa yang bernama cinta ini,  semakin ditolak kuat, semakin menjadi-jadi. Berlari dari hal yang bernama cinta. Ketakutan dengan pikiran bahwa sakit yang ditimbulkannya akan lebih besar dari pada sekelumit rasa yang unik ini. Jadi,  memang buat apa merasakan cinta pada sesuatu yang tidak pasti. Pikirku saat itu. Menyulam rasa cinta yang paling menenangkan adalah saat mitsaqan ghalizha yang terucap dari bibir seseorang yang mungkin kau tak kenali awalnya, yang mau tak mau harus kau terima, yang ternyata lebih menenangkan kedepannya, dalam kepasrahan pada Sang Maha Cinta.. Karena saat janji suci yang menggetarkan 'arsy itu terucap,suka tak suka,  kau harus jadikannya adalah seseorang