Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

SoundCloud: Bangkit dan Kekuatan Hati

Listen to Bangkit dan Kekuatan Hati by Nusaibah Az Zahra #np on #SoundCloud  dengar di sini Kau tau rasanya bangkit lagi sesudah terjatuh? Buat kau yang pernah merasakan pasti tahu persis rasanya. Sesudah kau porak-poranda. Sesudah kau tak tahu harus kemana bertumpu dengan: tangan lemah, kaki patah, mata tumpah, otak gemuruh,  tubuh lantak, dada sesak, sakit di setiap gerak. Menyusun kembali serpihan tentang "Kau punya kesempatan." Mengumpulkan lagi puing-puing bahwa "Setiap kau tak berhenti, kau masih bisa" Membangun ulang reruntuhan kepercayaan pada diri, pada orang lain, pada keyakinan, dan terutama pada Penggenggam Jiwa… Tak semudah yang kau pikirkan. Sungguh. Tapi kobaran api yang hampir padam, tertinggal setitik dalam bara yang perlu dikipasi agar kembali menyala. Aku masih ingin bangkit, meski tidak mudah. Aku hanya butuh angin. Ya,  angin… Agar bara hitam yang tersisa, dengan setitik nyala merah itu kembali menyala dengan keberad

SoundCloud "Kontemplasi: Kita dan Gerhana"

Listen to Kontemplasi: Kita dan Gerhana by Nusaibah Az Zahra #np on #SoundCloud  dengar di sini Tulisan ini,  akhirnya dibuat juga soundcloudnya. Iseng awalnya. Tapi semoga bermanfaat ya… "Ibarat matahari dan bulan. Kerinduan mempertemukan keduanya dalam baris yang sama. Menghitamlah sejenak angkasa… Jika pertemuan karena kerinduan itu dilanjutkan, mungkin gelap akan bertahan lebih lama. Jika keduanya enggan beredar lagi, nyaman dengan pertemuannya, mungkin akan binasalah alam semesta. Tapi lihatlah… Ketaatan keduanya pada Allah Sang Maha Pengatur, membuat keberlangsungan sistem di alam semesta terus berlanjut. Meski mungkin, keduanya akan butuh waktu lama lagi untuk berjumpa kembali pada jarak sedekat itu. Tapi ketaatan pada Allah haruslah diatas segalanya. Meredam segala ego. Mari belajar pada ketaatan mereka."

SAAT KAU INGIN, APA YANG SUDAH KAU BERI?

Apa yang kau inginkan? Saat kau sudah tau apa yang kau inginkan apa kau siap menjalaninya dengan menerima segala resiko serta ujiannya? Permintaanmu teramat besar: memohon yang terbaik di dunia dan akhirat, meminta pengampuan atas dosa,  bahkan sampai meminta surga. Memohon mencinta dan dicinta olehNya.. Sudahkah setimpal apa yang kau mintakan dengan apa yang kau berikan padaNya? Memang benar Dia tak butuh diberi,  tapi,  seserius apa kau dengan keinginanmu dan permintaanmu? Memohon sebuah hati yang lembut dan suci, menjadi bejana bumiNya. Menjadi lewatan hantaran kebaikanNya bagi sebanyak mungkin manusia.. Apa sudah setimpal apa yang kau mintakan dengan apa yang kau berikan? Seserius apa kau memintanya? Dalam amal yang masih seadanya,  kau meminta lebih? Dalam niatan yang masih rendah,  kau meminta lebih? Dalam keseriusan yang masih sebatas kata,  kau meminta lebih? Lakukanlah lebih untuk mendapatkan lebih,  jika memang itu yang kau mau. Perbaiki amalmu.  Luruskan niatanmu

Menyusun, Mengumpulkan, Membangun dan Kekuatan Hati

Kau tau rasanya bangkit lagi sesudah terjatuh? Buat kau yang pernah merasakan pasti tahu persis rasanya. Sesudah kau porak-poranda. Sesudah kau tak tahu harus kemana bertumpu dengan: tangan lemah, kaki patah, mata tumpah, otak gemuruh,  tubuh lantak, dada sesak, sakit di setiap gerak. Menyusun kembali serpihan tentang "Kau punya kesempatan." Mengumpulkan lagi puing-puing bahwa "Setiap kau tak berhenti, kau masih bisa" Membangun ulang reruntuhan kepercayaan pada diri, pada orang lain, pada keyakinan, dan terutama pada Penggenggam Jiwa… Tak semudah yang kau pikirkan. Sungguh. Tapi kobaran api yang hampir padam, tertinggal setitik dalam bara yang perlu dikipasi agar kembali menyala. Aku masih ingin bangkit, meski tidak mudah. Aku hanya butuh angin. Ya,  angin… Agar bara hitam yang tersisa, dengan setitik nyala merah itu kembali menyala dengan keberadaannya. Tapi di dalam sini gelap. Pengap. Bernafas pun sulit. Ke mana mencari angin? Yang dulu dengan sang

Aku dan Menulis

Sebenarnya hari ini ada yang sangat lucu (menurutku). Bertahun-tahun aku menulis dengan sangat lancarnya dan tanpa memikirkan apapun. Memangnya apa yang harus dipikirkan saat menulis? Ah, aku ini semakin sadar bahwa aku memang seorang pemikir, dan lebih detailnya lagi, aku adalah seorang pemikir yang rumit. Sekarang ini, di sini, izinkan aku membagikan kisahku dan dunia kepenulisan. Awal mula aku tertarik dengan dunia kepenulisan itu entah sejak kapan pastinya. Yang aku ingat, aku mulai rajin menulis diary dengan tulisan yang awalnya super cupu adalah sejak aku di sekolah menengah. Benar-benar tok hanya untuk menuliskan perasaan, kejadian sehari-hari dan hal-hal yang menurutku menarik untuk dituliskan dalam buku diaryku. Hanya untuk konsumsi pribadi pastinya. Manalah pernah aku akan membiarkan temanku membaca apa pun dari dalam buku diaryku, meski hanya sekedar mengintip saat aku sedang menulis? Aku tidak pernah merasa diriku hebat dalam dunia tulis menulis. Menulis pun tanpa mendap

Biarkan Hari-Hari Bertingkah Semaunya

Gambar

Cinta Tidak Pernah Salah Alamat

Tadi aku membatin. Apa kiranya doa seorang Yusuf AS yang digoda oleh seorang gadis yang begitu menawan. Mengajaknya memadu kasih, mengejarnya lalu membujuknya habis-habisan. Memang benar, dalam kondisi seperti itu, hanya taqwa yang akan mampu menjadi penjaga utama. Mungkin ada lesakan gairah dalam dada Yusuf AS, tapi dia benar lebih cinta pada Rabb-nya. Mungkin ada sentakan ingin dalam dada Yusuf AS, tapi dia benar lebih memilih Rabb-nya. Atas segala kesulitan dan nestapa yang pernah dia terima sebelumnya, mungkin mudah saja baginya mengiyakan ajakan seorang gadis jelita nan berkuasa. Tapi dia menolak segala kenikmatan sesaat untuk kenikmatan yang lebih abadi pada akhirnya. --- Bagaimana kusampaikan padamu bahwa cinta tidak akan pernah datang salah alamat. Tidak akan pernah. Mungkin kita pernah mencela kehadiran sang rasa, menolaknya ada, karena kita berpikir untuk apa ia ada jika kehadirannya malah menjadi beban tanpa guna? Mungkin kita juga pernah menyan